Bayi Tidur Miring, Ketahui Risiko dan Cara Mengatasinya
Kecenderungan tidur dalam waktu lama membuat bayi tidur dengan beragam posisi, salah satunya bayi tidur miring alias menyamping. Lantas, apakah posisi tidur seperti ini dianjurkan?
Bayi akan menghabiskan sebagian besar waktunya untuk tidur. Bayi berusia 4-7 bulan bahkan memerlukan waktu tidur 12-14 jam dalam sehari.
Lamanya waktu tidur pada bayi membuatnya kerap mengubah posisi tidur mulai dari telentang, tengkurap, hingga miring.
Berikut adalah posisi tidur teraman untuk ibu, dan jawaban atas pertanyaan: bolehkah bayi tidur miring?
Terkait: Pro dan Kontra Tidur Bersama Bayi, Apa Saja yang Harus Bunda Perhatikan?
Amankah Bayi Tidur Miring?
Sayangnya kendati paling nyaman, penting bagi orangtua untuk mengubah posisi tidur bayi yang miring. Pasalnya, posisi tidur seperti ini erat kaitannya dengan risiko sindrom kematian bayi mendadak (SIDS).
Tidur terlentang adalah posisi tidur bayi yang terbaik.
National Institutes of Health (NIH) menyebutkan terjadi penurunan SIDS sebanyak 50 persen sepanjang kurun waktu 1994 hingga 1999. Alasannya jelas, terjadi kampanye besar-besaran kala itu agar tidak membiasakan bayi tidur miring.
Senada dengan pernyataan di atas, American Academy of Pediatrics (AAP) juga menyarankan bahwa tidur miring tidak aman untuk bayi dan tidak memberikan manfaat.
Beberapa orang meyakini bahwa tidur miring lebih aman untuk bayi yang kerap muntah, namun tetap AAP merekomendasikan bayi tidur telentang selama tahun awal kehidupannya.
Artikel terkait: 5 Fakta Menarik Ari-Ari Bayi dan Cara Mengurusnya Setelah Persalinan
Risiko Bayi Tidur Miring
Lengkapnya, berikut risiko bayi tidur dengan posisi miring:
1. Perubahan Warna Harlequin
Istilah medis untuk perubahan warna harlequin adalah eritema unilateral yang memengaruhi hampir 10 persen bayi baru lahir.
Dalam situasi ini, sisi tubuh yang digunakan bayi tidur miring berubah menjadi merah jambu atau merah dengan garis batas jelas di sepanjang poros tengah tubuh bayi.
Artinya, tubuh bayi akan menjadi setengah merah dan setengah lagi berwarna normal.
Warnanya akan berubah spontan saat bayi tidur miring selama berjam-jam.
Belum diketahui pasti penyebabnya, namun ahli memperkirakan hal ini terjadi karena pembuluh darah bayi yang belum sepenuhnya matang.
2. Perkembangan Otak Terhambat
Tulang tengkorak bayi yang masih lunak secara alami akan membuat kepala bayi jadi rata atau dikenal dengan flathead.
Flathead terjadi ketika kepala bayi ditempatkan dalam satu posisi berulang kali sehingga membuat tekanan menumpuk di satu sisi tengkorak.
Tulang tengkorak pada saat itu tenggelam dan menjadi cekung atau rata.
Jika dibiarkan, hal ini dapat menyebabkan pertumbuhan otak terhambat. Pasalnya, kekurangan ruang tengkorak untuk otak berkembang yang dampaknya menghambat kemampuan kognitif bayi di kemudian hari. Istilah medis untuk flathead adalah plagiocephaly.
Flathead juga terjadi jika bayi tidur lurus, tetapi menyamping dan terlalu lama tidur di satu sisi.
Artikel terkait: Perkembangan Bayi 3 Bulan, Sudah Bisa Tengkurap dan Menendang Nih!
3. Tortikolis
Tortikolis adalah kemiringan leher yang tidak normal ke satu arah karena otot sternokleidomastoid yang menghubungkan sisi lateral kepala ke klavikula memendek.
Tortikolis dapat terjadi disebabkan beberapa hal, salah satunya posisi bayi yang buruk saat tidur.
Otot bayi yang masih berkembang dan lunak menjadi pendek karena bayi sering tidur miring atau memutarkan kepala ke samping saat tidur telentang.
Tak hanya berpengaruh pada otot, kondisi ini juga dapat menyebabkan pertumbuhan tulang menjadi tidak normal.
4. Tersedak
Risiko bayi tersedak juga tinggi jika dibiasakan tidur dengan posisi miring. Hal ini disebabkan torsi di tenggorokan membuat bayi sulit bernapas.
Selain itu, makanan menumpuk di sekitar bukaan trakea bisa meningkatkan risiko bahaya tersedak. Posisi ini rentan menimbulkan sindrom kematian bayi mendadak (SIDS).
Mengingat risiko yang tinggi, Anda sebaiknya rutin menelentangkan bayi hingga ia berusia satu tahun.
Di usia ini, kerongkongan, trakea, dan sistem pernapasan bayi sudah berkembang sehingga aman untuk bayi tidur dengan leher miring.
Memasuki usia sekitar enam bulan, bayi umumnya sudah bisa berguling, tengkurap atau miring dari posisi telentang. Berguling adalah bagian alami dari perkembangan bayi.
Jika bayi miring sendiri, Bunda bisa membiarkannya. Tandanya, organ dalam bayi sudah lebih kuat dan risiko untuknya tersedak lebih ringan.
5. Bayi Jadi Sulit Bernapas
Risiko utama menidurkan bayi dengan posisi miring adalah mereka akan jatuh tengkurap.
Ketika bayi terlalu kecil untuk menopang kepalanya, ini mungkin berarti wajahnya menempel di kasur, sehingga sulit bernapas.
Sebagian besar bayi dapat sepenuhnya menopang dan mengangkat kepala pada usia 4 bulan.
6. Risiko Paling Serius: SIDS
Tidur tengkurap meningkatkan risiko sindrom kematian bayi mendadak (SIDS) dan mati lemas.
SIDS adalah penyebab utama kematian pada bayi berusia antara 1 bulan dan 1 tahun. Di Amerika Serikat sekitar 3.500 bayi meninggal tiba-tiba saat tidur setiap tahunnya.
Cara Membiasakan Bayi Tidak Tidur Miring
Jika Parents ingin membiasakan bayi tidak tidur miring sebelum menginjak usia yang cukup aman untuk melakukannya.
Cobalah cara-cara berikut, sebagaimana direkomendasikan oleh Healthline:
Mulai Menidurkan Si Kecil
Cara paling sederhana untuk membiasakan bayi tidak tidur miring adalah dengan mulai menidurkannya.
Orang tua dan pengasuh mungkin perlu membantu bayi secara perlahan beradaptasi dengan posisi baru ini dengan menyusui mereka sebelum tidur, menggosok perut mereka dengan lembut, bernyanyi untuk mereka saat mereka tertidur, atau mengayunkannya.
Fokus untuk menidurkan bayi dengan posisi telentang adalah cara terbaik yang bisa dicoba.
Gunakan Permukaan Tidur yang Kokoh
Pastikan tempat tidur bayi, keranjang bayi, atau playpen memiliki kasur yang kokoh.
Ini berarti bayi Anda tidak boleh meninggalkan bekas di atasnya.
Hindari kasur yang terlalu lembut yang memungkinkan bayi Anda sedikit tenggelam. Jenis kasur ini membuatnya lebih mudah untuk berguling ke samping.
Gunakan Monitor Bayi
Jangan mengandalkan sembarang monitor. Pilihlah monitor yang memberikan visual langsung pada bayi Anda begitu mereka berada di kamar mereka sendiri.
Monitor dapat membantu Anda mengetahui bahwa bayi Anda sedang bergerak ke samping untuk tidur.
Bedong Bayi Anda sampai Mereka Bisa Berguling
Membedong bayi dapat membantu mereka tidur lebih nyaman secara telentang.
Pastikan tidak terlalu erat dalam membedong dan cukup longgar sehingga mereka dapat dengan mudah menggerakkan pinggulnya.
Coba Karung Tidur (Sleep Sack)
Jika bayi Anda tidak tahan dibedong, cobalah karung tidur. Ini juga merupakan langkah perantara yang baik.
Alat ini terlihat seperti kantong tidur kecil yang dipakai bayi untuk tidur. Karung tidur ini dapat membantu si Kecil tetap tidur lebih lama tanpa bergerak ke samping.
Artikel Terkait: Ketahui Suhu AC yang Ideal untuk Bayi, Ini Aturan Lengkapnya!
Usia Berapa Bayi Boleh Tidur Miring?
Tidur terlentang adalah posisi yang terbaik untuk bayi. Posisi tidur ini terbukti dapat mencegah SIDS.
Tidur miring biasanya aman setelah bayi Anda berusia lebih dari 4 hingga 6 bulan dan mampu berguling sendiri setelah diletakkan telentang.
Setelah usia sekitar 4 bulan, bayi Anda akan lebih kuat dan memiliki keterampilan motorik yang lebih baik. Ini berarti mereka dapat mengangkat kepala yang lebih baik.
Pada usia ini, memang aman untuk membiarkan bayi Anda tidur miring, tetapi hanya jika si Kecil bisa kembali ke posisi telentang seperti semula.
Meski begitu, Parents sebaiknya selalu memastikan si Kecil tidur terlentang sampai usia 1 tahun.
Beri tahu dokter jika Anda melihat preferensi si Kecil untuk selalu tidur miring dalam tiga bulan pertama.
Artikel Terkait: Manakah yang Terbaik sebagai Tempat Tidur Bayi, Kasur Lantai atau Boks Bayi?
Tips Tidur Aman untuk Bayi
Lebih lanjut, AAP memaparkan tips aman agar bayi bisa tidur nyenyak setiap malam, antara lain:
Tidur di kamar yang sama. Letakkan tempat tidur bayi di samping tempat tidur orang tua agar memungkinkan mengecek kondisi bayi dengan mudah. Pastikan bantal atau benda lain dari tempat tidur tidak bisa jatuh ke boks bayi.
Jagalah suhu ruangan. Pastikan bayi tidak merasa kedinginan saat tidur dengan menjaga suhu ruangan tetap hangat. Untuk preventif, pakaikan bayi baju lengan panjang dan celana, namun tanpa selimut terlalu tebal. Jika menggunakan AC, jagalah suhunya tidak terlalu dingin.
Pastikan boks bayi bersih dari barang-barang. Jauhkan boneka, mainan, selimut tebal, atau benda-benda yang dapat menimpa dan menghalangi jalan napas bayi saat tidur.
Hindari berbagi kasur dengan orang tua. Adalah hal yang biasa untuk orang tua berbagi kasur dengan bayinya. Namun, dokter anak tidak menganjurkan berbagi tempat tidur sebelum bayi berusia 4 bulan. Kebiasaan ini untuk menghindari risiko bayi tertindih orang tua atau bantal dan guling yang besar. Sebuah studi menyatakan bahwa bayi yang tidur satu tempat tidur dengan orang tua menjadi lebih sering terbangun dibandingkan bayi yang tidur sendiri.
Perhatikan kasur. Hindari memilih kasur yang terlalu lembut. Sebaiknya menggunakan kasur padat yang dibungkus oleh seprai dengan ukuran pas.
Parents, apakah bayi Anda masih suka tidur dengan posisi miring?
Sebagaimana dijelaskan, tidur miring pada bayi meningkatkan risiko SIDS, yang merupakan penyebab utama kematian bayi.
Orang tua dan pengasuh harus berkonsultasi dengan dokter anak untuk mendapatkan saran tentang bagaimana membantu bayi tidur lebih baik sambil tetap menjaga lingkungan tidur yang aman.
Semoga informasi ini dapat menambah wawasan Anda!
***
Is Side Sleeping Safe for My Baby?
https://www.healthline.com/health/baby-sleeping-on-side
">
https://www.healthline.com/health/baby-sleeping-on-side
/>
Baby sleeping on side: Risks and changing positions
https://www.medicalnewstoday.com/articles/baby-sleeping-on-side#is-it-safe
/>
When ‘back is best’ is cause for stress
https://www.healthline.com/health/baby-sleeping-on-side
">
https://www.healthline.com/health/baby-sleeping-on-side
/>
10 Baju Tidur Bayi Rekomendasi di 2024, Nyaman agar Si Kecil Tidur Nyenyak
http://dlvr.it/T7B5vf
Bayi akan menghabiskan sebagian besar waktunya untuk tidur. Bayi berusia 4-7 bulan bahkan memerlukan waktu tidur 12-14 jam dalam sehari.
Lamanya waktu tidur pada bayi membuatnya kerap mengubah posisi tidur mulai dari telentang, tengkurap, hingga miring.
Berikut adalah posisi tidur teraman untuk ibu, dan jawaban atas pertanyaan: bolehkah bayi tidur miring?
Terkait: Pro dan Kontra Tidur Bersama Bayi, Apa Saja yang Harus Bunda Perhatikan?
Amankah Bayi Tidur Miring?
Sayangnya kendati paling nyaman, penting bagi orangtua untuk mengubah posisi tidur bayi yang miring. Pasalnya, posisi tidur seperti ini erat kaitannya dengan risiko sindrom kematian bayi mendadak (SIDS).
Tidur terlentang adalah posisi tidur bayi yang terbaik.
National Institutes of Health (NIH) menyebutkan terjadi penurunan SIDS sebanyak 50 persen sepanjang kurun waktu 1994 hingga 1999. Alasannya jelas, terjadi kampanye besar-besaran kala itu agar tidak membiasakan bayi tidur miring.
Senada dengan pernyataan di atas, American Academy of Pediatrics (AAP) juga menyarankan bahwa tidur miring tidak aman untuk bayi dan tidak memberikan manfaat.
Beberapa orang meyakini bahwa tidur miring lebih aman untuk bayi yang kerap muntah, namun tetap AAP merekomendasikan bayi tidur telentang selama tahun awal kehidupannya.
Artikel terkait: 5 Fakta Menarik Ari-Ari Bayi dan Cara Mengurusnya Setelah Persalinan
Risiko Bayi Tidur Miring
Lengkapnya, berikut risiko bayi tidur dengan posisi miring:
1. Perubahan Warna Harlequin
Istilah medis untuk perubahan warna harlequin adalah eritema unilateral yang memengaruhi hampir 10 persen bayi baru lahir.
Dalam situasi ini, sisi tubuh yang digunakan bayi tidur miring berubah menjadi merah jambu atau merah dengan garis batas jelas di sepanjang poros tengah tubuh bayi.
Artinya, tubuh bayi akan menjadi setengah merah dan setengah lagi berwarna normal.
Warnanya akan berubah spontan saat bayi tidur miring selama berjam-jam.
Belum diketahui pasti penyebabnya, namun ahli memperkirakan hal ini terjadi karena pembuluh darah bayi yang belum sepenuhnya matang.
2. Perkembangan Otak Terhambat
Tulang tengkorak bayi yang masih lunak secara alami akan membuat kepala bayi jadi rata atau dikenal dengan flathead.
Flathead terjadi ketika kepala bayi ditempatkan dalam satu posisi berulang kali sehingga membuat tekanan menumpuk di satu sisi tengkorak.
Tulang tengkorak pada saat itu tenggelam dan menjadi cekung atau rata.
Jika dibiarkan, hal ini dapat menyebabkan pertumbuhan otak terhambat. Pasalnya, kekurangan ruang tengkorak untuk otak berkembang yang dampaknya menghambat kemampuan kognitif bayi di kemudian hari. Istilah medis untuk flathead adalah plagiocephaly.
Flathead juga terjadi jika bayi tidur lurus, tetapi menyamping dan terlalu lama tidur di satu sisi.
Artikel terkait: Perkembangan Bayi 3 Bulan, Sudah Bisa Tengkurap dan Menendang Nih!
3. Tortikolis
Tortikolis adalah kemiringan leher yang tidak normal ke satu arah karena otot sternokleidomastoid yang menghubungkan sisi lateral kepala ke klavikula memendek.
Tortikolis dapat terjadi disebabkan beberapa hal, salah satunya posisi bayi yang buruk saat tidur.
Otot bayi yang masih berkembang dan lunak menjadi pendek karena bayi sering tidur miring atau memutarkan kepala ke samping saat tidur telentang.
Tak hanya berpengaruh pada otot, kondisi ini juga dapat menyebabkan pertumbuhan tulang menjadi tidak normal.
4. Tersedak
Risiko bayi tersedak juga tinggi jika dibiasakan tidur dengan posisi miring. Hal ini disebabkan torsi di tenggorokan membuat bayi sulit bernapas.
Selain itu, makanan menumpuk di sekitar bukaan trakea bisa meningkatkan risiko bahaya tersedak. Posisi ini rentan menimbulkan sindrom kematian bayi mendadak (SIDS).
Mengingat risiko yang tinggi, Anda sebaiknya rutin menelentangkan bayi hingga ia berusia satu tahun.
Di usia ini, kerongkongan, trakea, dan sistem pernapasan bayi sudah berkembang sehingga aman untuk bayi tidur dengan leher miring.
Memasuki usia sekitar enam bulan, bayi umumnya sudah bisa berguling, tengkurap atau miring dari posisi telentang. Berguling adalah bagian alami dari perkembangan bayi.
Jika bayi miring sendiri, Bunda bisa membiarkannya. Tandanya, organ dalam bayi sudah lebih kuat dan risiko untuknya tersedak lebih ringan.
5. Bayi Jadi Sulit Bernapas
Risiko utama menidurkan bayi dengan posisi miring adalah mereka akan jatuh tengkurap.
Ketika bayi terlalu kecil untuk menopang kepalanya, ini mungkin berarti wajahnya menempel di kasur, sehingga sulit bernapas.
Sebagian besar bayi dapat sepenuhnya menopang dan mengangkat kepala pada usia 4 bulan.
6. Risiko Paling Serius: SIDS
Tidur tengkurap meningkatkan risiko sindrom kematian bayi mendadak (SIDS) dan mati lemas.
SIDS adalah penyebab utama kematian pada bayi berusia antara 1 bulan dan 1 tahun. Di Amerika Serikat sekitar 3.500 bayi meninggal tiba-tiba saat tidur setiap tahunnya.
Cara Membiasakan Bayi Tidak Tidur Miring
Jika Parents ingin membiasakan bayi tidak tidur miring sebelum menginjak usia yang cukup aman untuk melakukannya.
Cobalah cara-cara berikut, sebagaimana direkomendasikan oleh Healthline:
Mulai Menidurkan Si Kecil
Cara paling sederhana untuk membiasakan bayi tidak tidur miring adalah dengan mulai menidurkannya.
Orang tua dan pengasuh mungkin perlu membantu bayi secara perlahan beradaptasi dengan posisi baru ini dengan menyusui mereka sebelum tidur, menggosok perut mereka dengan lembut, bernyanyi untuk mereka saat mereka tertidur, atau mengayunkannya.
Fokus untuk menidurkan bayi dengan posisi telentang adalah cara terbaik yang bisa dicoba.
Gunakan Permukaan Tidur yang Kokoh
Pastikan tempat tidur bayi, keranjang bayi, atau playpen memiliki kasur yang kokoh.
Ini berarti bayi Anda tidak boleh meninggalkan bekas di atasnya.
Hindari kasur yang terlalu lembut yang memungkinkan bayi Anda sedikit tenggelam. Jenis kasur ini membuatnya lebih mudah untuk berguling ke samping.
Gunakan Monitor Bayi
Jangan mengandalkan sembarang monitor. Pilihlah monitor yang memberikan visual langsung pada bayi Anda begitu mereka berada di kamar mereka sendiri.
Monitor dapat membantu Anda mengetahui bahwa bayi Anda sedang bergerak ke samping untuk tidur.
Bedong Bayi Anda sampai Mereka Bisa Berguling
Membedong bayi dapat membantu mereka tidur lebih nyaman secara telentang.
Pastikan tidak terlalu erat dalam membedong dan cukup longgar sehingga mereka dapat dengan mudah menggerakkan pinggulnya.
Coba Karung Tidur (Sleep Sack)
Jika bayi Anda tidak tahan dibedong, cobalah karung tidur. Ini juga merupakan langkah perantara yang baik.
Alat ini terlihat seperti kantong tidur kecil yang dipakai bayi untuk tidur. Karung tidur ini dapat membantu si Kecil tetap tidur lebih lama tanpa bergerak ke samping.
Artikel Terkait: Ketahui Suhu AC yang Ideal untuk Bayi, Ini Aturan Lengkapnya!
Usia Berapa Bayi Boleh Tidur Miring?
Tidur terlentang adalah posisi yang terbaik untuk bayi. Posisi tidur ini terbukti dapat mencegah SIDS.
Tidur miring biasanya aman setelah bayi Anda berusia lebih dari 4 hingga 6 bulan dan mampu berguling sendiri setelah diletakkan telentang.
Setelah usia sekitar 4 bulan, bayi Anda akan lebih kuat dan memiliki keterampilan motorik yang lebih baik. Ini berarti mereka dapat mengangkat kepala yang lebih baik.
Pada usia ini, memang aman untuk membiarkan bayi Anda tidur miring, tetapi hanya jika si Kecil bisa kembali ke posisi telentang seperti semula.
Meski begitu, Parents sebaiknya selalu memastikan si Kecil tidur terlentang sampai usia 1 tahun.
Beri tahu dokter jika Anda melihat preferensi si Kecil untuk selalu tidur miring dalam tiga bulan pertama.
Artikel Terkait: Manakah yang Terbaik sebagai Tempat Tidur Bayi, Kasur Lantai atau Boks Bayi?
Tips Tidur Aman untuk Bayi
Lebih lanjut, AAP memaparkan tips aman agar bayi bisa tidur nyenyak setiap malam, antara lain:
Tidur di kamar yang sama. Letakkan tempat tidur bayi di samping tempat tidur orang tua agar memungkinkan mengecek kondisi bayi dengan mudah. Pastikan bantal atau benda lain dari tempat tidur tidak bisa jatuh ke boks bayi.
Jagalah suhu ruangan. Pastikan bayi tidak merasa kedinginan saat tidur dengan menjaga suhu ruangan tetap hangat. Untuk preventif, pakaikan bayi baju lengan panjang dan celana, namun tanpa selimut terlalu tebal. Jika menggunakan AC, jagalah suhunya tidak terlalu dingin.
Pastikan boks bayi bersih dari barang-barang. Jauhkan boneka, mainan, selimut tebal, atau benda-benda yang dapat menimpa dan menghalangi jalan napas bayi saat tidur.
Hindari berbagi kasur dengan orang tua. Adalah hal yang biasa untuk orang tua berbagi kasur dengan bayinya. Namun, dokter anak tidak menganjurkan berbagi tempat tidur sebelum bayi berusia 4 bulan. Kebiasaan ini untuk menghindari risiko bayi tertindih orang tua atau bantal dan guling yang besar. Sebuah studi menyatakan bahwa bayi yang tidur satu tempat tidur dengan orang tua menjadi lebih sering terbangun dibandingkan bayi yang tidur sendiri.
Perhatikan kasur. Hindari memilih kasur yang terlalu lembut. Sebaiknya menggunakan kasur padat yang dibungkus oleh seprai dengan ukuran pas.
Parents, apakah bayi Anda masih suka tidur dengan posisi miring?
Sebagaimana dijelaskan, tidur miring pada bayi meningkatkan risiko SIDS, yang merupakan penyebab utama kematian bayi.
Orang tua dan pengasuh harus berkonsultasi dengan dokter anak untuk mendapatkan saran tentang bagaimana membantu bayi tidur lebih baik sambil tetap menjaga lingkungan tidur yang aman.
Semoga informasi ini dapat menambah wawasan Anda!
***
Is Side Sleeping Safe for My Baby?
https://www.healthline.com/health/baby-sleeping-on-side
">
https://www.healthline.com/health/baby-sleeping-on-side
/>
Baby sleeping on side: Risks and changing positions
https://www.medicalnewstoday.com/articles/baby-sleeping-on-side#is-it-safe
/>
When ‘back is best’ is cause for stress
https://www.healthline.com/health/baby-sleeping-on-side
">
https://www.healthline.com/health/baby-sleeping-on-side
/>
10 Baju Tidur Bayi Rekomendasi di 2024, Nyaman agar Si Kecil Tidur Nyenyak
http://dlvr.it/T7B5vf
Posting Komentar untuk "Bayi Tidur Miring, Ketahui Risiko dan Cara Mengatasinya"