Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

5 Jenis Gangguan Kesehatan Mental saat Hamil yang Membahayakan Ibu dan Janin

Mungkin sebagian orang tidak mengira bahwa ibu hamil rentan menderita gangguan kesehatan mental. Faktanya menurut WHO, gangguan mental ibu hamil dialami sekitar 10% perempuan, serta 13% ibu yang baru melahirkan juga alami depresi.


Bahkan, ibu yang baru mengalami kehamilan untuk pertama kali cenderung lebih mudah mengalami stres dan kecemasan. Hal ini bisa disebabkan beragam faktor, misalnya belum adanya pengalaman.


Lalu, bisa juga disebabkan karena tidak mendapat dukungan dari keluarga terdekat. Oleh karena itu, bukan hanya kesehatan fisiknya, kita juga penting untuk memerhatikan kestabilan mental ibu hamil.


Saat hamil, perempuan memang mudah merasakan mood swing akibat hormon yang berfluktuasi, termasuk adanya perubahan fisik yang signifikan. Jika sebelumnya kondisi psikis sudah tidak stabil, pada akhirnya hal itu bisa memengaruhi proses kehamilan yang lebih melelahkan.
Jenis Gangguan Kesehatan Mental Ibu Hamil



Hingga saat ini banyak ibu hamil yang hanya memerhatikan kesehatan fisik, sementara kesehatan mentalnya diabaikan. Padahal, gangguan mental juga berpengaruh langsung terhadap fisik ibu dan perkembangan janin.


Nah, berikut ini adalah beberapa gangguan mental yang mungkin dialami ibu hamil.
1. Depresi


Ini adalah jenis gangguan mental yang sering terjadi selama kehamilan. Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Psychiatry, sekitar 25% kasus depresi pasca persalinan sebenarnya sudah dimulai sejak kehamilan. 


Tingkat depresi tertinggi biasanya terjadi di usia kehamilan delapan bulan. Jika Bunda mengalami gejala seperti di bawah ini sebaiknya segera konsultasikan dengan pihak medis.

Merasa sedih terus menerus
Sering merasa cemas, kesal, dan marah
Kurang berminat pada aktivitas yang disukai
Susah tidur atau tidur terlalu banyak
Intensitas menangis meningkat tanpa alasan yang jelas
Nafsu makan berkurang drastis atau malah naik secara signifikan
Kelelahan yang berlebihan
Tidak bisa fokus
Tidak bisa membangun bonding dengan bayi dan asyik dengan pikiran sendiri
Selalu merasa buruk
Terbersit pikiran untuk bunuh diri
Ada kecenderungan untuk menyakiti diri sendiri



Jika Bunda merasakan salah satu dari gejala ini, segera konsultasikan dengan dokter. Dengan mengetahui penyebabnya  dengan jelas, Bunda bisa segera mengatasi depresi dengan cepat dan tepat.  


Gangguan mental seperti ini juga bisa terjadi karena adanya riwayat depresi dalam keluarga. Apalagi, jika ini adalah kehamilan yang tidak direncanakan, mungkin Bunda tertekan karena ekspektasi keibuan yang tidak realistis, sehingga menyebabkan depresi.
Artikel Terkait: Lakukan 17 tips ini untuk menghilangkan stres saat hamil
2. Kecemasan



Masalah kesehatan mental yang biasa diderita selama kehamilan adalah kecemasan. Berdasarkan gejalanya, gangguan mental kecemasan dapat dibagi lagi menjadi berikut ini:

Gangguan kecemasan umum 
Obsessive Compulsive Disorder (OCD) 
Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD)
Agoraphobia (takut tempat)  
Gangguan panik



Sebagian perempuan sudah memiliki gejala gangguan mental kecemasan bahkan sebelum hamil, sebagian yang lain merasakannya saat menjalani kehamilan. Berikut ini adalah beberapa ciri gangguan mental kecemasan: 

Stres atau khawatir dan merasa gelisah hampir sepanjang waktu
Kesulitan untuk tetap tenang dan mengalami ketegangan otot 
Kesulitan tidur
Sering memiliki pikiran cemas yang berulang
Serangan panik, seperti kurang bernapas atau gerakan konstan dari bagian tubuh 
Pusing dan sesak napas



Sebagian besar orang memang cenderung stres dan tertekan, baik karena genetik, pekerjaan, atau hubungan pribadi. Namun, kecemasan yang disebabkan oleh kehamilan sering kali sangat mengganggu karena intensitasnya yang tinggi. 


Ditambah ada begitu banyak hal yang dikhawatirkan saat hamil. Seperti kesehatan diri sendiri, kesehatan bayi di dalam kandungan, dan tekanan sosial.


Sementara itu, untuk perempuan yang menjadi korban atau penyintas kekerasan seksual lebih mungkin untuk mengalami gangguan kecemasan selama kehamilan. Bahkan, gangguan ini bisa berlangsung hingga ia melahirkan dan menjadi orangtua. 
3. Gangguan Bipolar



Mengutip dari situs KidsHealth.org, masalah kesehatan mental lainnya yang bisa dialami ibu hamil yaitu bipolar. Bipolar merupakan bentuk depresi di mana seseorang mungkin mengalami jenis emosi yang ekstrem tinggi (mania), terlalu rendah (depresi), dan hipomania (perubahan suasana hati, tidak separah mania).


Meskipun penting untuk diketahui bahwa ini adalah bentuk gangguan mental yang tidak umum dan mungkin bersifat genetik, gejala bipolar mirip dengan depresi. Berikut ini adalah gejala gangguan bipolar:

Suasana hati yang sangat bahagia 
Suasana hati yang mudah berubah 
Memiliki banyak energi dan bergerak dengan panik 
Berbicara dengan sangat cepat
Kurang tidur karena energi yang berlebihan 
Merasa terlalu percaya diri dengan bakat, penampilan, dan kemampuan diri sendiri
Sengaja terlibat dalam aktivitas berbahaya agar merasa gembira 
Kadang terjadi peningkatan libido 
Berperilaku gegabah dan berubah dari kebiasaan sehari-hari
Adanya peningkatan konsumsi alkohol dan narkoba
Dalam kasus ekstrem, seseorang mungkin mengalami gejala psikotik bahkan kehilangan kontak dengan kenyataan



Untuk perempuan yang sudah memiliki riwayat bipolar, sebaiknya melakukan perencanaan kehamilan dengan bantuan dokter. Pasalnya, ada beberapa obat untuk bipolar yang tidak bisa dikonsumsi selama hamil.
4. Skizofrenia


Mengutip dari situs HelloSehat, skizofrenia adalah gangguan psikosis yang dapat meningkat ataupun menurun di masa kehamilan. Ibu hamil yang mengalami gangguan ini membutuhkan pengawasan dan penanganan dokter.


Sebenarnya skizofrenia jarang terjadi selama kehamilan. Namun, jika memiliki riwayat keluarga dengan gangguan skizofrenia, hal dapat memicu gangguan yang sama pada ibu hamil.


Penderita gangguan mental ini biasanya mengalami dua jenis gejala, yakni halusinasi dan delusi. Gejala yang paling jelas dari skizofrenia adalah memaksa orang untuk berpikir bahwa mereka melihat hal-hal yang mungkin tampak nyata, tetapi sebenarnya tidak.



Di samping itu, gejala lain yang mungkin terjadi adalah memaksa seseorang untuk yakin bahwa mereka sedang dimanipulasi atau dikendalikan oleh kekuatan yang tidak tampak. Adapun beberapa gejala lain dari gangguan jiwa ini, yaitu sebagai berikut:  

Penarikan diri dari sosial karena paranoia
Kesulitan dalam pengambilan keputusan sehari-hari 
Perasaan yang tidak pasti 
Kesulitan untuk mengatur tugas sederhana sehari-hari
Berbicara secara tidak jelas
Siklus tidur berantakan, seperti tidur di siang hari dan tetap terjaga di malam hari  



Jika Bunda melihat salah satu dari gejala ini, sebaiknya segera kunjungi dokter untuk berkonsultasi lebih mendalam dan mendapat penanganan yang tepat.
5. Gangguan Makan


Tak luput, ibu hamil juga dapat mengalami kesehatan mental berupa gangguan makan. Perempuan yang menderita gangguan makan selama masa remajanya, sering kali mengalaminya lagi saat hamil. Melansir dari KidsHealth, jenis gangguan makan yang dialami seperti bulimia dan anoreksia nervosa. 


Dalam kasus anoreksia, ada kecenderungan untuk takut berat badan bertambah selama kehamilan dan akhirnya membatasi asupan makanan. Sedangkan, dalam kasus bulimia nervosa, ada pola makan yang dilakukan dengan tergesa-gesa lalu dimuntahkan secara sengaja.


Dampaknya ibu hamil tidak mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan. Semua keadaan buruk ini dapat menyebabkan lahir mati atau keguguran. 


Perempuan dengan gangguan makan seperti itu sering kali berisiko lebih tinggi selama kehamilan karena beberapa alasan berikut:

Saat kekurangan nutrisi, secara otomatis tubuh akan mengalihkan nutrisi apa pun yang ada ke janin
Perempuan yang sering memuntahkan makanan atau memiliki gejala aktif bulimia nervosa berisiko lebih tinggi mengalami keguguran
Perempuan yang sering membatasi asupan makanan dan memiliki gejala aktif anoreksia nervosa mengalami risiko bayi terlahir kecil dengan ukuran kepala di bawah normal, kelahiran prematur, dan berat badan rendah
Lebih rentan terhadap anemia
Kekurangan nutrisi menyebabkan pemulihan pasca persalinan membutuhkan waktu lebih lama 



Jika pernah mengalami gangguan makan, Bunda mungkin memerlukan pemantauan ekstra untuk memastikan kesehatan bayi dan diri sendiri. Konsultasikan dengan ahli gizi dan dokter untuk membuat bagan makanan yang tepat.


Bicarakan juga dengan dokter maupun bidan tentang cara terbaik untuk tetap bugar dan sehat sebelum dan sesudah melahirkan. Ingat, pantangan makan dapat berdampak serius pada ASI dan kesehatan bayi. Setelah lahir, jika Bunda mendapati diri masih mengalami gangguan makan, sebaiknya segera kunjungi dokter.
Artikel Terkait: Ini risiko bila ibu hamil alami gangguan makan alias eating disorder!
Cara Meningkatkan Kesehatan Mental Ibu Hamil



Selain mengunjungi dokter, ada juga beberapa cara praktis untuk menjaga kesehatan mental ibu hamil. Berikut ini adalah daftarnya.
1. Bicara dan Bergaul secara Sosial


Menjadi seorang ibu terkadang bisa membuat kesepian dan terisolasi secara sosial. Namun, jika Bunda menemukan seseorang yang dapat diajak bicara dengan bebas, tekanan selama kehamilan bisa dihadapi dengan lebih mudah. 


Lebih bagus lagi jika Bunda mencari komunitas ibu hamil dan melakukan kegiatan senam bersama. Selain mendapatkan manfaat secara fisik, mental juga bisa terbantu karena memiliki sahabat yang bisa diajak bicara.
2. Buatlah Rencana Kesehatan 


Membuat rencana kesehatan juga bisa menjadi salah satu cara untuk menjaga kewarasan selama kehamilan. Rencana kesehatan mencakup daftar aktivitas yang perlu dilakukan selama kehamilan, seperti mendaftar di kelas antenatal dan lainnya.
3. Berolahraga dan Meditasi 



Berolahraga dan meditasi adalah cara yang sangat efektif untuk menjaga kestabilan mental dan fisik selama masa kehamilan. Diskusikan olahraga yang sesuai dengan kondisi Bunda dengan dokter dan susun jadwal meditasi untuk mengistirahatkan pikiran.
4. Perhatikan Diri Sendiri


Kehamilan sering kali membuat Bunda hanya fokus kepada janin yang ada di dalam kandungan. Sebenarnya, diri sendiri adalah orang terpenting dalam perjalanan kehamilan ini. Manjakan diri dengan perawatan tubuh, makan malam bersama pasangan, dan aktivitas menyenangkan lainnya. 
5. Minta Dukungan 


Terakhir, jangan ragu untuk meminta dukungan, baik dari keluarga, teman, atau dari pihak medis. Pertimbangkan konseling secara khusus jika memang diperlukan. Cobalah terapi seperti akupunktur dan yoga.


Kesehatan mental ibu hamil memiliki peran yang vital dalam proses perjalanan kehamilan sampai persalinan. Dengan fisik dan mental yang stabil, proses kehamilan yang sulit bisa terasa sangat menyenangkan.



***


Artikel telah ditinjau oleh:


dr. Budiningtyas, SpOG

Dokter Spesialis Kandungan dan Kebidanan

Rumah Sakit Bunda Citra Ananda




Tak Hanya Kesehatan Fisik, Sebelum Hamil juga Perlu Kesiapan Mental, Ini Alasannya!


http://dlvr.it/SxH7jg

Posting Komentar untuk "5 Jenis Gangguan Kesehatan Mental saat Hamil yang Membahayakan Ibu dan Janin"