Oksiput Posterior, Posisi Janin Telentang yang Bisa Menghambat Persalinan
Jelang persalinan, dokter mulai rutin mengecek posisi bayi demi memastikan ia siap dilahirkan. Terdapat beragam posisi janin, salah satu yang harus diwaspadai ialah oksiput posterior.
Patut diketahui, OP merupakan posisi bagian belakang janin, kepala atau punggung janin berhadapan dengan tulang belakang ibu.
Perbedaan posisi oksiput anterior dan osksiput posterior (Sumber foto: Momjunction)
Biasa disebut dengan bayi telentang, karena punggung bayi berada di punggung ibu, dan memasuki pelvis dengan kepala menghadap ke depan. Posisi ini tentu sangat berlawanan dengan posisi oksiput anterior yang dianggap posisi optimal untuk melahirkan.
Ada dua jenis posisi OP, ROP atau right occiput posterior dan LOP atau left occiput posterior. Posisi ROP ketika punggung bayi menghadap ke sisi kanan ibu atau telentang ke kanan, sedangkan LOP ketika punggung bayi menghadap kiri ibu atau telentang ke kiri.
Dengan posisi agak lain seperti demikian, apa risiko posisi bayi seperti ini? Berikut kami ulas untuk Anda.
Artikel terkait : 3 cara mudah ketahui posisi janin dengan metode belly mapping, gimana caranya?
Faktor Penyebab Posisi Oksiput Posterior (OP) pada Janin
Posisi bayi saat dilahirkan dengan oksiput posterior (Sumber foto: Momjunction)
Setidaknya ada dua faktor yang cukup sering menyebabkan janin berada di posisi OP, yaitu:
1. Bentuk panggul
Perempuan dengan panggul berbentuk hati (android) dapat berisiko mengalami OP, karena bagian depannya lebih sempit. Pelvis dengan inlet berbentuk oval dengan diametes anterior-posterior besar (antropoid) dan rongga panggul yang sempit juga dapat menyebabkan OP.
2. Kyphosis
Kondisi kyphosis atau bongkok ibu (lengkungan tulang belakang yang berlebihan) dapat membuat janin kembali masuk ke dalam posisi OP. Lalu, kehamilan ganda (kembar atau lebih) mungkin juga menjadi penyebab untuk posisi ini.
Tidak hanya dua faktor itu, ternyata masih ada faktor risiko lain yang mungkin meningkatkan peluang OP, seperti:
Usia ibu hamil yang lebih dari 35 tahun
Belum pernah melahirkan sebelumnya (Nulliparity)
Pernah mengalami OP pada kehamilan sebelumnya
Kegemukan atau obesitas
Berat lahir lebih dari 4 kilogram
Usia kehamilan lebih dari 41 minggu
Cara Mencegah Posisi Oksiput Posterior pada Janin
Ada beberapa cara yang dapat Bunda lakukan sebagai cara pencegahan posisi OP pada janin.
1. Menyesuaikan Postur
Hindari posisi berbaring dan duduk dengan pinggul yang miring. Lalu, Bunda juga bisa memanfaatkan birth ball atau boleh bersalin agar dapat memertahankan postur tubuh.
Kemudian, Bunda juga bisa tidur ke arah sisi kiri, menjaga kaki kiri lurus dan kaki kanan pada 90 derajat. Gunakan juga bantal di antara kaki.
2. Olahraga
Bunda dapat melakukan olahraga ringan yang melibatkan goyang panggul, berjalan, dan berenang. Menjelang persalinan, lakukan goyang panggul sebanyak 10 kali selama 2-5 kali sehari, ini membantu Bunda dalam mengatur pinggul dengan gerakan memutar.
Berlutut juga dianggap mampu mencegah posisi OP. Caranya dengan condongkan tubuh ke depan sebanyak yang Bunda bisa lakukan dengan nyaman.
3. Terapi
Teknik chiropractic dan akupuntur dapat membantu mengubah posisi tubuh Bunda yang tidak tepat dan mengembalikan bayi ke posisi oksiput anterior. Namun, untuk melakukan terapi, disarankan untuk berkonsultasi terlebih dahulu kepada dokter.
Risiko Posisi Oksiput Posterior (OP) Terhadap Persalinan
Posisi oksiput posterior pada janin membuat bayi menghadap ke atas saat melahirkan, sehingga cenderung mendorong lebih lama. Seringnya ibu akan lebih membutuhkan pitocin atau obat induksi persalinan untuk merangsang kontraksi. Dengan posisi janin seperti ini, tak menutup kemungkinan dokter akan menganjurkan Bunda melahirkan melalui operasi caesar.
Efek samping lain ialah risiko perdarahan postpartum yang lebih besar. Jika pasien memungkinkan melahirkan secara normal dengan posisi bayi OP ini, maka lebih mungkin mengalami episiotomi atau sayatan yang dibuat pada perineum (jaringan di antara jalan lahir bayi dan anus) pada saat proses persalinan.
Lalu, robekan perineum yang lebih parah daripada ibu yang bayinya dalam posisi menghadap ke bawah (oksiput anterior). Parahnya, posisi OP saat lahir juga dikaitkan dengan risiko komplikasi jangka pendek yang lebih tinggi untuk bayi, seperti skor Apgar lima menit yang lebih rendah, kemungkinan lebih besar perlu dirawat di unit perawatan intensif neonatal, dan tinggal di rumah sakit yang lebih lama.
Demikian informasi mengenai posisi oksiput posterior (OP) yang rawan terjadi saat masa trimester akhir kehamilan. Semoga informasi ini bisa menambah wawasan bagi Bunda.
***
Posterior position
https://www.babycenter.com/pregnancy/your-body/posterior-position_1454005
/>
Occiput Posterior: Does It Affect Labor And How To Manage It?
https://www.momjunction.com/articles/ways-to-avoid-having-an-occiput-posterior-position_0082926/#gref
/>
Baca juga :
4 Posisi Janin dalam Kandungan, Mana yang Terbaik untuk Persalinan?
3 Cara mudah ketahui posisi janin dengan metode belly mapping, gimana caranya?
Ketahui Posisi Bayi 9 Bulan Siap Lahir yang Memudahkan Persalinan
http://dlvr.it/T7XJv9
Patut diketahui, OP merupakan posisi bagian belakang janin, kepala atau punggung janin berhadapan dengan tulang belakang ibu.
Perbedaan posisi oksiput anterior dan osksiput posterior (Sumber foto: Momjunction)
Biasa disebut dengan bayi telentang, karena punggung bayi berada di punggung ibu, dan memasuki pelvis dengan kepala menghadap ke depan. Posisi ini tentu sangat berlawanan dengan posisi oksiput anterior yang dianggap posisi optimal untuk melahirkan.
Ada dua jenis posisi OP, ROP atau right occiput posterior dan LOP atau left occiput posterior. Posisi ROP ketika punggung bayi menghadap ke sisi kanan ibu atau telentang ke kanan, sedangkan LOP ketika punggung bayi menghadap kiri ibu atau telentang ke kiri.
Dengan posisi agak lain seperti demikian, apa risiko posisi bayi seperti ini? Berikut kami ulas untuk Anda.
Artikel terkait : 3 cara mudah ketahui posisi janin dengan metode belly mapping, gimana caranya?
Faktor Penyebab Posisi Oksiput Posterior (OP) pada Janin
Posisi bayi saat dilahirkan dengan oksiput posterior (Sumber foto: Momjunction)
Setidaknya ada dua faktor yang cukup sering menyebabkan janin berada di posisi OP, yaitu:
1. Bentuk panggul
Perempuan dengan panggul berbentuk hati (android) dapat berisiko mengalami OP, karena bagian depannya lebih sempit. Pelvis dengan inlet berbentuk oval dengan diametes anterior-posterior besar (antropoid) dan rongga panggul yang sempit juga dapat menyebabkan OP.
2. Kyphosis
Kondisi kyphosis atau bongkok ibu (lengkungan tulang belakang yang berlebihan) dapat membuat janin kembali masuk ke dalam posisi OP. Lalu, kehamilan ganda (kembar atau lebih) mungkin juga menjadi penyebab untuk posisi ini.
Tidak hanya dua faktor itu, ternyata masih ada faktor risiko lain yang mungkin meningkatkan peluang OP, seperti:
Usia ibu hamil yang lebih dari 35 tahun
Belum pernah melahirkan sebelumnya (Nulliparity)
Pernah mengalami OP pada kehamilan sebelumnya
Kegemukan atau obesitas
Berat lahir lebih dari 4 kilogram
Usia kehamilan lebih dari 41 minggu
Cara Mencegah Posisi Oksiput Posterior pada Janin
Ada beberapa cara yang dapat Bunda lakukan sebagai cara pencegahan posisi OP pada janin.
1. Menyesuaikan Postur
Hindari posisi berbaring dan duduk dengan pinggul yang miring. Lalu, Bunda juga bisa memanfaatkan birth ball atau boleh bersalin agar dapat memertahankan postur tubuh.
Kemudian, Bunda juga bisa tidur ke arah sisi kiri, menjaga kaki kiri lurus dan kaki kanan pada 90 derajat. Gunakan juga bantal di antara kaki.
2. Olahraga
Bunda dapat melakukan olahraga ringan yang melibatkan goyang panggul, berjalan, dan berenang. Menjelang persalinan, lakukan goyang panggul sebanyak 10 kali selama 2-5 kali sehari, ini membantu Bunda dalam mengatur pinggul dengan gerakan memutar.
Berlutut juga dianggap mampu mencegah posisi OP. Caranya dengan condongkan tubuh ke depan sebanyak yang Bunda bisa lakukan dengan nyaman.
3. Terapi
Teknik chiropractic dan akupuntur dapat membantu mengubah posisi tubuh Bunda yang tidak tepat dan mengembalikan bayi ke posisi oksiput anterior. Namun, untuk melakukan terapi, disarankan untuk berkonsultasi terlebih dahulu kepada dokter.
Risiko Posisi Oksiput Posterior (OP) Terhadap Persalinan
Posisi oksiput posterior pada janin membuat bayi menghadap ke atas saat melahirkan, sehingga cenderung mendorong lebih lama. Seringnya ibu akan lebih membutuhkan pitocin atau obat induksi persalinan untuk merangsang kontraksi. Dengan posisi janin seperti ini, tak menutup kemungkinan dokter akan menganjurkan Bunda melahirkan melalui operasi caesar.
Efek samping lain ialah risiko perdarahan postpartum yang lebih besar. Jika pasien memungkinkan melahirkan secara normal dengan posisi bayi OP ini, maka lebih mungkin mengalami episiotomi atau sayatan yang dibuat pada perineum (jaringan di antara jalan lahir bayi dan anus) pada saat proses persalinan.
Lalu, robekan perineum yang lebih parah daripada ibu yang bayinya dalam posisi menghadap ke bawah (oksiput anterior). Parahnya, posisi OP saat lahir juga dikaitkan dengan risiko komplikasi jangka pendek yang lebih tinggi untuk bayi, seperti skor Apgar lima menit yang lebih rendah, kemungkinan lebih besar perlu dirawat di unit perawatan intensif neonatal, dan tinggal di rumah sakit yang lebih lama.
Demikian informasi mengenai posisi oksiput posterior (OP) yang rawan terjadi saat masa trimester akhir kehamilan. Semoga informasi ini bisa menambah wawasan bagi Bunda.
***
Posterior position
https://www.babycenter.com/pregnancy/your-body/posterior-position_1454005
/>
Occiput Posterior: Does It Affect Labor And How To Manage It?
https://www.momjunction.com/articles/ways-to-avoid-having-an-occiput-posterior-position_0082926/#gref
/>
Baca juga :
4 Posisi Janin dalam Kandungan, Mana yang Terbaik untuk Persalinan?
3 Cara mudah ketahui posisi janin dengan metode belly mapping, gimana caranya?
Ketahui Posisi Bayi 9 Bulan Siap Lahir yang Memudahkan Persalinan
http://dlvr.it/T7XJv9
Posting Komentar untuk "Oksiput Posterior, Posisi Janin Telentang yang Bisa Menghambat Persalinan"