Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

19 Refleks pada Bayi Baru Lahir yang Perlu Orang Tua Tahu

Ada banyak refleks bayi baru lahir yang perlu diketahui Bunda. Pastikan Anda tidak salah menafsirkan setiap isyarat dan gerakan bayi. Sebab, salah dalam memaknai gerakan bayi bisa memengaruhi tindakan Bunda dalam memberikan apa yang bayi butuhkan. Selain memperhatikan gerakan bayi, Bunda juga harus memercayai insting sebagai ibu. Bila bayi baru selesai menyusui dan kenyang, tetapi mulutnya terbuka, Bunda tak perlu lagi menyusuinya. 19 Refleks Bayi Baru Lahir yang Perlu Oran Tua Tahu 1. Rooting Reflex Refleks bayi yang satu ini adalah ketika pipi bayi disentuh, dia akan menoleh ke arah sentuhan dengan mulut terbuka. Hal ini kadang menandakan dia lapar dan ingin menyusu. Akan tetapi, tidak selalu demikian. Bisa jadi dia baru saja menyusu dengan kenyang, dan saat Bunda menyentuh pipinya, dia akan tetap menoleh dengan mulut terbuka karena ini merupakan gerakan refleks dari tubuhnya. 2. Refleks Bayi Mengisap Puting Ibu Rooting reflex bisa membantu si kecil menemukan puting ibu dan mulai melakukan pelekatan untuk menyusu. Bunda bisa menyentuh pipinya dengan jari, puting atau dot agar dia bisa mulai menyusu. Secara refleks, dia akan langsung melakukan isapan. Akan tetapi, refleks ini baru bisa berkembang sempurna ketika bayi berusia 36 minggu. Dan bagi bayi lahir prematur, kemungkinan dia akan memiliki refleks mengisap yang lemah. Namun Bunda tidak perlu khawatir, karena refleks ini akan berkembang penuh ketika ia sudah mencapai 36 minggu. Bayi juga memiliki refleks untuk mengisap tangan atau jarinya sendiri. Namun hal ini dilakukan bukan karena dia lapar, tetapi bayi menikmati proses mengisap jari karena itu membuatnya merasa tenang. Artikel terkait: 12 Hal yang Dapat Membuat Bayi Tidur Nyenyak 3. Refleks Bayi Kaget (Moro Reflex) Ketik bayi merasa kaget dengan suara keras, atau gerakan tiba-tiba, dia akan mendongak, tangan dan kaki terbuka kemudian menangis. Setelah itu, dia akan menangkupkan kedua tangan dan kakinya dalam posisi memeluk untuk melindungi diri sendiri. Bunda bisa mengurangi hal ini dengan membedong bayi. Bedong mencegah bayi kaget dan terbangun, juga membantu bayi merasa lebih aman dan terlindungi. 4. Refleks Muntah  Refleks muntah terjadi ketika bayi menelan terlalu banyak ASI. Hal ini terjadi ketika ibu mengalami suplai ASI berlebih atau ASI memancar terlalu kuat. Kondisi ini menyebabkan tenggorokan bayi tertutup agar tidak tersedak, dan lidahnya mengeluarkan kelebihan ASI. Biasa juga dikenal dengan gumoh. Bunda tidak perlu khawatir bila ini terjadi, gendong ia dalam posisi duduk dan buat ia sendawa. Bayi Anda akan baik-baik saja. Artikel terkait: 3 Cara Membuat Bayi Sendawa yang Aman dan Efektif 5. Refleks Bayi Merangkak Saat pertama kali diletakkan dalam posisi tengkurap, bayi akan menekuk kedua kakinya dan diletakkan di bawah perut. Sehingga ia dalam posisi seperti meringkuk tapi tengkurap. Dia kelihatan sedang berusaha merangkak, tetapi dengan cara yang sangat menggemaskan. Bunda bisa memberi sedikit tekanan pada kakinya, dan membantu bayi mendorong tubuhnya ke depan. Hindari meninggalkan bayi sendirian di kasur atau di meja ganti popok. Meskipun dia masih kecil, tetapi dia bisa berguling dan bergerak yang bisa membuatnya jatuh dari ketinggian. 6. Refleks Babinski (Jari-Jari Kaki) Bila Bunda mengelus telapak kaki bayi dari tumit hingga jari, maka Bunda akan melihat respons dari kakinya. Jempol kakinya akan menekuk, sedangkan jari-jari lainnya terbuka. Refleks ini akan tetap ada hingga si kecil berusia dua tahun. Refleks ini juga membantu mencegah bayi jatuh ketika dia siap mengambil langkah pertamanya. 7. Refleks Bayi Berjalan Disebut juga refleks menari, karena si kecil terlihat sedang menari dan berjalan mundur. Ketika Bunda memegangnya dalam posisi tegak berdiri, dan kakinya berada pada permukaan datar, dia akan berusaha berjalan. Artikel terkait: Baikkah Kebiasaan Bayi Ngempeng atau Hisap Jempol? 8. Refleks Bayi Mencengkeram  Refleks ini ada sejak bayi baru lahir. Jika Anda meletakkan satu jari di tangan bayi, dia akan langsung mencengkream jari tersebut. Setiap kali ada sentuhan di telapak tangannya, dia akan refleks menggenggam benda apa pun yang ada di dekat tangannya. 9. Respons Traksi Dokter biasanya memegang kedua pergelangan tangan bayi dan mengangkatnya hingga ke posisi duduk. Hal ini dilakukan untuk memeriksa respons traksinya, yakni pergerakan kepala dan lehernya saat dia ditegakkan. 10. Refleks Galant Dokter akan melakukan pemeriksaan secara rutin untuk memantau tumbuh kembang saraf tulang belakang si kecil. Salah satunya adalah dengan melihat refleks galant si kecil. Caranya dengan memosisikan bayi tengkurap, dan mengelus bagian samping punggung bayi. Bila sarafnya tumbuh dengan baik, tubuh bayi akan melengkung dan pelvisnya tertarik ke arah sentuhan berasal. 11. Refleks Leher Tonic (Tonic Neck Reflex) Refleks ini terjadi ketika bayi sedang berbaring telentang dan menoleh ke salah satu sisinya. Bayi kemudian akan meluruskan satu tangan ke arah yang menghadap kepalanya dan menekuk lengan yang ada di belakangnya. Posisi ini mirip dengan posisi pemain anggar. Para ahli berpendapat bahwa ada spekulasi di mana refleks tonic neck ini memiliki tujuan untuk memberi perlindungan kepada kepala dan wajah bayi. Refleks ini umumnya akan ada hingga bayi berusia 4 hingga 6 bulan, kemudian menghilang dengan sendirinya. 12. Refleks Parasut Ketika bayi digendong tegak dan tubuh bayi diputar dengan cepat menghadap ke depan seperti hendak jatuh, bayi akan menjulurkan tangannya ke depan seolah-olah mencegah dirinya jatuh. Refleks ini merupakan respons alami tubuh untuk mencegah bayi jatuh tepat di wajahnya. Ketika anak belajar berjalan, refleks ini juga akan membantu keamanannya karena merentangkan tangan ke depan dapat membantu bayi untuk tetap stabil. Biasanya refleks ini muncul pada usia 6 sampai 8 bulan ketika bayi mulai mengembangkan lebih banyak kontrol motorik. Refleks parasut juga akan tetap ada sepanjang hidup kita karena merupakan mekanisme keamanan otomatis tubuh. 13. Refleks Snout Jika bibir atas bayi diberi tekanan, maka ia akan mengerutkan bibirnya ke depan seperti membentuk moncong atau snout. Refleks ini umumnya terjadi pada bayi baru lahir hingga sekitar usia satu tahun sebelum hilang dengan sendirinya. Mengerucutkan bibir karena tekanan ini disebabkan oleh kontraksi otot yang terjadi pada bibir bayi. 14. Refleks Palmomental Refleks Palmomental terjadi ketika mengelus telapak tangan bayi dan terjadi kontraksi pada otot ipsilateral mentalis (otot bibir bawah pada sisi yang sama dengan tangan yang dielus) sehingga bibir bawah terangkat sedikit. Reaksi ini terjadi karena adanya hubungan antara saraf ulnaris dan medianus di lengan dan dianggap sebagai tanda pelepasan frontal. Pada orang dewasa, refleks ini tidak akan terjadi karena dihambat oleh aktivitas lobus frontal di otak. Refleks Palmomental dimiliki oleh bayi hingga usia 1 tahun. 15. Refleks Glabellar Tap Terjadi sebagai respons terhadap ketukan berulang di antara alis sehingga terjadi kedipan yang biasanya akan hilang setelah 4 hingga 5 ketukan. Refleks ini dianggap sebagai respon adaptif untuk melindungi mata bayi dari cedera. 16. Refleks Plantar Jika Bunda menggosok telapak kaki bayi, maka jari-jari kakinya yang mungil pun akan mulai menekuk. Para ahli berpendapat bahwa refleks plantar adalah reaksi primitif yang berasal dari nenek moyang manusia yang menggenggam cabang pohon dengan menggunakan kaki. Namun, pendapat itu masih belum terbukti kebenarannya secara ilmiah. Biasanya respons ini terjadi pada bayi baru lahir dan hilang pada usia 9 bulan hingga 1 tahun. 17. Refleks Bayi Mendorong Lidah Lidah bayi akan mendorong ke depan secara otomatis untuk menghalangi makanan atau benda masuk pada usia 4 hingga 6 bulan. Gerakan ini secara alamiah mencegah bayi tersedak dan merupakan indikator jika anak belum siap untuk mulai belajar makan makanan padat. Refleks ini harus sudah hilang sebelum masuk masa MPASI anak. 18. Refleks Landau Jika digendong dalam posisi tengkurap, bayi akan mengangkat kepala dan dada, serta merentangkan tangan dan kaki dalam posisi seperti hendak terbang. Refleks ini mengembangkan kerja sama otot dan koordinasi motorik kasar antara bagian tubuh depan dan belakang bayi. 19. Refleks Menyelam Bayi baru lahir hingga berusia kurang lebih enam bulan memiliki refleks menyelam. Di bawah air, bayi akan berhenti bernapas selama beberapa detik dan membuka mata seperti sedang menyelam. Dalam kondisi ini, bagian atas paru-paru bayi akan tertutup secara alami untuk mencegah masuknya air sehingga bayi bisa menyelam selama beberapa detik. Refleks menyelam ini merupakan respons alami tubuh untuk bertahan hidup. *** Refleks bayi yang mana saja yang sudah Bunda lihat dari buah hati di rumah? Artikel diupdate oleh: Annisa Pertiwi Primitive Reflexes https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK554606/ Newborn Reflexes https://www.stanfordchildrens.org/en/topic/default?id=newborn-reflexes-90-P02630 The Landau Reflex https://www.brmtusa.com/the-landau-reflex The diving reflex in healthy infants in the first year of life https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/21881008/ 11 Newborn Reflexes Every New Mum Needs to Know About https://sg.theasianparent.com/what-are-newborn-reflexes 10 Cara Merawat Bayi Baru Lahir, Ini yang Perlu Parents Perhatikan 7 Tips merawat bayi baru lahir saat musim hujan, Bunda wajib tahu! 10 Hal penting tentang bayi baru lahir yang orangtua wajib tahu The post 19 Refleks pada Bayi Baru Lahir yang Perlu Orang Tua Tahu appeared first on theAsianparent: Situs Parenting Terbaik di Indonesia.
http://dlvr.it/SLkBJf

Posting Komentar untuk "19 Refleks pada Bayi Baru Lahir yang Perlu Orang Tua Tahu"