Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Cerita Perjalananku Berjuang Hamil dengan Satu Ovarium

Kehamilan merupakan hal paling membahagiakan bagi setiap pasangan yang sudah menikah. Namun, apakah Parents pernah merasa khawatir bahwa Anda tidak bisa memberikan keturunan ketika sudah menikah nanti? Pernahkah Anda bertanya-tanya, apakah hidup dengan satu ovarium bisa hamil? Saya adalah seorang perempuan yang pernah mengalami kekhawatiran tersebut. Parents, pastinya sudah paham bahwa setiap perempuan akan dituntut untuk memberikan keturunan saat sudah menikah. Jika Anda, sebagai perempuan, belum juga mengalami kehamilan, apalagi jika sudah bertahun-tahun menikah, pastilah yang akan disalahkan. Saya pun mengalami hal tersebut. Untuk itu, saya akan berbagi cerita tentang perjalanan kehamilan saya meski saya hanya memiliki satu sel telur (ovarium). Divonis idap tumor ovarium saat remaja Ketika itu, saya, seorang gadis remaja yang sedang menikmati masa-masa indahnya harus diuji Allah SWT dengan sebuah penyakit. Penyakit itu yang telah menghitamkan sebagian masa depan saya sebagai seorang perempuan. Pada saat berusia 16 tahun, saya divonis dokter mengidap penyakit tumor ovarium yang dalam istilah kedokteran disebut immature teratoma (teratoma imatur). Ini  adalah penyakit langka yang biasa dialami oleh perempuan di usia 16-30 tahun, kata dokter yang menangani saya saat itu. Awalnya, saya pikir, “ah.. paling hanya akan tindakan operasi, habis itu pengobatan biasa saja.” Jadi saat dokter bilang perlu tindakan operasi atas tumor tersebut, saya masih santai. Sampai pada akhirnya, saya merasa down seperti dihempas angin ke tengah jurang. Dokter menyampaikan bahwa mungkin akan ada tindakan lain pasca operasi, tergantung hasil patologi anatomi nanti. Parents tahu apa tindakan lain itu? Saya masih mencoba tenang saat dokter bilang bahwa tindakan lain itu adalah kemoterapi atau radiasi. Duh, rasanya, seperti ada pohon yang menimpa kepala saya. Yang saya rasakan hanya gelap dan putus asa untuk melanjutkan sekolah di bangku SMA. Artikel terkait: Kista Ovarium: Gejala, Penyebab, Diagnosis dan Penanganannya Akan tetapi, tak hanya sampai pada proses itu yang bikin separuh hidup saya gelap. Saya harus menerima kenyataan dan takdir Tuhan bahwa organ reproduksi saya harus diambil. Ya, salah satu sel telur (ovarium) saya harus diangkat bersama si tumor yang membesar. Parents, pasti tahu dong, apa peran penting ovarium untuk perempuan? Betul sekali, untuk proses pembuahan. Organ itu berperan sangat penting untuk memberikan keturunan. Tapi saya, di usia yang masih sangat produktif, harus menerima bahwa mungkin saja saat menikah nanti saya tidak bisa memiliki keturunan karena ovarium saya hanya satu. Mungkinkah hanya memiliki satu ovarium bisa hamil? “Saya tidak sempurna sebagai seorang perempuan. Apakah akan ada lelaki yang bisa menerima dan menikahi saya dengan ketidak sempurnaan ini?” Pikiran itu sudah muncul dalam pikiran saya, gadis remaja yang baru berusia 16 tahun. Di mana seharusnya, saat usia tersebut, dia sedang menikmati masa remajanya, menikmati proses pencarian jati dirinya dan juga proses menuju kedewasaan. Bertemu dengan lelaki yang menerima saya Saya sempat punya trauma dan merasa insecure untuk menjalin hubungan dengan lelaki. Sampai pada akhirnya, Allah SWT mempertemukan seorang lelaki yang sudah siap menerima ketidaksempurnaan saya. Lelaki ini siap menikahi saya tanpa menuntut kehamilan dengan cepat setelah menikah. Memang betul, setelah menikah saya membutuhkan waktu hampir satu tahun untuk bisa hamil. Namun, Alhamdulillah, saya mensyukuri itu, meski harus diminta bersabar oleh Allah. Awalnya saya khawatir dan cemas. Bahkan, saya selalu merasa marah ketika datang bulan. Mengapa demikian? Sebab, saya tidak sempurna. Ovarium saya hanya satu, kemungkinan untuk hamil hanya 50%. Selain kuasa Tuhan, tidak ada yang tahu apakah dengan satu ovarium bisa hamil? Artikel terkait: 11 Cara Cepat Hamil Bagi Pasangan Yang Sudah Lama Mendambakan Anak Kurang lebih 6 bulan saya harus bisa berdamai dan menenangkan diri bahwa kehamilan, anak, kematian adalah takdir Tuhan yang perlu diyakini. Tentu selain berdoa, saya dan suami pun berikhtiar. Saya selalu berkonsultasi dengan dokter. Karena setelah menikah, saya ikut suami, jadi akan menemui dokter baru lagi. Bukan lagi dokter yang menangani saya sebelum menikah. Alhamdulillah, dokter yang saya temui, memberikan rasa optimis dan bisa menenangkan hati saya bahwa saya bisa hamil meski dengan satu ovarium. Hasil pemeriksaan dokter, Alhamdulillah satu ovarium yang tersisa masih baik dan sehat jadi masih bisa melakukan proses pembuahan dengan baik. Memang perlu waktu dan bersabar. Namun saya meyakini bahwa tidak ada yang tidak mungkin jika Tuhan sudah berkendak. Apakah hanya dengan satu ovarium bisa hamil? Benar saja, biidzinillah, atas kuasa dan izin-Nya, di bulan ke-8 pernikahan, saya merasakan tanda-tanda kehamilan. Selain telat haid, indera perasa lebih sensitif dan morning sickness datang setiap hari. Oleh karena saya masih dalam pemantauan dokter spesialis kandungan, jadi saat telat haid, dokter memang menyarankan untuk segera melakukan tes kehamilan. Alhamdulillah, pada test pack itu, muncul dua garis, meski salah satunya masih samar. Saat itu, tanpa pikir panjang saya langsung menemui dokter yang menangani saya untuk memastikan dan berkonsultasi. Gayung bersambut, dokter menjelaskan bahwa memang sudah ada kantong kehamilan meski belum ada janin. Akan tetapi saya sangat bersyukur, akhirnya ketakutan dan kecemasan saya bisa teratasi. Alhamdulillah, aku bisa hamil meski dengan satu ovarium. Rasanya seperti angin segar di padang pasir mendengar berita itu. Bahkan dokter yang menangani saya pun ikut tertegun. “Bu, Alhamdulillah, ini anugerah bisa hamil dalam waktu kurang dari satu tahun. Soalnya ada pasien saya, harus program bayi tabung biar bisa hamil,” kata sang dokter. Masyaa Allah, tabarakallah. Mendengar kalimat itu, saya merasa sangat bersyukur atas karunia Tuhan. Memang benar janji-Nya “Akan ada kemudahan setelah kesulitan”. Artikel terkait: Lama Menikah, 10 Artis Ini Akhirnya Memiliki Buah Hati Jadi, pelajaran yang bisa Parents petik dari kisah atau perjalanan kehamilan saya, bahwa apa yang menurut kita (manusia) sebuah kesukaran. Tapi jika Dia (Tuhan) sudah berkehendak tak ada yang bisa mengelak atas kuasa-Nya. Begitu pun dengan kehamilan. Meskipun kita memiliki organ lengkap, ovarium lengkap, jika Allah belum berkehendak kita untuk hamil dan menjadi seorang Ibu, kita bisa apa. Sebaliknya, meskipun saya hanya memiliki satu ovarium namun Allah menghendaki saya untuk bisa cepat menjadi seorang ibu. Saya pun bisa apa selain bersyukur. Jadi, terus berprasangka baik dan yakini bahwa semua adalah atas izin Allah. Kehamilan merupakan rezeki yang sudah ditetapkanNya. Jika memang Parents, belum diberikan rezeki kehamilan saat ini, percayalah Allah akan berikan di waktu yang tepat dan terbaik. Terus berdoa dan berikhtiar semampunya, serahkan hasilnya pada yang berkuasa atas takdir kita. Semoga sharing pengalaman saya hidup dengan satu ovarium bisa hamil, bisa memotivasi Parents untuk tetap semangat dalam menanti buah hati. Doa, ikhtiar dan tawakal adalah kuncinya. Ditulis oleh Tias Septy Julian, UGC Contributor theAsianParent : Kisah Perjuangan Perempuan Menjalani Peran Sebagai Istri Sekaligus Ibu Kisah Persalinan yang Penuh Drama dari Seorang Ibu Perjuangan Pascapersalinan, Sebuah Cerita dari Ibu Baru The post Cerita Perjalananku Berjuang Hamil dengan Satu Ovarium appeared first on theAsianparent: Situs Parenting Terbaik di Indonesia.
http://dlvr.it/S3MZgf

Posting Komentar untuk "Cerita Perjalananku Berjuang Hamil dengan Satu Ovarium"