Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Menikmati Awal Kehidupan Anakku, Sangat Menakjubkan!

Kini ku sedang menikmati jadi ibu baru. Baru sekarang akhirnya merasakan tiada pengorbanan yang lebih besar selain daripada pengorbanan seorang ibu kepada anaknya. Saat belum punya anak, mungkin kita masih belum merasakan terlalu dalam bagaimana rasanya peran besar seorang ibu. Setelah memiliki anak, kita baru tahu apa saja tantangan jadi jadi ibu.  “Oh, seperti ini tuh rasanya bagaimana ibu merawat dan membesarkan kita,” batinku. Menikmati Jadi Ibu Baru Masih teringat  momen di mana aku akan melahirkan. Sore itu dengan perjuangan yang sangat hebat, robekan yang tak terhitung. Lahirlah bayi sepanjang lima puluh dua centi dengan berat badan 3,6 kg. Tak pernah terbayangkan akan memiliki anak seimut itu. Suara tangisan terdengar mengema di ruang sebelah. Sayangnya bidan tidak mengizinkan aku untuk melakukan AMD karena proses jahitan cukup lama dan membuat para bidan berpeluh. Tiga hari menjalani rawat inap. Sebuah jarum infus menancap di salah satu punggung tanganku. Dalam kondisi harus full istirahat pemulihan pasca lahir. Boleh berdiri tapi tidak boleh duduk, takutnya jahitan merengang kata bidan. Saat itu rasanya satu menit terasa seperti satu hari. Betapa bosannya hanya berbaring dan tidak bisa bergerak bebas. Namun supaya cepat pulih, ku ikuti semua instruksi bidan pemilik klinik itu. Setelah melewati tiga bulan yang penuh drama keharuan, kesulitan yang kadang meneteskan air mata, setelah masa-masa sulit pemulihan diri dan juga penjagaan bayi newborn, akhirnya aku bisa kembali tertawa saat melihat si kecil sudah pinter merespon segala macam stimulus berupa mengajak si bayi bicara. Kalau si bayi tersenyum maka seolah kebahagiaan yang tak terkira bagi kedua orang tuanya. Semua capek begadang hanya bisa tidur satu jam saja sehari, mata sudah panda menghitam membentuk lingkaran. Semua ngantuk sudah terbayar dengan seulas senyuman si bayi. Melihat Perkembangannya, Membuat Takjub dan Haru Pada usia anakku menginjak empat bulan ini, banyak sekali perkembangan motorik kasar maupun motorik halus yang bisa dia kuasai. Bahkan melebihi standar kemampuan bayi seusianya. Bangga rasanya. Bisa melihat anakku terus bertumbuh membuatku semakin menikmati jadi ibu baru. Dia sudah menyenangi warna-warna yang mencolok seperti merah tua, biru, dan kuning. Setiap ada benda yang berwarna cerah dia pasti tertarik melihatnya. Oh iya, sejak usia newborn aku selalu membiasakan bayiku untuk mendengarkan suara rekaman surah al Baqarah setiap malam. Sedangkan menjelang tidur, sambil menyusui atau sambil mengayun si bayi, aku menyanyikan lagu islami, lagu shalawat atau lagu naik delman. Setelah didengarkan berbagai macam lagu, ternyata anakku sangat menyukai lagu naik delman, kadang ada juga dia bosan dan diselingi lagu lainnya. Tapi lagu naik delman dan lagu burung kutilang termasuk lagu yang lebih sering di putarkan untuk pengantar tidur. Selain itu  anakku juga sangat tertarik kepada buku berwarna cerah. Dia sangat senang dibacakan buku. Pernah suatu kali aku memberikannya buku tulis kosong, cover depan buku ada gambar yang lucu. Dia memperhatikan dengan detail dan bola matanya hitam membelalak menunjukkan antusiame yang luar biasa. Ada salah satu perusahaan susu dari Jepang yang memberikan hadiah bagi pembeli sesuai jumlah kaleng sus yang dibeli. Hadiah mainan musical box ternyata kurang diminati oleh si kecil. Dia lebih senang bermain botol aqua kosong yang berbunyi. Pada usia bayi empat bulan, anakku sudah tertarik dengan benda yang menghasilkan bunyi-bunyian. Bungkus tisu basah, plastiknya pun dimainkan. Sungguh unik sekali bayiku suka benda-benda seperti ini, hahahaha. Mainan isap berupa tether atau pentil dot justru tidak ia minati. Sudah berapa kali dibelikan mainan malah tidak tidak digunakan. Dengan kesederhanaan pikiran para bayi, sebagai orang tua kita bersyukur bahwa di tengah pandemi saat ini si bayi justru malah lebih memahami kondisi keuangan orang tuanya. Dari sini, aku pun belajar bahwa mainan yang dibutuhkan anak-anak sebenarnya tidak perlu mainan yang mewah, dengan harga yang mahal. Nyatanya, banyak anak-anak yang lebih senang dengan mainan yang tersedia di dalam rumah, yang tidak terpakai dan yang mudah diperoleh. Termasuk anakku. Hal yang paling penting, orang tua cukup memastikan kalau mainannya bersih dan si kecil bisa mengeksplorasi mainan dengan mengisap dan memasukkan ke mulut. Rasa ingin tahu si bayi akan tersalurkan ketika semua benda yang ia minati bisa di jilat atau di masukkan ke dalam mulut.  Ketika si kecil mulai memasukan benda ke dalam mulutnya juga tidak perlu dilarang. Sebab, ini menandakan ankku mulai memasuki fase oral. Biasanya, sih, fase oral bayi  ini dimulai sejak bayi berusia 3 bulan hingga 4 bulan. Di mana bayi mulai memasukkan benda-benda di sekitarnya, termasuk jari ke mulut. Jadi, saat bayi memasuki fase ini nggak perlu dilarang ya, dan jangan sampai salah persepsi dengan menganggap kalau ini tanda bayi kelaparan.  Selain fase oral, aku pun tengah menikmati tumbuh kembang lainnya. Kini, anakku juga sudah bisa membedakan mana mamanya dan ayahnya. Sebab, penglihatan bayi saat umur 4-5 bulan sudah sangat berkembang.  Lucu sekali rasanya, saat aku pergi ke WC sebentar saja, anakku sudah menangis. Aku bersyukur karena telah berhasil membangun kelekatan kuat dengan si bayi. Mengingat saat luka jahitanku belum sembuh selama dua bulan, si bayi lebih tenang digendong yang lain daripada ketika ku gendong. Sebagai ibu yang melahirkannya tentu saja butuh perjuangan untuk membangun kedekatan dengan anak sendiri. Sama dengan ibu yang lainnya, aku pun berharap memiliki kedekatan dengan anakku. Jangan sampai dia lebih dekat dengan orang lain dibandingkan dengan kedua orang tuanya sendiri.   Ditulis oleh Kanisa Putri, VIPP Member theAsianparent ID The post Menikmati Awal Kehidupan Anakku, Sangat Menakjubkan! appeared first on theAsianparent: Situs Parenting Terbaik di Indonesia.
http://dlvr.it/S6PM55

Posting Komentar untuk "Menikmati Awal Kehidupan Anakku, Sangat Menakjubkan!"