Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bayi Prematur di Tasikmalaya Meninggal Setelah Photoshoot, Keluarga Geram

Karena satu dan lain hal, ada momen seorang ibu harus melahirkan bayinya secara prematur. Mirisnya, seorang bayi prematur meninggal setelah photoshoot di Tasikmalaya.


Kasus ini menggemparkan media sosial, karena seharusnya bayi prematur mendapatkan perawatan khusus. Berbagai pihak semakin dibuat geram karena sesi photoshoot ternyata dilakukan tanpa sepengetahuan keluarga.
Bayi Prematur Meninggal Setelah Photoshoot



Kabar ini pertama kali diunggah oleh pengguna Tiktok bernama Nadia Anastasya Silvera. Adik ipar Nadia melahirkan di sebuah klinik bernama Klinik Alifa, Tasikmalaya.


Karena sebab tertentu, bayi lahir dalam kondisi prematur. Saat itu, berat badan bayi hanya 1,5 kg. Namun, betapa terkejutnya keluarga karena saat dijemput bayi sudah dalam kondisi tak bernyawa.


Usut punya usut, ternyata bayi itu sempat dijadikan konten sesi newborn photoshoot. Dilakukan oleh pihak klinik, sesi pemotretan berlangsung tanpa izin keluarga. Sontak, hal ini membuat keluarga geram.


Pemilik akun yang juga kakak dari ayah kandung korban menceritakan pengalaman pahitnya usai menggunakan jasa di klinik tersebut hingga dugaan adanya tindakan malpraktik.


Bagaimana tidak, bayi mungil diposekan sedang memegang dagu. Bayi dipakaikan lapisan kain layaknya sesi foto. Padahal, bayi tersebut lahir dengan kondisi prematur dan berat badan rendah.


“Bayi 1,5 KG kalian beginikan tanpa ada ijin dari pihak keluarga, tanpa ada pemberitahuan dari pihak keluarga,” katanya mengawali cerita.


Nadia juga menceritakan hasil foto dan video newborn itu nantinya dijadikan bahan konten dan review klinik tersebut.


“Yang harusnya bayi di inkubator dan diberikan perawatan yang intensif malah kalian buat riview dan konten. Dimana hati nurani kalian? Ini manusia loh bukan binatang,” katanya sembari menandai Klinik Alifa yang berlokasi di Bantarsari, Kecamatan Bungursari, Kota Tasikmalaya.


Artikel terkait: Dua Bayi Prematur Meninggal di RS Al-Shifa Palestina Pasca NICU Mati Listrik, 30 Bayi Lainnya Terancam
Pelayanan Sudah Tidak Menyenangkan Sejak Awal



Di akun Instagram, Nadia menjelaskan sebenarnya pelayanan sudah tidak mengenakkan sejak awal. Adik ipar Nadia bahkan sempat disuruh kembali pulang karena dinilai belum saatnya melahirkan.


Bahkan ketika sang adik pecah ketuban dan mengeluarkan darah, bidan di klinik tersebut sibuk melakukan aktivitas lain.


“Adik ipar saya sebelum melahirkan, tidak di samperin sama bidan, sudah keluar ketuban dan darah pun si bidan keukeuh akan di periksa nya jam 24.00.


Tanpa memperdulikan adik saya sudah nangis kesakitan malah sibuk main handphone. Jam 22.00 bayi lahir si bidan malah sembari mengajarkan kepada mahasiswa praktek dan tetap sambil main handphone” sambung Nadia.


Hal lain yang juga disesalkan, bayi prematur tersebut bahkan diselimuti kain tebal. Hal ini yang diduga menjadi tindakan malpraktik yang dilakukan pihak klinik. Bahkan, oknum bidan juga memandikan bayi tersebut.


“Bayi kecil suci tidak berdosa, di inkubator harusnya mah euy telanjang posisi bayi itu, matanya ditutup, ini malah di pakein baju dua lapis, parnel dan diselimutin. Kalian sekolah gak? Baayi 1,5 kg harusnya di inkubator, dirawat dengan baik dan benar di NICU ini malah kalian jadikan konten dan review,” tegasnya. 


Diketahui, bayi tersebut lahir dengan berat badan rendah pada Senin (6/11/2023) pukul 22.00 WIB. Tanpa ada perawatan khusus, pihak klinik langsung mengembalikan bayi tersebut ke keluarga keesokan harinya.


“Pukul 08.30 WIB, ujar Erlangga, anaknya selesai dimandikan. Yang jadi pertanyaan, apakah bayi 1,7 kg bisa dimandikan? Lalu bidan jaga memberitahu bahwa anak dan istri saya di perbolehkan pulang, saya kira hanya istri saya saja yang pulang, ternyata anak saya juga disuruh pulang.” ujar Erlangga selaku ayah bayi.


Setibanya di rumah, bayi sempat dirawat keluarga. Bayi tidak mau mengonsumsi ASI dan akhirnya meninggal dunia.


Menindaklanjuti hal ini, keluarga telah melaporkan kasus ke Polres Tasikmalaya Kotaa dan didampingi pengacara.


Artikel terkait: Photoshoot Bayi Baru Lahir, Haruskah Dilakukan Profesional atau Bisa Sendiri?
Banjir Hujatan



Viral di aneka platform media sosial, kasus ini panen hujatan warganet. Banyak orang menyayangkan sekaligus mempertanyakan kecakapan bidan di klinik tersebut.


“Main ke IG-nya, ngeliat tubuh adeknya yg mungilnya banget, gw aja mungkin ga akan tega megangnya, ini malah difoto,” kata warganet.


“Bahkan td ada yg komen jg klo kliniknya ada masalah lain jg. Buat kalian yg lg hamil, slalu cari tau detil tempat persalinan kalian baik rs/klinil/bidan,” komentar warganet.


“Kobisa kyk gini sih, emg prosedur, sop, dan kode etiknya ga diterapin kah? atau emg miskom aja? tp fatal bgt anjir kalo emg miskom. semoga adeknya menjalani kehidupan yang “semestinya” di surga,” timpal warganet,


“Biasanya ruang anak suka ada jasa foto-foto, tapi kalau kondisi bayinya buruk gak mungkin lah dibuat foto. Nunggu sehat dulu dan pulang baru foto-foto,” pungkas warganet lainnya.


Menanggapi kasus ini, dr. Kurniawan Satria Denta, M.Sc, Sp.A turut angkat bicara di akun Twitternya. Menurutnya, melakukan sesi photoshoot pada bayi harus memperhatikan kondisi kesehatan bayi secara menyeluruh.


“Intinya gini, patokannya bukan di usia atau BB-nya, tapi kondisi bayinya stabil atau tidak. Dan ketika difoto stabilnya bayi itu akan terganggu atau tidak? Kalo tidak stabil ya jangan dianeh2in dulu. Stabil ini dari sisi suhu tubuhnya, jalan napas, pernapasan, jantung, parunya, dst, dll.” ujar dokter Denta.


Semoga hal ini bisa menjadi pembelajaran ya, Bun. Turut berduka cita untuk keluarga, semoga diberikan kesabaran dan ketabahan.
 


http://dlvr.it/Sz67tf

Posting Komentar untuk "Bayi Prematur di Tasikmalaya Meninggal Setelah Photoshoot, Keluarga Geram"