Pentingnya Memahami Bahasa Cinta atau Love Language Pasangan, Bisa Menghindari Perselingkuhan
Perselingkuhan saat ini tengah marak menjadi topik yang hangat dibicarakan, setelah banyaknya kasus perselingkuhan yang terekspos media. Hal ini memang bisa rawan terjadi, jika hubungan pernikahan tidak dijaga dengan baik. Sebuah fakta menarik diungkap oleh dr. Aisah Dahlan, CMHt., CM.NLP., bahwa memahami bahasa cinta pasangan (love language) adalah kunci penting dalam pernikahan, termasuk dapat menghindari terjadinya perselingkuhan. Hal ini diungkapnya dalam podcast Denny Sumargo beberapa waktu lalu.
Memahami Bahasa Cinta Pasangan, Kunci Pernikahan Harmonis
Seorang dokter yang juga praktisi neuroparenting skill dan hypnotherapist, dr. Aisah Dahlan, CMHt., CM.NLP., mengungkap bahwa memahami love language atau bahasa cinta yang dimiliki pasangan merupakan kunci pernikahan harmonis. Hal itu ia sampaikan dalam obrolannya dengan Denny Sumargo dalam podcast CURHAT BANG Denny Sumargo.
Ketidakcocokan Bukan Akhir dari Segalanya
Menurutnya, banyak pasangan yang hanya mengandalkan ‘kecocokan’ dalam pernikahan mereka, tetapi tidak benar-benar saling memahami watak dan kelemahan masing-masing. Ia menekankan, perbedaan pasti akan terjadi di dalam pernikahan. Hal itu umumnya terjadi karena watak dan kepribadian yang dimiliki pasti berbeda di antara kedua pasangan. Nah, hal ini malah sering menjadi sumber konflik yang berulang di rumah tangga. Padahal, jika perbedaan tersebut disikapi secara bijak, bisa menjadi penyeimbang dalam pernikahan itu sendiri.
“Suami istri itu seringkali dipertemukan (secara fitrahnya) dengan watak yang berbeda. Tapi karena perbedaan itulah jadi soulmate. Itulah tarikan di otak yang alami, karena nantinya untuk mem-balancing (penyeimbang),” ungkap dr. Aisah seperti dikutip dari podcast Denny Sumargo.
Namun, ia melanjutkan, kebanyakan yang tidak mengerti mereka menganggap (perbedaan watak) itu adalah kelemahan. Anggapan ‘ketidakcocokan’ ini seringkali membuat seseorang mencari apa yang ia tidak bisa dapatkan atau harapkan dari pasangan.
“Sebetulnya, jika rumah tangga itu dijembatani dengan ilmu, kemudian sudah memahami watak masing-masing, itu akan lebih mudah dijalani. Karena itu, perlu belajar watak pasangan kita. Nantinya, karena masing-masing (watak) berbeda, mereka malah akan saling membutuhkan. Tujuannya untuk balancing,” tambahnya.
Bagaimana Jika Sudah Cocok dan Sempurna, Tapi Tetap Selingkuh?
Alasan ketidakcocokan memang seringkali menimbulkan konflik hingga membuat seseorang mencari ‘kebahagiaan lain’ dengan berselingkuh. Namun, bagaimana jika sudah cocok dan nyaris sempurna, tetapi tetap ada perselingkuhan? Mengingat, banyak juga kisah pria atau wanita yang sudah memiliki pasangan yang mencintainya, baik padanya, nyaris sempurna baginya, namun tetap ada ‘ruang kosong’ yang belum terisi.
Menurut dr. Aisah Dahlan, hal ini rupanya terkait dengan love language atau bahasa cinta yang dimiliki seseorang. “Teori bahasa kasih itu diawali dulu dengan ‘baterai kasih sayang’. Menurut beberapa ahli, di otak ada sumber listrik yang diberi konsep (seperti) baterai. Semua orang, baterainya ada 5. Baterai ini harus dicas tiap hari dengan bahasa kasih sayang tadi (love language),”.
Dokter Aisah menambahkan, meski setiap orang punya kelimanya, yang membedakan antar individu adalah urutannya. Ada bahasa cinta yang paling mendominasi, dan paling paling kurang mendominasi. Misalnya, seseorang bisa memiliki bahasa cinta Physical Touch yang paling ia inginkan, meskipun ia menyukai kelimanya. “Lima-limanya ada di otak, kita semua suka. Tapi pasti ada yang (paling) suka banget. Namun ternyata faktanya, pasangan suami-istri ini urutan (baterai)-nya beda-beda,” ia menambahkan.
Perbedaan bahasa cinta antar pasangan inilah yang bisa sering menimbulkan ‘kekosongan’ di jiwa salah satu pasangan, jika tidak dipahami dengan baik satu sama lain.
Misalnya, seorang istri yang bahasa cinta pertamanya adalah Physical Touch, akan lebih menyukai dan merasa dicintai saat pasangan berdekatan dengan dirinya, seperti menggenggam tangan hingga memeluknya. Sementara seorang suami yang bahasa cintanya adalah Act of Service, akan merasa dirinya lebih dicintai ketika pasangannya memperlakukan dirinya dengan baik dan melayaninya, mulai dari hal kecil hingga besar. Jika kedua hal itu berbenturan di antara mereka, bukan tidak mungkin akan ada ‘ruang kosong’ akibat baterai kasih sayang yang tidak terisi tadi. Akibatnya, itulah yang membuat seseorang merasa tidak puas dan selalu merasa ada yang kurang dengan pasangannya. Karena itu, kita perlu belajar memahami bahasa cinta pasangan.
“Begitulah yang banyak terjadi. Akhirnya masuk seseorang (orang ketiga) yang sesuai dengan love language yang kita cari. Itulah awal mula perselingkuhan bisa terjadi”.
Dokter Aisah menambahkan, memahami love language ini memang butuh dipelajari antar pasangan menikah. Semua orang yang menikah harus sadar bahwa di rumah tangga itu akan ada banyak hal yang harus dipelajari, bukan hanya ‘diterima’ saja.
Artikel terkait: 5 Alasan Mengapa Seorang Perempuan bisa Selingkuh dari Pasangannya
Kenali Jenis 5 Bahasa Cinta, Anda yang Mana?
Dikutip dari laman Verywell Mind, sebelum menulis buku “The 5 Love Languages” pertama kali pada tahun 1992, Chapman mulai memerhatikan pola pasangan yang dia konseling. Ia menyadari bahwa pasangan tersebut salah memahami kebutuhan satu sama lain. Hal ini yang mendorongnya untuk menemukan lima bahasa cinta, atau cara dalam mengekspresikan cinta di dalam suatu hubungan. Yuk, pahami bahasa cinta Anda dan pasangan!
1. Words of Affirmation
Bahasa cinta ini tentang mengungkapkan kasih sayang melalui kata-kata yang diucapkan, pujian, atau penghargaan. Jika ini adalah bahasa cinta utama seseorang, mereka menyukai kata-kata dan dorongan yang baik, kutipan yang membangkitkan semangat, catatan cinta, dan pesan teks yang lucu.
2. Quality Time
Seseorang dengan bahasa cinta ini menginginkan perhatian penuh. Mereka merasa dicintai jika Anda hadir dan fokus pada mereka saat Anda bersama. Artinya, Anda harus menjauhkan ponsel, mematikan laptop, melakukan kontak mata, dan mendengarkannya secara aktif. Orang dengan bahasa cinta ini lebih mengutamakan kualitas daripada kuantitas.
3. Physical Touch
Seseorang dengan ketertarikan sentuhan fisik sebagai bahasa cinta utamanya merasakan cinta melalui kasih sayang fisik. Selain seks, mereka merasa dicintai ketika pasangannya memegang tangan, menyentuh lengannya, pelukan, atau memijatnya di penghujung hari, misalnya. Bagi orang-orang ini, mereka hanya ingin dekat dengan pasangannya secara fisik.
4. Acts of Service
Biasanya, acts of service adalah hal-hal baik yang Anda lakukan untuk pasangan yang membuat mereka merasa dicintai dan dihargai, seperti membantu mencuci piring, menjalankan tugas rumah tangga, atau membantu membetulkan pipa yang rusak.
Jika bahasa cinta utama pasangan Anda adalah tindakan pelayanan, dia akan memerhatikan dan menghargai hal-hal kecil yang Anda lakukan untuknya. Mereka cenderung melakukan tindakan pelayanan dan kebaikan kepada orang lain juga.
5. Menerima Hadiah
Bagi seseorang yang menggunakan dan merespons bahasa cinta ini, pemberian hadiah menunjukkan cinta dan kasih sayang. Mereka tidak hanya menghargai hadiah itu sendiri, tetapi juga waktu dan usaha yang diberikan oleh si pemberi hadiah.
Orang yang senang menerima hadiah sebagai bagian dari bahasa cinta utama mereka tidak selalu mengharapkan hadiah yang besar atau mahal; yang terpenting adalah usaha dan perhatian di balik pemberian itu.
Itulah pentingnya mengenali bahasa cinta pasangan, terutama dalam mengantisipasi perselingkuhan dalam pernikahan. Semoga bermanfaat ya, Parents.
***
What Are the Five Love Languages?
https://www.verywellmind.com/can-the-five-love-languages-help-your-relationship-4783538
/>
6 Alasan Pentingnya Mengenali Love Language Pasangan dalam Hubungan Pernikahan
Ups, Ternyata Ini 5 Tipe Perselingkuhan yang Tanpa Sadar Dilakukan
12 Perbedaan Pria dan Wanita yang Membuat Kita Memaklumi Pasangan
http://dlvr.it/T1hk38
Memahami Bahasa Cinta Pasangan, Kunci Pernikahan Harmonis
Seorang dokter yang juga praktisi neuroparenting skill dan hypnotherapist, dr. Aisah Dahlan, CMHt., CM.NLP., mengungkap bahwa memahami love language atau bahasa cinta yang dimiliki pasangan merupakan kunci pernikahan harmonis. Hal itu ia sampaikan dalam obrolannya dengan Denny Sumargo dalam podcast CURHAT BANG Denny Sumargo.
Ketidakcocokan Bukan Akhir dari Segalanya
Menurutnya, banyak pasangan yang hanya mengandalkan ‘kecocokan’ dalam pernikahan mereka, tetapi tidak benar-benar saling memahami watak dan kelemahan masing-masing. Ia menekankan, perbedaan pasti akan terjadi di dalam pernikahan. Hal itu umumnya terjadi karena watak dan kepribadian yang dimiliki pasti berbeda di antara kedua pasangan. Nah, hal ini malah sering menjadi sumber konflik yang berulang di rumah tangga. Padahal, jika perbedaan tersebut disikapi secara bijak, bisa menjadi penyeimbang dalam pernikahan itu sendiri.
“Suami istri itu seringkali dipertemukan (secara fitrahnya) dengan watak yang berbeda. Tapi karena perbedaan itulah jadi soulmate. Itulah tarikan di otak yang alami, karena nantinya untuk mem-balancing (penyeimbang),” ungkap dr. Aisah seperti dikutip dari podcast Denny Sumargo.
Namun, ia melanjutkan, kebanyakan yang tidak mengerti mereka menganggap (perbedaan watak) itu adalah kelemahan. Anggapan ‘ketidakcocokan’ ini seringkali membuat seseorang mencari apa yang ia tidak bisa dapatkan atau harapkan dari pasangan.
“Sebetulnya, jika rumah tangga itu dijembatani dengan ilmu, kemudian sudah memahami watak masing-masing, itu akan lebih mudah dijalani. Karena itu, perlu belajar watak pasangan kita. Nantinya, karena masing-masing (watak) berbeda, mereka malah akan saling membutuhkan. Tujuannya untuk balancing,” tambahnya.
Bagaimana Jika Sudah Cocok dan Sempurna, Tapi Tetap Selingkuh?
Alasan ketidakcocokan memang seringkali menimbulkan konflik hingga membuat seseorang mencari ‘kebahagiaan lain’ dengan berselingkuh. Namun, bagaimana jika sudah cocok dan nyaris sempurna, tetapi tetap ada perselingkuhan? Mengingat, banyak juga kisah pria atau wanita yang sudah memiliki pasangan yang mencintainya, baik padanya, nyaris sempurna baginya, namun tetap ada ‘ruang kosong’ yang belum terisi.
Menurut dr. Aisah Dahlan, hal ini rupanya terkait dengan love language atau bahasa cinta yang dimiliki seseorang. “Teori bahasa kasih itu diawali dulu dengan ‘baterai kasih sayang’. Menurut beberapa ahli, di otak ada sumber listrik yang diberi konsep (seperti) baterai. Semua orang, baterainya ada 5. Baterai ini harus dicas tiap hari dengan bahasa kasih sayang tadi (love language),”.
Dokter Aisah menambahkan, meski setiap orang punya kelimanya, yang membedakan antar individu adalah urutannya. Ada bahasa cinta yang paling mendominasi, dan paling paling kurang mendominasi. Misalnya, seseorang bisa memiliki bahasa cinta Physical Touch yang paling ia inginkan, meskipun ia menyukai kelimanya. “Lima-limanya ada di otak, kita semua suka. Tapi pasti ada yang (paling) suka banget. Namun ternyata faktanya, pasangan suami-istri ini urutan (baterai)-nya beda-beda,” ia menambahkan.
Perbedaan bahasa cinta antar pasangan inilah yang bisa sering menimbulkan ‘kekosongan’ di jiwa salah satu pasangan, jika tidak dipahami dengan baik satu sama lain.
Misalnya, seorang istri yang bahasa cinta pertamanya adalah Physical Touch, akan lebih menyukai dan merasa dicintai saat pasangan berdekatan dengan dirinya, seperti menggenggam tangan hingga memeluknya. Sementara seorang suami yang bahasa cintanya adalah Act of Service, akan merasa dirinya lebih dicintai ketika pasangannya memperlakukan dirinya dengan baik dan melayaninya, mulai dari hal kecil hingga besar. Jika kedua hal itu berbenturan di antara mereka, bukan tidak mungkin akan ada ‘ruang kosong’ akibat baterai kasih sayang yang tidak terisi tadi. Akibatnya, itulah yang membuat seseorang merasa tidak puas dan selalu merasa ada yang kurang dengan pasangannya. Karena itu, kita perlu belajar memahami bahasa cinta pasangan.
“Begitulah yang banyak terjadi. Akhirnya masuk seseorang (orang ketiga) yang sesuai dengan love language yang kita cari. Itulah awal mula perselingkuhan bisa terjadi”.
Dokter Aisah menambahkan, memahami love language ini memang butuh dipelajari antar pasangan menikah. Semua orang yang menikah harus sadar bahwa di rumah tangga itu akan ada banyak hal yang harus dipelajari, bukan hanya ‘diterima’ saja.
Artikel terkait: 5 Alasan Mengapa Seorang Perempuan bisa Selingkuh dari Pasangannya
Kenali Jenis 5 Bahasa Cinta, Anda yang Mana?
Dikutip dari laman Verywell Mind, sebelum menulis buku “The 5 Love Languages” pertama kali pada tahun 1992, Chapman mulai memerhatikan pola pasangan yang dia konseling. Ia menyadari bahwa pasangan tersebut salah memahami kebutuhan satu sama lain. Hal ini yang mendorongnya untuk menemukan lima bahasa cinta, atau cara dalam mengekspresikan cinta di dalam suatu hubungan. Yuk, pahami bahasa cinta Anda dan pasangan!
1. Words of Affirmation
Bahasa cinta ini tentang mengungkapkan kasih sayang melalui kata-kata yang diucapkan, pujian, atau penghargaan. Jika ini adalah bahasa cinta utama seseorang, mereka menyukai kata-kata dan dorongan yang baik, kutipan yang membangkitkan semangat, catatan cinta, dan pesan teks yang lucu.
2. Quality Time
Seseorang dengan bahasa cinta ini menginginkan perhatian penuh. Mereka merasa dicintai jika Anda hadir dan fokus pada mereka saat Anda bersama. Artinya, Anda harus menjauhkan ponsel, mematikan laptop, melakukan kontak mata, dan mendengarkannya secara aktif. Orang dengan bahasa cinta ini lebih mengutamakan kualitas daripada kuantitas.
3. Physical Touch
Seseorang dengan ketertarikan sentuhan fisik sebagai bahasa cinta utamanya merasakan cinta melalui kasih sayang fisik. Selain seks, mereka merasa dicintai ketika pasangannya memegang tangan, menyentuh lengannya, pelukan, atau memijatnya di penghujung hari, misalnya. Bagi orang-orang ini, mereka hanya ingin dekat dengan pasangannya secara fisik.
4. Acts of Service
Biasanya, acts of service adalah hal-hal baik yang Anda lakukan untuk pasangan yang membuat mereka merasa dicintai dan dihargai, seperti membantu mencuci piring, menjalankan tugas rumah tangga, atau membantu membetulkan pipa yang rusak.
Jika bahasa cinta utama pasangan Anda adalah tindakan pelayanan, dia akan memerhatikan dan menghargai hal-hal kecil yang Anda lakukan untuknya. Mereka cenderung melakukan tindakan pelayanan dan kebaikan kepada orang lain juga.
5. Menerima Hadiah
Bagi seseorang yang menggunakan dan merespons bahasa cinta ini, pemberian hadiah menunjukkan cinta dan kasih sayang. Mereka tidak hanya menghargai hadiah itu sendiri, tetapi juga waktu dan usaha yang diberikan oleh si pemberi hadiah.
Orang yang senang menerima hadiah sebagai bagian dari bahasa cinta utama mereka tidak selalu mengharapkan hadiah yang besar atau mahal; yang terpenting adalah usaha dan perhatian di balik pemberian itu.
Itulah pentingnya mengenali bahasa cinta pasangan, terutama dalam mengantisipasi perselingkuhan dalam pernikahan. Semoga bermanfaat ya, Parents.
***
What Are the Five Love Languages?
https://www.verywellmind.com/can-the-five-love-languages-help-your-relationship-4783538
/>
6 Alasan Pentingnya Mengenali Love Language Pasangan dalam Hubungan Pernikahan
Ups, Ternyata Ini 5 Tipe Perselingkuhan yang Tanpa Sadar Dilakukan
12 Perbedaan Pria dan Wanita yang Membuat Kita Memaklumi Pasangan
http://dlvr.it/T1hk38
Posting Komentar untuk "Pentingnya Memahami Bahasa Cinta atau Love Language Pasangan, Bisa Menghindari Perselingkuhan"