Bayi Kepala Besar, Benarkah Tanda Bayi yang Cerdas?
Benarkah bentuk kepala bayi cerdas berukuran besar?
Dan benarkah ukuran kepala ada kaitannya dengan kecerdasan seorang bayi?
Pertanyaan tersebut mungkin muncul di benak Parents ketika mendengar banyak orang yang mengaitkan kepala besar dengan kemampuan intelektual bayi.
Apakah pernyataan tersebut mitos atau fakta? Berikut ulasannya untuk Parents.
Artikel Terkait: Bentuk Kepala Bayi Anda Tidak Bulat Sempurna, Perlukah Khawatir?
Penelitian tentang Bayi Kepala Besar
Studi yang dilakukan Inggris Biobank menemukan bahwa jika bayi memiliki lingkar kepala yang besar (namun masih dalam batas normal), maka peluang bayi tersebut untuk masuk ke universitas saat dewasa nanti akan lebih tinggi.
Hal ini tuliskan dalam pemberitaan di Kidspot.
Biobank UK sendiri merupakan pusat sumber spesialis bagi para peneliti, dengan informasi kesehatan lebih dari 500.000 orang antara usia 37 – 73 tahun.
Penelitian ini telah dilakukan menggunakan data dari lebih dari 110.000 orang dengan rentang usia 40-73 tahun.
Ulasan yang telah diterbitkan dalam Molecular Psychiatry itu mengungkapkan jika bayi kepala besar, dapat dikaitkan dengan peluang mereka mendapatkan gelar sarjana lebih tinggi.
Termasuk peluang mendapatkan nilai lebih tinggi saat menjawab pertanyaan numerik dan lisan.
Para ilmuwan ini rupanya mencari hubungan antara gen, IQ dan kesehatan secara keseluruhan ketika meneliti terkait dengan ukuran kepala bayi.
Dengan demikian mereka dapat mengetahui apakah ada tanda-tanda khusus bentuk kepala bayi cerdas.
Dalam penelitian ini mereka mengumpulkan sampel darah, urine dan air liur, bersama dengan informasi tentang latar belakang dan gaya hidup keluarga yang diteliti.
Hasilnya, orang yang lahir dengan kepala besar secara signifikan lebih mungkin mendapatkan gelar sarjana dan nilai lebih tinggi pada tes penalaran verbal-numerik.
Mereka mengatakan bahwa bayi kepala besar, dari rata-rata diameternya 13,5-14 inci (sekitar 34-35 cm) kemungkinan besar akan menunjukkan kecerdasan lebih baik di masa depan.
Artikel terkait: Ini Ukuran Lingkar Kepala Bayi yang Normal, Jangan Sampai Salah!
Apakah Ukuran Jadi Penentu Kecerdasan Anak?
Namun dengan adanya penelitian ini, haruskah orang tua menjadi khawatir tentang masa depan anak-anak jika mereka memiliki ukuran kepala yang tidak besar?
Tentu saja tidak!
Kita tidak bisa mengatakan bahwa bayi kepala besar yang akan menjadi sebuah jaminan kalau anak tersebut akan tumbuh menjadi pintar.
Pasalnya, ukuran kepala tentu saja tidak menentukan kualitas bayi atau menjadi penentu masa depan bayi.
Salah satu contohnya adalah otak Albert Einstein.
Ketika otak Albert Einstein ditimbang, para peneliti menemukan bahwa berat otaknya lebih ringan daripada otak kebanyakan orang.
Ini membuktikan bahwa ukuran kepala bayi tidak akan menjamin kecerdasan anak.
Sebaliknya, yang lebih penting adalah kualitas otak anak daripada kuantitasnya.
Artikel Terkait: Tes MRI Buktikan Kepala Bayi Berubah Bentuk selama Proses Persalinan
Faktor Penentu Ukuran Kepala Bayi
Dikutip dari Parenting First Cry, di bawah ini merupakan beberapa faktor yang memengaruhi perkembangan anak, termasuk ukuran kepala bayi.
1. Faktor Keturunan
Keturunan berpengaruh besar mentrasmisikan karakteristik fisik orang tua kepada anak-anaknya.
Ini dapat berpengaruh ke semua aspek penampilan fisik seperti tinggi badan, berat badan, struktur tubuh, warna mata, tekstur rambut hingga kecerdasan dan bakat.
2. Lingkungan Sekitar
Lingkungan memainkan peran penting dalam perkembangan anak.
Beberapa faktor lingkungan yang memengaruhi perkembangan anak usia dini.
Yakni, meliputi lingkungan fisik dan kondisi geografis tempat anak tinggal, serta lingkungan sosial dan hubungan dengan keluarga dan teman sebaya.
3. Jenis Kelamin
Jenis kelamin anak merupakan faktor utama yang juga memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan fisik anak.
Anak laki-laki dan perempuan tumbuh dengan cara yang berbeda, terutama menjelang pubertas.
Anak laki-laki cenderung lebih tinggi dan secara fisik lebih kuat daripada anak perempuan.
Namun, anak perempuan cenderung lebih cepat menjadi dewasa selama masa remaja, sedangkan anak laki-laki dewasa dalam jangka waktu yang lebih lama.
Struktur fisik tubuh mereka juga memiliki perbedaan yang membuat anak laki-laki lebih atletis dan cocok untuk aktivitas yang membutuhkan ketelitian fisik.
4. Hormon
Hormon pada sistem endokrin dan memengaruhi berbagai fungsi tubuh manusia.
Mereka diproduksi oleh kelenjar berbeda yang terletak di bagian tubuh tertentu untuk mengeluarkan hormon yang mengontrol fungsi tubuh.
Fungsi mereka yang tepat waktu sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan fisik normal pada anak-anak.
Ketidakseimbangan dalam fungsi kelenjar yang mensekresi hormon dapat menyebabkan cacat pertumbuhan, obesitas, masalah perilaku dan penyakit lainnya.
5. Nutrisi
Nutrisi merupakan faktor penting dalam pertumbuhan karena semua yang dibutuhkan tubuh untuk membangun dan memperbaiki dirinya sendiri berasal dari makanan yang masuk ke dalam tubuh.
Kekurangan gizi dapat menimbulkan penyakit defisiensi yang berdampak buruk pada pertumbuhan dan perkembangan anak.
Di sisi lain, makan berlebihan dapat menyebabkan obesitas dan masalah kesehatan dalam jangka panjang, seperti diabetes dan penyakit jantung.
Diet seimbang yang kaya akan vitamin, mineral, protein, karbohidrat dan lemak sangat penting untuk perkembangan otak dan tubuh anak.
Artikel Terkait: Kulit Kepala Bayi Kering? Begini 4 Langkah Perawatan Hariannya!
Faktor Penentu Kecerdasan Bayi
Parents ada beberapa faktor yang dapat menjadi penentu kecerdasan bayi. Berikut di antaranya:
Pertumbuhan Kepala Bayi Sampai dengan 1 Tahun
Peneliti Chaterine Gale dari University of Southampton melakukan penelitian yang melibatkan 633 bayi di Inggris.
Para peneliti menggunakan pita pengukur untuk mengukur lingkar kepala bayi saat lahir, satu tahun, empat tahun, dan delapan tahun.
Untuk anak-anak berusia 4 tahun dan 8 tahun diberikan tes IQ dan ternyata mereka yang memiliki kepala terbesar cenderung memiliki skor IQ tertinggi.
Dari studi tersebut, para peneliti menemukan bahwa pertumbuhan kepala pada usia pertama adalah faktor kunci.
Pertumbuhan otak bayi di atas 1 tahun, setidaknya dalam hal volume otak, tidak berpengaruh signifikan dibandingkan pada tahun pertama.
Oleh karena itu, usia awal kelahiran anak adalah periode yang penting dalam perkembangan otak dan berpengaruh pada kecerdasannya hingga dewasa nanti.
Kecerdasan Orang Tua
Dalam studi yang sama, Gale dan tim juga meneliti orang tua dari masing-masing anak tersebut.
Salah satu temuannya adalah anak dengan orang tua yang memiliki kecerdasan lebih cenderung mendapatkan nilai tes IQ yang lebih tinggi.
Mendapatkan ASI
ASI mengandung banyak nutrisi luar biasa yang tidak bisa digantikan dengan asupan lainnya.
Studi di atas juga menemukan bahwa bayi yang disusui ibunya memiliki IQ yang lebih tinggi dibandingkan bayi yang tidak mendapatkan ASI.
Oleh karena itu, Bunda yang tidak memiliki hambatan dalam memberikan ASI sebaiknya menyusui anak semaksimal mungkin.
Artikel terkait: 5 Ciri Bayi Cerdas Usia 4 Bulan, Cek di Sini Parents!
Ukuran Bukan Berarti Tanda Bentuk Kepala Bayi Cerdas
Faktor lain yang juga perlu dipertimbangkan adalah faktor-faktor seperti pengaruh genetik pada keterampilan kognitif, serta kesehatan fisik dan mental anak.
Kepada Neuroscience News, Profesor Ian Deary, mengatakan bahwa lewat studi yang ia juga menunjukkan keterampilan kognitif juga dipengaruhi genetik serta ukuran otak, bentuk tubuh dan pencapaian pendidikan.
Jadi, kesimpulannya di sini adalah bahwa orangtua perlu menjaga anak-anak mereka dengan baik.
Dan, cara yang lebih efektif adalah dengan benar-benar menyediakan makanan bergizi dan menjaga anak-anak tetap aktif untuk mencapai potensi mereka.
Peneliti Saskia Hagenaars juga berkomentar, “Anak-anak dengan kesehatan menyeluruh yang baik, lebih mungkin memiliki tingkat kecerdasan lebih tinggi.”
Pentingnya Stimulasi untuk Meningkatkan Kecerdasan Bayi
Stimulasi atau rangsangan sangat penting untuk mendukung perkembangan otak anak. Berikut beberapa cara yang bisa Parents lakukan untuk menstimulasi kecerdasan bayi:
Sering bernyanyi. Bayi sangat senang saat orang tuanya bernyanyi dengan riang.
Kontak mata. Tatap mata bayi yang baru lahir. Dalam seminggu, bayi dapat mengenali wajah orang tua mereka, dan setiap kali dia menatap Anda, dia sedang membangun ingatannya dan belajar mengenali ekspresi wajah.
Berhitung. Saat Anda mencuci tangan dan kaki bayi di bak mandi, hitung jari-jari tangan dan kakinya dengan keras. Cara tersebut membuat anak lebih mudah belajar berhitung.
Menunjuk benda. Saat ingin memberikan sesuatu pada bayi, maka Parents bisa menunjuk benda tersebut. Misalnya, “Ini mainan, ini tissue, dll”. Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak mampu belajar bahasa lebih cepat, jika mereka menunjuk ke suatu objek sambil mengucapkan kata.
Berikan ASI. Penelitian telah menemukan hubungan antara menyusui dan perkembangan kognitif. Jika Bunda mampu, berikan ASI secara eksklusif hingga usia 6 bulan dan teruskan pemberian ASI parsial sampai usia 1 tahun.
Biasakan bayi memilih. Bahkan bayi berusia 3 hingga 5 bulan sudah mampu berpendapat. Perlihatkan dua buku atau dua mainannya, dan tunggulah bayi memutuskan mainan atau buka yang ingin ia pilih.
Nah, itulah informasi mengenai ukuran yang sering dikaitkan dengan bentuk kepala bayi cerdas. Semoga informasi di atas bermanfaat!
***
Factors That Affect Growth and Development in Children
https://parenting.firstcry.com/articles/factors-that-affect-growth-and-development-in-children/
/>
Bigger Head, Smarter Baby?
https://www.webmd.com/parenting/baby/news/20061013/bigger-head-smarter-baby
/>
Shared genetic aetiology between cognitive functions and physical and mental health in UK Biobank (N=112 151) and 24 GWAS consortia
https://www.nature.com/articles/mp2015225
/>
Genes that influence people’s health also shape how effectively they think, a study shows.
https://neurosciencenews.com/genetics-thinking-health-3492/
/>
http://dlvr.it/T9jgcF
Dan benarkah ukuran kepala ada kaitannya dengan kecerdasan seorang bayi?
Pertanyaan tersebut mungkin muncul di benak Parents ketika mendengar banyak orang yang mengaitkan kepala besar dengan kemampuan intelektual bayi.
Apakah pernyataan tersebut mitos atau fakta? Berikut ulasannya untuk Parents.
Artikel Terkait: Bentuk Kepala Bayi Anda Tidak Bulat Sempurna, Perlukah Khawatir?
Penelitian tentang Bayi Kepala Besar
Studi yang dilakukan Inggris Biobank menemukan bahwa jika bayi memiliki lingkar kepala yang besar (namun masih dalam batas normal), maka peluang bayi tersebut untuk masuk ke universitas saat dewasa nanti akan lebih tinggi.
Hal ini tuliskan dalam pemberitaan di Kidspot.
Biobank UK sendiri merupakan pusat sumber spesialis bagi para peneliti, dengan informasi kesehatan lebih dari 500.000 orang antara usia 37 – 73 tahun.
Penelitian ini telah dilakukan menggunakan data dari lebih dari 110.000 orang dengan rentang usia 40-73 tahun.
Ulasan yang telah diterbitkan dalam Molecular Psychiatry itu mengungkapkan jika bayi kepala besar, dapat dikaitkan dengan peluang mereka mendapatkan gelar sarjana lebih tinggi.
Termasuk peluang mendapatkan nilai lebih tinggi saat menjawab pertanyaan numerik dan lisan.
Para ilmuwan ini rupanya mencari hubungan antara gen, IQ dan kesehatan secara keseluruhan ketika meneliti terkait dengan ukuran kepala bayi.
Dengan demikian mereka dapat mengetahui apakah ada tanda-tanda khusus bentuk kepala bayi cerdas.
Dalam penelitian ini mereka mengumpulkan sampel darah, urine dan air liur, bersama dengan informasi tentang latar belakang dan gaya hidup keluarga yang diteliti.
Hasilnya, orang yang lahir dengan kepala besar secara signifikan lebih mungkin mendapatkan gelar sarjana dan nilai lebih tinggi pada tes penalaran verbal-numerik.
Mereka mengatakan bahwa bayi kepala besar, dari rata-rata diameternya 13,5-14 inci (sekitar 34-35 cm) kemungkinan besar akan menunjukkan kecerdasan lebih baik di masa depan.
Artikel terkait: Ini Ukuran Lingkar Kepala Bayi yang Normal, Jangan Sampai Salah!
Apakah Ukuran Jadi Penentu Kecerdasan Anak?
Namun dengan adanya penelitian ini, haruskah orang tua menjadi khawatir tentang masa depan anak-anak jika mereka memiliki ukuran kepala yang tidak besar?
Tentu saja tidak!
Kita tidak bisa mengatakan bahwa bayi kepala besar yang akan menjadi sebuah jaminan kalau anak tersebut akan tumbuh menjadi pintar.
Pasalnya, ukuran kepala tentu saja tidak menentukan kualitas bayi atau menjadi penentu masa depan bayi.
Salah satu contohnya adalah otak Albert Einstein.
Ketika otak Albert Einstein ditimbang, para peneliti menemukan bahwa berat otaknya lebih ringan daripada otak kebanyakan orang.
Ini membuktikan bahwa ukuran kepala bayi tidak akan menjamin kecerdasan anak.
Sebaliknya, yang lebih penting adalah kualitas otak anak daripada kuantitasnya.
Artikel Terkait: Tes MRI Buktikan Kepala Bayi Berubah Bentuk selama Proses Persalinan
Faktor Penentu Ukuran Kepala Bayi
Dikutip dari Parenting First Cry, di bawah ini merupakan beberapa faktor yang memengaruhi perkembangan anak, termasuk ukuran kepala bayi.
1. Faktor Keturunan
Keturunan berpengaruh besar mentrasmisikan karakteristik fisik orang tua kepada anak-anaknya.
Ini dapat berpengaruh ke semua aspek penampilan fisik seperti tinggi badan, berat badan, struktur tubuh, warna mata, tekstur rambut hingga kecerdasan dan bakat.
2. Lingkungan Sekitar
Lingkungan memainkan peran penting dalam perkembangan anak.
Beberapa faktor lingkungan yang memengaruhi perkembangan anak usia dini.
Yakni, meliputi lingkungan fisik dan kondisi geografis tempat anak tinggal, serta lingkungan sosial dan hubungan dengan keluarga dan teman sebaya.
3. Jenis Kelamin
Jenis kelamin anak merupakan faktor utama yang juga memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan fisik anak.
Anak laki-laki dan perempuan tumbuh dengan cara yang berbeda, terutama menjelang pubertas.
Anak laki-laki cenderung lebih tinggi dan secara fisik lebih kuat daripada anak perempuan.
Namun, anak perempuan cenderung lebih cepat menjadi dewasa selama masa remaja, sedangkan anak laki-laki dewasa dalam jangka waktu yang lebih lama.
Struktur fisik tubuh mereka juga memiliki perbedaan yang membuat anak laki-laki lebih atletis dan cocok untuk aktivitas yang membutuhkan ketelitian fisik.
4. Hormon
Hormon pada sistem endokrin dan memengaruhi berbagai fungsi tubuh manusia.
Mereka diproduksi oleh kelenjar berbeda yang terletak di bagian tubuh tertentu untuk mengeluarkan hormon yang mengontrol fungsi tubuh.
Fungsi mereka yang tepat waktu sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan fisik normal pada anak-anak.
Ketidakseimbangan dalam fungsi kelenjar yang mensekresi hormon dapat menyebabkan cacat pertumbuhan, obesitas, masalah perilaku dan penyakit lainnya.
5. Nutrisi
Nutrisi merupakan faktor penting dalam pertumbuhan karena semua yang dibutuhkan tubuh untuk membangun dan memperbaiki dirinya sendiri berasal dari makanan yang masuk ke dalam tubuh.
Kekurangan gizi dapat menimbulkan penyakit defisiensi yang berdampak buruk pada pertumbuhan dan perkembangan anak.
Di sisi lain, makan berlebihan dapat menyebabkan obesitas dan masalah kesehatan dalam jangka panjang, seperti diabetes dan penyakit jantung.
Diet seimbang yang kaya akan vitamin, mineral, protein, karbohidrat dan lemak sangat penting untuk perkembangan otak dan tubuh anak.
Artikel Terkait: Kulit Kepala Bayi Kering? Begini 4 Langkah Perawatan Hariannya!
Faktor Penentu Kecerdasan Bayi
Parents ada beberapa faktor yang dapat menjadi penentu kecerdasan bayi. Berikut di antaranya:
Pertumbuhan Kepala Bayi Sampai dengan 1 Tahun
Peneliti Chaterine Gale dari University of Southampton melakukan penelitian yang melibatkan 633 bayi di Inggris.
Para peneliti menggunakan pita pengukur untuk mengukur lingkar kepala bayi saat lahir, satu tahun, empat tahun, dan delapan tahun.
Untuk anak-anak berusia 4 tahun dan 8 tahun diberikan tes IQ dan ternyata mereka yang memiliki kepala terbesar cenderung memiliki skor IQ tertinggi.
Dari studi tersebut, para peneliti menemukan bahwa pertumbuhan kepala pada usia pertama adalah faktor kunci.
Pertumbuhan otak bayi di atas 1 tahun, setidaknya dalam hal volume otak, tidak berpengaruh signifikan dibandingkan pada tahun pertama.
Oleh karena itu, usia awal kelahiran anak adalah periode yang penting dalam perkembangan otak dan berpengaruh pada kecerdasannya hingga dewasa nanti.
Kecerdasan Orang Tua
Dalam studi yang sama, Gale dan tim juga meneliti orang tua dari masing-masing anak tersebut.
Salah satu temuannya adalah anak dengan orang tua yang memiliki kecerdasan lebih cenderung mendapatkan nilai tes IQ yang lebih tinggi.
Mendapatkan ASI
ASI mengandung banyak nutrisi luar biasa yang tidak bisa digantikan dengan asupan lainnya.
Studi di atas juga menemukan bahwa bayi yang disusui ibunya memiliki IQ yang lebih tinggi dibandingkan bayi yang tidak mendapatkan ASI.
Oleh karena itu, Bunda yang tidak memiliki hambatan dalam memberikan ASI sebaiknya menyusui anak semaksimal mungkin.
Artikel terkait: 5 Ciri Bayi Cerdas Usia 4 Bulan, Cek di Sini Parents!
Ukuran Bukan Berarti Tanda Bentuk Kepala Bayi Cerdas
Faktor lain yang juga perlu dipertimbangkan adalah faktor-faktor seperti pengaruh genetik pada keterampilan kognitif, serta kesehatan fisik dan mental anak.
Kepada Neuroscience News, Profesor Ian Deary, mengatakan bahwa lewat studi yang ia juga menunjukkan keterampilan kognitif juga dipengaruhi genetik serta ukuran otak, bentuk tubuh dan pencapaian pendidikan.
Jadi, kesimpulannya di sini adalah bahwa orangtua perlu menjaga anak-anak mereka dengan baik.
Dan, cara yang lebih efektif adalah dengan benar-benar menyediakan makanan bergizi dan menjaga anak-anak tetap aktif untuk mencapai potensi mereka.
Peneliti Saskia Hagenaars juga berkomentar, “Anak-anak dengan kesehatan menyeluruh yang baik, lebih mungkin memiliki tingkat kecerdasan lebih tinggi.”
Pentingnya Stimulasi untuk Meningkatkan Kecerdasan Bayi
Stimulasi atau rangsangan sangat penting untuk mendukung perkembangan otak anak. Berikut beberapa cara yang bisa Parents lakukan untuk menstimulasi kecerdasan bayi:
Sering bernyanyi. Bayi sangat senang saat orang tuanya bernyanyi dengan riang.
Kontak mata. Tatap mata bayi yang baru lahir. Dalam seminggu, bayi dapat mengenali wajah orang tua mereka, dan setiap kali dia menatap Anda, dia sedang membangun ingatannya dan belajar mengenali ekspresi wajah.
Berhitung. Saat Anda mencuci tangan dan kaki bayi di bak mandi, hitung jari-jari tangan dan kakinya dengan keras. Cara tersebut membuat anak lebih mudah belajar berhitung.
Menunjuk benda. Saat ingin memberikan sesuatu pada bayi, maka Parents bisa menunjuk benda tersebut. Misalnya, “Ini mainan, ini tissue, dll”. Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak mampu belajar bahasa lebih cepat, jika mereka menunjuk ke suatu objek sambil mengucapkan kata.
Berikan ASI. Penelitian telah menemukan hubungan antara menyusui dan perkembangan kognitif. Jika Bunda mampu, berikan ASI secara eksklusif hingga usia 6 bulan dan teruskan pemberian ASI parsial sampai usia 1 tahun.
Biasakan bayi memilih. Bahkan bayi berusia 3 hingga 5 bulan sudah mampu berpendapat. Perlihatkan dua buku atau dua mainannya, dan tunggulah bayi memutuskan mainan atau buka yang ingin ia pilih.
Nah, itulah informasi mengenai ukuran yang sering dikaitkan dengan bentuk kepala bayi cerdas. Semoga informasi di atas bermanfaat!
***
Factors That Affect Growth and Development in Children
https://parenting.firstcry.com/articles/factors-that-affect-growth-and-development-in-children/
/>
Bigger Head, Smarter Baby?
https://www.webmd.com/parenting/baby/news/20061013/bigger-head-smarter-baby
/>
Shared genetic aetiology between cognitive functions and physical and mental health in UK Biobank (N=112 151) and 24 GWAS consortia
https://www.nature.com/articles/mp2015225
/>
Genes that influence people’s health also shape how effectively they think, a study shows.
https://neurosciencenews.com/genetics-thinking-health-3492/
/>
http://dlvr.it/T9jgcF
Posting Komentar untuk "Bayi Kepala Besar, Benarkah Tanda Bayi yang Cerdas?"