Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Yuni Shara Tak Sungkan Temani Putranya Menonton Film Porno, Bagaimana Pendapat Psikolog?

Setiap orangtua pasti memiliki pola asuh tersendiri demi tumbuh kembang anaknya. Seperti artis Yuni Shara temani anak menonton film porno yang memicu kontroversi. Menariknya, Yuni rupanya mempunyai alasan tersendiri.  Kontroversi Yuni Shara Temani Anak Menonton Film Porno Menjadi orangtua kolot rupanya tidak terbersit dalam benak Yuni Shara untuk kedua putranya, Cavin Obrient Salomo Siahaan dan Cello Obient Siahaan. Belum lama, Yuni blak-blakan menemani Calvin dan Cello menyaksikan film porno. Hal ini menjadi sorotan karena seharusnya film tersebut diperuntukkan bagi orang dewasa. Ternyata, hal ini menjadi sarana Yuni untuk memberikan pendidikan seks kepada anak. Yuni sangat menyadari bahwa remaja masa kini mudah terekspos sesuatu yang berbau pornografi. Di lain pihak, orangtua tidak bisa mengontrol anak 24 jam lamanya karena sibuk bekerja. Dalam sebuah seri YouTube bersama Venna Melinda, Yuni memaparkan alasan dan pendapatnya akan perbuatannya menemani sang anak menonton film porno. “Anak-anakku kebetulan anak-anak yang terbuka. Enggak mungkinlah, ya, anak-anak kita enggak nonton film porno, mau yang jenis anime atau jenis apa pun segala macem, akan ada,” ujar Yuni Shara. Bukannya melarang keras, sebaliknya Yuni memposisikan dirinya sebagai teman. Yuni membuka diri bagi kedua anaknya berdiskusi perihal konten dewasa tersebut. Terlebih, budaya Timur yang kental cenderung menganggap seks adalah hal tabu bahkan bagi orang dewasa sekalipun. Artikel terkait: 10 Artis Alami Pelecehan Seksual, Mulai dari Sentuhan hingga DM “Jadi mendingan daripada gini-gini, kita jadi temen aja. Aku selalu nanya ‘Gimana nonton ini?’ Misalnya kayak gitu. ‘Asyik enggak?’ (Mereka bilang) Bunda kamu jangan gini-gini (bicara soal film porno). (Lalu dijawab) Aduh, biasa aja bro. Aku begitu,” lanjut Yuni. Keterbukaan pola pikir dan teknik pengasuhan Yuni pun berbuah manis. Tak hanya anak saja, teman-teman dari kedua anak lelakinya akhirnya merasa nyaman dengan Yuni. Lebih lanjut, Yuni tidak menerapkan jarak terlalu kaku dengan buah hatinya. “Jadi anak-anak sesantai itu, temen-temennya pun jadi terbuka. Aku, tuh, curhatannya dari mulai anaknya mas Henry (Siahaan), sampai temen-temen anak-anak(ku) ini. Jadi aku bisa main sama anak-anaknya mas Henry dari dulu,” lanjut Yuni. Begitu dekatnya koneksi anak dan orangtua membuat Calvin dan Cello pun protektif dan turut andil menentukan pasangan ibunda. Mereka berdua tidak segan mengambil keputusan siapa yang sebaiknya dekat dan jangan dekat dengan ibunya. “Nah itu (menikah lagi) satu hal yang enggak di-approve sama anak-anakku sebenarnya. Sampai yang terakhir anak-anakku enggak setuju dan aku langsung memutuskan enggak, karena ada pilihan untuk anak-anak. Sudah berikutnya aku sudah 13 tahun, kan, menjanda, maksudku, sudah kelamaan sendiri, tidak wajib aku menikah,” pungkas Yuni. Artikel terkait: Dituding Lakukan Pelecehan, Ini 6 Fakta Menarik Sosok Rian D’Masiv Seperti Apa Dampak Menonton Film Porno bagi Remaja? Sarat kontroversi warganet, Agstried Piether selaku Psikolog Pendidikan Anak dan Remaja Rumah Dandelion menyebutkan tindakan Yuni Shara merupakan sikap yang benar jika orangtua mendapati anak menonton konten porno dan tidak langsung memarahi. Lebih lanjut, Agstried memberi catatan bahwa tidak marah ketika memergoki anak menonton film porno tidak sama dengan mendampingi sang anak menonton film tersebut. “Iya betul sekali, ketika kita memergoki anak nonton film porno, sepanik apa pun kita sebaiknya kita tidak marah karena akhirnya anak hanya akan melakukan lagi dengan diam-diam. Sebaliknya, tanyakan kepada anak apa yang mendorong ia menonton film porno? Penasaran? Ikut-ikutan teman? Nah, lewat hasil diskusi tersebut orangtua dapat memberikan pendidikan seks yang faktual, berdasarkan ilmu pengetahuan, bukan berdasarkan film porno,” ujar lulusan Universitas Indonesia tersebut, mengutip laman ANTARA. Menurutnya, adalah hal yang berbahaya jika film porno disaksikan anak yang usianya belum cukup. Yang ada, anak salah menangkap informasi yang diberikan. Akibatnya, bisa jadi anak tumbuh dengan pengetahuan dan ekspektasi bahwa berhubungan seks adalah benar seperti yang disaksikan di film porno. Artikel terkait: Dua Kali Jadi Korban Pelecehan Seksual, Najwa Shihab Sampaikan Pesan Ini “Padahal kan tidak seperti itu. Jadi mari biasakan anak mencari pengetahuan dari sumber yang benar dan terpercaya. Jangan lupa sesuaikan juga pendidikan seks pada anak sesuai dengan usianya,” sambung Yuni. Meski demikian, harus ditegaskan kepada anak-anak bahwa film porno bukan representasi hubungan seks yang sebenarnya. Konten seksual di dalam film porno bukan fakta seksual, sehingga anak bisa mendapat pendidikan yang salah tentang seks. Oleh karena itu, adalah tugas orangtua untuk memberikan pendidikan seksual kepada anak sedini mungkin. Hal ini bisa dilakukan sejak balita dengan mengenalkan organ tubuh yang dimilikinya. Menyebut organ reproduksi dengan nama sebenarnya adalah hal krusial untuk dilakukan. “Menyebut penis sebagai penis. Vagina sebagai vagina. Selain itu, balita juga sudah harus diberikan edukasi tentang cara menjaga kebersihan organ serta memahami mana anggota tubuh yang boleh disentuh atau tidak boleh disentuh orang lain, siapa saja yang boleh membantu mandi dan ganti baju, dan siapa saja yang boleh melihat tubuh anak,” pungkas Agstried. Parents, semoga informasi seputar Yuni Shara temani anak menonton film porno ini bisa menambah informasi yang bermanfaat bagi Anda. : Kasus Kakek Cabuli Cucu, Ini 4 Alasan Kekerasan Seksual Dilakukan Orang Terdekat 12 Karakter seksualitas wanita berdasarkan zodiaknya, Bunda termasuk yang mana? Alami Pelecehan Seksual Secara Verbal, Cinta Kuya Marah dan Sedih The post Yuni Shara Tak Sungkan Temani Putranya Menonton Film Porno, Bagaimana Pendapat Psikolog? appeared first on theAsianparent: Situs Parenting Terbaik di Indonesia.
http://dlvr.it/S2YLZK

Posting Komentar untuk "Yuni Shara Tak Sungkan Temani Putranya Menonton Film Porno, Bagaimana Pendapat Psikolog?"