Alami Menggigil Saat Menyusui, Bun? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya
Menggigil saat menyusui bisa saja dialami oleh para ibu termasuk Bunda, nih. Ada beberapa hal yang bisa menjadi penyebab atau pencetusnya.
Mengutip dari Healthline, menggigil disebabkan oleh otot-otot yang menegang dan mengendur secara berurutan.
Gerakan otot yang terjadi tidak disengaja ini merupakan respons alami tubuh untuk melakukan ‘pemanasan’ atau peningkatan suhu ketika suhu menjadi lebih dingin.
Meskipun begitu, udara atau suhu dingin bukanlah satu-satunya penyebab tubuh gemetar atau menggigil. Penyakit dan kondisi tertentu lainnya juga bisa menyebabkan menggigil terjadi, Bun.
Berikut adalah beberapa kondisi atau penyakit yang dapat menyebabkan ibu menggigil saat menyusui.
Artikel Terkait: Ingin Sukses Menyusui? Parents Jangan Abaikan 7 Tahap Persiapan Ini
Penyebab Menggigil Saat Menyusui
1. Gejala Pemulihan Pascapersalinan
Sumber: Shutterstock
Jika Bunda baru saja melahirkan, merasa kedinginan hingga menggigil saat menyusui bisa menjadi bagian dari pemulihan pascapersalinan.
Menurut penelitian, kedinginan setelah melahirkan merupakan gejala umum yang terjadi selama periode postpartum.
Sebuah studi menunjukkan bahwa dari 97 pasien postpartum, 32% di antaranya mengalami menggigil pascapersalinan.
2. Gula Darah Rendah
Sumber: Shutterstock
Penurunan kadar gula darah dapat memicu respons alami tubuh yaitu menggigil. Ini bisa terjadi pada ibu menyusui karena memproduksi susu membutuhkan banyak energi.
Perlu diketahui bahwa ASI mengandung laktosa, yang diperoleh dari kadar gula darah ibu.
Ketika Bunda menyusui, kadar gula darah dapat turun hingga 25% dan berisiko mengalami hipoglikemia.
Beberapa gejala gula darah rendah selain menggigil adalah gemetar, berkeringat, pusing, atau jantung berdebar.
3. Anemia Bisa Menjadi Penyebab Menggigil Saat Menyusui
Sumber: Shutterstock
Jika Bunda menggigil saat menyusui disertai dengan tangan dan kaki yang selalu dalam kondisi dingin, bisa jadi Bunda mengalami anemia.
Anemia adalah kondisi seseorang kekurangan sel darah merah yang sehat untuk membawa oksigen yang cukup ke jaringan tubuh.
Berbagai jenis anemia memiliki penyebab yang berbeda-beda. Salah satu di antaranya adalah anemia defisiensi besi, yang disebabkan oleh kekurangan zat besi dalam tubuh.
Sumsum tulang membutuhkan zat besi untuk membuat hemoglobin yang cukup untuk sel darah merah.
Ibu menyusui cukup rentan mengalami tingkat zat besi yang rendah setelah melahirkan, karena proses kelahiran dan nifas yang terjadi selama enam minggu pertama membuat sebagian besar ibu baru kekurangan zat besi.
Selain itu, ada pula beberapa jenis anemia lain seperti:
Anemia defisiensi vitamin, karena selain zat besi, tubuh membutuhkan folat dan vitamin B12 untuk memproduksi sel darah merah yang cukup sehat.
Anemia karena peradangan, penyakit tertentu seperti kanker, HIV/AIDS, rheumatoid arthritis, penyakit ginjal, penyakit Crohn, dan penyakit inflamasi akut atau kronis lainnya dapat mengganggu produksi sel darah merah.
Anemia aplastik, anemia langka yang terjadi ketika tubuh tidak bisa menghasilkan cukup sel darah merah
Anemia hemolitik, kondisi di mana sel darah merah dihancurkan lebih cepat daripada yang bisa digantikan sumsum tulang
Anemia yang berhubungan dengan penyakit sumsum tulang, beberapa penyakit seperti leukemia dan myelofibrosis dapat memengaruhi produksi darah di sumsum tulang
Anemia sel sabit, kondisi ketika bentuk hemoglobin yang rusak memaksa sel darah merah untuk berbentuk tidak normal sehingga bisa mati sebelum waktunya dan mengakibatkan kekurangan kronis sel darah merah.
Tanda-tanda dan gejala anemia bervariasi tergantung pada penyebab dan tingkat keparahan anemia masing-masing orang. Namun, beberapa tanda umum anemia meliputi:
Lemah, letih, lesu
Kulit pucat atau berwarna kekuningan
Detak jantung tidak teratur
Sesak napas
Pusing atau sakit kepala ringan
Dada sesak
Sakit kepala.
Artikel Terkait: 10 Tipe Bayi Menyusui yang Perlu Bunda Ketahui dan Cara Menghadapinya
4. Mastitis
Sumber: Shutterstock
Kedinginan hingga menggigil juga bisa menjadi tanda-tanda dari mastitis, infeksi payudara yang menyebabkan pembengkakkan.
Mereka yang menderita mastitis sering mengalami demam hingga 38 derajat celcius atau lebih tinggi, yang menyebabkan keringat dan kedinginan.
Mastitis adalah kondisi umum pada perempuan yang menyusui. Faktanya, 1 dari 10 ibu menyusui menderita mastitis.
Pada ibu menyusui, penyebab utama mastitis adalah saluran susu tersumbat yang menyebabkan ASI kembali ke atas dan terjadi infeksi.
Saluran susu dapat tersumbat jika bayi tidak bisa mengisap atau menempel dengan benar, atau lebih menyukai satu payudara daripada yang lainnya. Mastitis pun dapat terjadi jika Bunda tidak menyusui atau memompa ASI secara teratur.
Puting pecah-pecah juga meningkatkan risiko infeksi payudara. Bakteri dari mulut bayi bisa masuk dan menyebabkan infeksi. Jika bakteri masuk ke jaringan payudara, mereka dapat berkembang biak dengan cepat. Sebagian besar penyebab infeksi payudara adalah bakteri staphylococcus aureus.
Bunda dapat terus menyusui bayi meskipun mengalami mastitis karena bakterinya tidak berbahaya bagi bayi. Kondisi ini umum terjadi pada beberapa minggu pertama menyusui, tetapi bisa juga terjadi di kemudian hari.
Perempuan yang tidak menyusui juga bisa terkena mastitis. Puting pecah atau tindik puting dapat memungkinkan bakteri masuk ke saluran susu dan menyebabkan infeksi payudara. Biasanya kondisi ini sering terjadi pada perempuan yang merokok.
Mastitis juga dapat muncul pada perempuan yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, termasuk yang pernah menjalani lumpektomi dengan terapi radiasi, serta perempuan yang mengalami diabetes.
Gejala mastitis atau infeksi payudara meliputi:
Pembengkakkan abnormal, bisa terjadi pada satu payudara sehingga lebih besar dari yang lain
Payudara terasa sakit atau terbakar saat menyusui
Payudara menjadi lebih sensitif
Munculnya benjolan yang menyakitkan di payudara
Gatal
Payudara menjadi hangat jika disentuh
Merasakan panas dingin
Keluarnya cairan dari puting susu yang mengandung nanah
Timbul ruam kemerahan pada payudara
Pembesaran kelenjar getah bening di daerah ketiak atau leher
Demam lebih dari 38,3 derajat celcius
Merasa sakit atau lelah.
Perawatan untuk Ibu yang Menggigil Kedinginan Saat Menyusui
Sumber: Shutterstock
Apabila Bunda mengalami kedinginan saat menyusui, ada beberapa hal yang bisa dilakukan yaitu sebagai berikut:
1. Menjaga Badan Tetap Hangat
Gunakanlah pakaian yang dapat membuat Bunda tetap hangat, seperti jaket atau syal yang memungkinkan Bunda untuk menyusui dengan mudah. Bunda juga bisa meminum teh hangat atau jahe yang dapat menghangatkan tubuh.
Pakailah kaus kaki atau sarung tangan karena panas tubuh dapat terlepas dengan muda lewat jari-jari.
Artikel Terkait: Mastitis – Penyebab, Gejala, Cara Mengobati dan Mencegah
2. Memastikan Asupan Nutrisi Terjaga
Agar tubuh tetap sehat dan menghindari anemia defisiensi besi dan defisiensi vitamin, jangan lupa untuk makan makanan yang mengandung berbagai vitamin dan mineral.
Konsumsi makanan kaya zat besi seperti daging merah, kacang-kacangan, sereal, dan sayuran hijau. Asam folat bisa didapatkan dari buah-buahan, sayuran, kacang polong, kacang merah, dan produk biji-bijian lainnya.
Untuk meningkatkan penyerapan zat besi konsumsi makanan yang kaya vitamin C seperti buah jeruk, paprika, brokoli, tomat, melon, dan stroberi.
3. Meringankan Gejala Mastitis
Apabila Bunda menemukan gejala-gejala mastitis, lakukan hal-hal berikut ini untuk meringankan gejalanya:
Kompres hangat untuk mengurangi rasa sakit dan membantu melancarkan ASI. Rendam waslap dalam air hangat dan letakkan di area payudara yang membengkak selama 15 menit, 4 kali sehari.
Kosongkan payudara dengan baik. Pastikan bayi menyusu sampai selesai di kedua belah payudara, lalu lakukan pumping agar payudara benar-benar kosong.
Gunakan berbagai posisi untuk menyusui yang nyaman untuk Bunda.
Konsumsi obat antiiflamasi seperti ibuprofen untuk membantu meredakan nyeri, tetapi pastikan untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter sebelum minum obat apapun selama menyusui.
Kapan Harus ke Dokter?
Sumber: Shutterstock
Perhatikan gejala lain yang muncul selain menggigil. Apabila ternyata terdapat gejala lain misalnya demam, rasa nyeri, pusing, dan lain sebagainya yang sekiranya dapat mengganggu aktivitas sehari-hari, Bunda sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Apabila ternyata terjadi infeksi, dokter mungkin akan meresepkan antibiotik yang aman untuk ibu menyusui.
***
Pada dasarnya, belum ada penelitian yang membuktikan bahwa menyusui dapat membuat kedinginan hingga menggigil. Respons tersebut bisa terjadi karena satu dan lain hal.
Menggigil saat menyusui bisa menjadi salah satu gejala yang timbul pasca persalinan karena ketidakseimbangan hormon, dan bisa juga merupakan tanda dari penyakit tertentu seperti anemia atau mastitis.
Semoga informasi ini bisa bermanfaat.
Does Breastfeeding Make You Cold?
https://www.romper.com/p/does-breastfeeding-make-you-cold-11794
/>
Are You Suffering From The “Postpartum Chills”?
https://www.peachymama.com.au/blogs/motherhood/are-you-suffering-from-the-postpartum-chills
/>
What Is Mastitis?
https://www.webmd.com/parenting/baby/what-is-mastitis
/>
Anemia
https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/anemia/symptoms-causes/syc-20351360
/>
What Is a Breast Infection?
https://www.healthline.com/health/breast-infection
/>
Breastfeeding With Diabetes: What to Know
https://www.webmd.com/diabetes/breastfeeding-and-diabetes
/>
Bayi Suka Menggigit Puting Saat Menyusu? Ini 6 Tips yang Perlu Busui Lakukan!
5 Tips Sukses Menyusui Pasca Operasi Caesar
Bebas Drama di Awal Masa Menyusui, Ini yang Perlu Bunda Perhatikan
http://dlvr.it/T8QlL1
Mengutip dari Healthline, menggigil disebabkan oleh otot-otot yang menegang dan mengendur secara berurutan.
Gerakan otot yang terjadi tidak disengaja ini merupakan respons alami tubuh untuk melakukan ‘pemanasan’ atau peningkatan suhu ketika suhu menjadi lebih dingin.
Meskipun begitu, udara atau suhu dingin bukanlah satu-satunya penyebab tubuh gemetar atau menggigil. Penyakit dan kondisi tertentu lainnya juga bisa menyebabkan menggigil terjadi, Bun.
Berikut adalah beberapa kondisi atau penyakit yang dapat menyebabkan ibu menggigil saat menyusui.
Artikel Terkait: Ingin Sukses Menyusui? Parents Jangan Abaikan 7 Tahap Persiapan Ini
Penyebab Menggigil Saat Menyusui
1. Gejala Pemulihan Pascapersalinan
Sumber: Shutterstock
Jika Bunda baru saja melahirkan, merasa kedinginan hingga menggigil saat menyusui bisa menjadi bagian dari pemulihan pascapersalinan.
Menurut penelitian, kedinginan setelah melahirkan merupakan gejala umum yang terjadi selama periode postpartum.
Sebuah studi menunjukkan bahwa dari 97 pasien postpartum, 32% di antaranya mengalami menggigil pascapersalinan.
2. Gula Darah Rendah
Sumber: Shutterstock
Penurunan kadar gula darah dapat memicu respons alami tubuh yaitu menggigil. Ini bisa terjadi pada ibu menyusui karena memproduksi susu membutuhkan banyak energi.
Perlu diketahui bahwa ASI mengandung laktosa, yang diperoleh dari kadar gula darah ibu.
Ketika Bunda menyusui, kadar gula darah dapat turun hingga 25% dan berisiko mengalami hipoglikemia.
Beberapa gejala gula darah rendah selain menggigil adalah gemetar, berkeringat, pusing, atau jantung berdebar.
3. Anemia Bisa Menjadi Penyebab Menggigil Saat Menyusui
Sumber: Shutterstock
Jika Bunda menggigil saat menyusui disertai dengan tangan dan kaki yang selalu dalam kondisi dingin, bisa jadi Bunda mengalami anemia.
Anemia adalah kondisi seseorang kekurangan sel darah merah yang sehat untuk membawa oksigen yang cukup ke jaringan tubuh.
Berbagai jenis anemia memiliki penyebab yang berbeda-beda. Salah satu di antaranya adalah anemia defisiensi besi, yang disebabkan oleh kekurangan zat besi dalam tubuh.
Sumsum tulang membutuhkan zat besi untuk membuat hemoglobin yang cukup untuk sel darah merah.
Ibu menyusui cukup rentan mengalami tingkat zat besi yang rendah setelah melahirkan, karena proses kelahiran dan nifas yang terjadi selama enam minggu pertama membuat sebagian besar ibu baru kekurangan zat besi.
Selain itu, ada pula beberapa jenis anemia lain seperti:
Anemia defisiensi vitamin, karena selain zat besi, tubuh membutuhkan folat dan vitamin B12 untuk memproduksi sel darah merah yang cukup sehat.
Anemia karena peradangan, penyakit tertentu seperti kanker, HIV/AIDS, rheumatoid arthritis, penyakit ginjal, penyakit Crohn, dan penyakit inflamasi akut atau kronis lainnya dapat mengganggu produksi sel darah merah.
Anemia aplastik, anemia langka yang terjadi ketika tubuh tidak bisa menghasilkan cukup sel darah merah
Anemia hemolitik, kondisi di mana sel darah merah dihancurkan lebih cepat daripada yang bisa digantikan sumsum tulang
Anemia yang berhubungan dengan penyakit sumsum tulang, beberapa penyakit seperti leukemia dan myelofibrosis dapat memengaruhi produksi darah di sumsum tulang
Anemia sel sabit, kondisi ketika bentuk hemoglobin yang rusak memaksa sel darah merah untuk berbentuk tidak normal sehingga bisa mati sebelum waktunya dan mengakibatkan kekurangan kronis sel darah merah.
Tanda-tanda dan gejala anemia bervariasi tergantung pada penyebab dan tingkat keparahan anemia masing-masing orang. Namun, beberapa tanda umum anemia meliputi:
Lemah, letih, lesu
Kulit pucat atau berwarna kekuningan
Detak jantung tidak teratur
Sesak napas
Pusing atau sakit kepala ringan
Dada sesak
Sakit kepala.
Artikel Terkait: 10 Tipe Bayi Menyusui yang Perlu Bunda Ketahui dan Cara Menghadapinya
4. Mastitis
Sumber: Shutterstock
Kedinginan hingga menggigil juga bisa menjadi tanda-tanda dari mastitis, infeksi payudara yang menyebabkan pembengkakkan.
Mereka yang menderita mastitis sering mengalami demam hingga 38 derajat celcius atau lebih tinggi, yang menyebabkan keringat dan kedinginan.
Mastitis adalah kondisi umum pada perempuan yang menyusui. Faktanya, 1 dari 10 ibu menyusui menderita mastitis.
Pada ibu menyusui, penyebab utama mastitis adalah saluran susu tersumbat yang menyebabkan ASI kembali ke atas dan terjadi infeksi.
Saluran susu dapat tersumbat jika bayi tidak bisa mengisap atau menempel dengan benar, atau lebih menyukai satu payudara daripada yang lainnya. Mastitis pun dapat terjadi jika Bunda tidak menyusui atau memompa ASI secara teratur.
Puting pecah-pecah juga meningkatkan risiko infeksi payudara. Bakteri dari mulut bayi bisa masuk dan menyebabkan infeksi. Jika bakteri masuk ke jaringan payudara, mereka dapat berkembang biak dengan cepat. Sebagian besar penyebab infeksi payudara adalah bakteri staphylococcus aureus.
Bunda dapat terus menyusui bayi meskipun mengalami mastitis karena bakterinya tidak berbahaya bagi bayi. Kondisi ini umum terjadi pada beberapa minggu pertama menyusui, tetapi bisa juga terjadi di kemudian hari.
Perempuan yang tidak menyusui juga bisa terkena mastitis. Puting pecah atau tindik puting dapat memungkinkan bakteri masuk ke saluran susu dan menyebabkan infeksi payudara. Biasanya kondisi ini sering terjadi pada perempuan yang merokok.
Mastitis juga dapat muncul pada perempuan yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, termasuk yang pernah menjalani lumpektomi dengan terapi radiasi, serta perempuan yang mengalami diabetes.
Gejala mastitis atau infeksi payudara meliputi:
Pembengkakkan abnormal, bisa terjadi pada satu payudara sehingga lebih besar dari yang lain
Payudara terasa sakit atau terbakar saat menyusui
Payudara menjadi lebih sensitif
Munculnya benjolan yang menyakitkan di payudara
Gatal
Payudara menjadi hangat jika disentuh
Merasakan panas dingin
Keluarnya cairan dari puting susu yang mengandung nanah
Timbul ruam kemerahan pada payudara
Pembesaran kelenjar getah bening di daerah ketiak atau leher
Demam lebih dari 38,3 derajat celcius
Merasa sakit atau lelah.
Perawatan untuk Ibu yang Menggigil Kedinginan Saat Menyusui
Sumber: Shutterstock
Apabila Bunda mengalami kedinginan saat menyusui, ada beberapa hal yang bisa dilakukan yaitu sebagai berikut:
1. Menjaga Badan Tetap Hangat
Gunakanlah pakaian yang dapat membuat Bunda tetap hangat, seperti jaket atau syal yang memungkinkan Bunda untuk menyusui dengan mudah. Bunda juga bisa meminum teh hangat atau jahe yang dapat menghangatkan tubuh.
Pakailah kaus kaki atau sarung tangan karena panas tubuh dapat terlepas dengan muda lewat jari-jari.
Artikel Terkait: Mastitis – Penyebab, Gejala, Cara Mengobati dan Mencegah
2. Memastikan Asupan Nutrisi Terjaga
Agar tubuh tetap sehat dan menghindari anemia defisiensi besi dan defisiensi vitamin, jangan lupa untuk makan makanan yang mengandung berbagai vitamin dan mineral.
Konsumsi makanan kaya zat besi seperti daging merah, kacang-kacangan, sereal, dan sayuran hijau. Asam folat bisa didapatkan dari buah-buahan, sayuran, kacang polong, kacang merah, dan produk biji-bijian lainnya.
Untuk meningkatkan penyerapan zat besi konsumsi makanan yang kaya vitamin C seperti buah jeruk, paprika, brokoli, tomat, melon, dan stroberi.
3. Meringankan Gejala Mastitis
Apabila Bunda menemukan gejala-gejala mastitis, lakukan hal-hal berikut ini untuk meringankan gejalanya:
Kompres hangat untuk mengurangi rasa sakit dan membantu melancarkan ASI. Rendam waslap dalam air hangat dan letakkan di area payudara yang membengkak selama 15 menit, 4 kali sehari.
Kosongkan payudara dengan baik. Pastikan bayi menyusu sampai selesai di kedua belah payudara, lalu lakukan pumping agar payudara benar-benar kosong.
Gunakan berbagai posisi untuk menyusui yang nyaman untuk Bunda.
Konsumsi obat antiiflamasi seperti ibuprofen untuk membantu meredakan nyeri, tetapi pastikan untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter sebelum minum obat apapun selama menyusui.
Kapan Harus ke Dokter?
Sumber: Shutterstock
Perhatikan gejala lain yang muncul selain menggigil. Apabila ternyata terdapat gejala lain misalnya demam, rasa nyeri, pusing, dan lain sebagainya yang sekiranya dapat mengganggu aktivitas sehari-hari, Bunda sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Apabila ternyata terjadi infeksi, dokter mungkin akan meresepkan antibiotik yang aman untuk ibu menyusui.
***
Pada dasarnya, belum ada penelitian yang membuktikan bahwa menyusui dapat membuat kedinginan hingga menggigil. Respons tersebut bisa terjadi karena satu dan lain hal.
Menggigil saat menyusui bisa menjadi salah satu gejala yang timbul pasca persalinan karena ketidakseimbangan hormon, dan bisa juga merupakan tanda dari penyakit tertentu seperti anemia atau mastitis.
Semoga informasi ini bisa bermanfaat.
Does Breastfeeding Make You Cold?
https://www.romper.com/p/does-breastfeeding-make-you-cold-11794
/>
Are You Suffering From The “Postpartum Chills”?
https://www.peachymama.com.au/blogs/motherhood/are-you-suffering-from-the-postpartum-chills
/>
What Is Mastitis?
https://www.webmd.com/parenting/baby/what-is-mastitis
/>
Anemia
https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/anemia/symptoms-causes/syc-20351360
/>
What Is a Breast Infection?
https://www.healthline.com/health/breast-infection
/>
Breastfeeding With Diabetes: What to Know
https://www.webmd.com/diabetes/breastfeeding-and-diabetes
/>
Bayi Suka Menggigit Puting Saat Menyusu? Ini 6 Tips yang Perlu Busui Lakukan!
5 Tips Sukses Menyusui Pasca Operasi Caesar
Bebas Drama di Awal Masa Menyusui, Ini yang Perlu Bunda Perhatikan
http://dlvr.it/T8QlL1
Posting Komentar untuk "Alami Menggigil Saat Menyusui, Bun? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya"