Jadi Ibu, Membuatku Belajar Pentingnya Stimulasi Tumbuh Kembang Si Kecil
Selama menjadi ibu rasanya tidak ingin melewatkan setiap momen tumbuh kembang Si Kecil. Aku rasa semua ibu pun sama, mereka akan mengusahakan yang terbaik untuk pertumbuhan dan perkembangan anaknya. Inilah mengapa, pentingnya stimulasi anak perlu dilakukan.
Kadang aku berpikir, apakah selama ini aku sudah memberikan yang terbaik? Sudahkah memberikan stimulasi yang tepat? Karena aku seringkali mendengar bahwa menjadi orang tua itu belajarnya seumur hidup.
Bersyukur saat ini banyak sekali ilmu yang bisa kita dapatkan secara mudah, baik dari Platform Parenting seperti theAsianparent, lewat webinar yang diselenggarakan gratis dan diisi oleh para ahli, atau akun tenaga kesehatan seperti Dokter Spesialis Anak yang secara suka rela berbagi ilmu terkait tumbuh kembang Si Kecil. Akupun sadar, walaupun pernah berkerja sebagai tenaga kesehatan ilmuku tidaklah seberapa. Sehingga aku sangat merasa terbantu dengan kecanggihan dunia digital saat ini.
Pentingnya Stimulasi Anak dengan Cara Tepat
Selama ini, aku selalu berusaha memantau dan belajar mengikuti disetiap fase-fasenya. Banyak ilmu yang aku dapat dari literatur, webinar, atau sharing dengan para ahli. Ternyata sebagai orang tua kitapun harus memberikan stimulasi secara ‘tepat’ bahkan anak-anak memiliki periode sensitif yang bisa kita optimalkan.
Ketika mengikuti sebuah seminar online, aku mendapatkan materi menarik terkait dengan stimulasi yang tepat. Seringkali kita sebagai orang tua memaksa anak untuk cepat bisa dalam tumbuh kembangnya, padahal mereka berproses dan memiliki waktu yang sesuai dengan tahapan tumbuh kembangnya.
Berikan Stimulasi Sesuai dengan Usia
Sebuah grafik Brain Development menggambarkan tahapan usia dan periode sensitif anak. Beberapa warna mewakili dari periode sensitif sehingga dapat diberikan stimulasi yang optimal.
Sejak dalam usia kehamilan sebenarnya sudah mulai terbentuk susunan sel antar saraf dan sel-sel tersebut berkembang menjadi milyaran ketika lahir hingga tiga tahun pertama kehidupan. Namun, kualitas hubungan antar sel saraf ditentukan oleh stimulasi.
Ketika di usia new born, grafik tertinggi berada pada warna ungu dan putih yang artinya orang tua bisa mengoptimalkan stimulasi visual dan pendengaran karena pada saat itu perkembangan kedua sel syaraf tersebut sedang berkembang pesat.
Itulah sebabnya, beberapa ahli dan literatur menyarankan orang tua lebih aktif dan sering memberikan stimulasi seperti membacakan cerita dan merespon setiap celotehan anak. Selain itu, membaca cerita dengan berbagai macam gambar dan bentuk akan memberikan rangsang visual untuk Si Kecil.
*
Pentingnya Stimulasi Anak Dimulai New born
Di awal kehidupan, anak belum dapat melihat dengan jelas mereka hanya mampu melihat warna hitam dan putih serta jarak pandang masih sangat terbatas. Memberikan rangsangan visual seperti cahaya, pola, warna dapat merangsang perkembangan sel saraf penglihatan pada anak. Terlebih, penglihatan akan menjadi salah satu indra yang penting untuk berkoordinasi dengan indra lainnya.
*
Satu Tahun
Menginjak usia satu tahun, grafik tertinggi berada pada warna hijau, kuning, dan merah muda yang masing-masing mewakili kebiasaan dalam merespon, bahasa, dan kontrol emosi. Pada anak usia satu tahun mereka mulai belajar identitas dirinya.
Sehingga akan sangat bermakna ketika anak diberikan stimulasi yang sesuai. Beberapa ahli pun menyarankan untuk tidak memberikan gadget di usia tersebut, karena dikhawatirkan akan mengganggu tahapan tumbuh kembangnya terutama kemampuan dalam berbahasa.
Di usia 1 tahun anak mulai menirukan dan belajar memahami kata demi kata yang disampaikan oleh orang lain dan rangsang stimulasi akan optimal dengan berkomunikasi dua arah. Hal tersebut sangat berbeda dengan gadget yang hanya memberikan stimulasi satu arah. Selain itu, diharapkan anak dapat berbicara sesuai dengan bahasa sehari-hari.
*
Dua Tahun
Anak di usia 1 tahun juga diharapkan sudah dapat merespon keinginannya. Sehingga dibutuhkan peran orang tua agar anak dapat mencapai tumbuh kembang yang sesuai. Beberapa grafik lain mencapai puncaknya di usia 2-3 tahun. Seperti simbol, dimana anak mulai belajar banyak hal termasuk membedakan berbagai macam benda disekitar.
*
Usia Tiga Tahun
Sedangkan, kemampuan lain seperti mengenal angka, kemampuan sosial dapat di optimalkan di usia 3 tahun. Semakin besar usia, anak mulai memahami dan berempati kepada orang lain.
Secara garis besar anak mengalami puncak periode sensitif pada 3 tahun pertama, sehingga beberapa literatur menyebutkan bahwa Golden Age Period berada pada 3 tahun pertama kehidupan Si Kecil dan jika melihat grafik setelah usia 3 tahun pertama, grafik akan semakin menurun.
Namun, stimulasi harus diberikan berdampingan dengan hal lain yang menunjang tumbuh kembangnya, seperti nutrisi, kualitas dan kuantitas tidur, serta lingkungan yang mendukung.
Stimulasi terlewat bukan berarti terlambat, namun akan lebih optimal jika sesuai dengan puncak periode sensitif nya. Sangat disayangkan jika dalam periode ini kurang maksimal dalam memberikan stimulasi, karena periode kritis tumbuh kembang anak hanya terjadi satu kali dalam kehidupan Si Kecil.
Ditulis oleh Afiani Septina, VIPP Member theAsianparent ID
Artikel Lain yang Ditulis VIPP Member theAsianparent ID
Kehamilan Pertamaku, Pengalaman Menyiapkan Diri Jadi Ibu
Dari Anakku, Aku Belajar Banyak Hal
Pilih Pasangan yang Mapan atau Berjuang Bersama?
The post Jadi Ibu, Membuatku Belajar Pentingnya Stimulasi Tumbuh Kembang Si Kecil appeared first on theAsianparent: Situs Parenting Terbaik di Indonesia.
http://dlvr.it/S536rm
http://dlvr.it/S536rm
Posting Komentar untuk "Jadi Ibu, Membuatku Belajar Pentingnya Stimulasi Tumbuh Kembang Si Kecil"