Gangguan Kognitif Anak: Penyebab, Gejala, Jenis, dan Pengobatannya
Setiap orangtua tentu ingin anaknya tumbuh aktif, sehat, serta melewati seluruh tahap perekembangannya dengan baik. Namun, bagaimana jika buah hati Parents mengalami gangguan kognitif?
Gangguan kognitif adalah sebuah kondisi yang memengaruhi kemampuan berfikir seseorang. Individu dengan masalah seperti ini akan memiliki daya ingat yang rendah, gangguan persepsi, dan kemampuan belajar yang tidak baik.
Meskipun memiliki fungsi yang berbeda dari pengetahuan pada umumnya, kognisi memainkan peran sangat penting terhadap kemampuan belajar seseorang.
Kategori Gangguan Kognitif
Menurut Diagnostik dan Statistik Manual of Mental Disorders (DSM-V), masalah kognitif bisa masuk ke dalam kategori berikut:
*
Demensia
Adalah permasalahan yang menganggu memori atau daya ingat. Salah satu tandanya hilang ingatan yang berlangsung secara progresif. Contoh yang paling sering dari dimensia ini adalah penyakit Alzeimer.
*
Keterlambatan Tumbuh Kembang
Pada kondisi ini ditandai dengan perkembangan belajar yang terganggu bahkan terjeda. Biasanya contoh dari keterlambatan tubuh kembang adalah autisme.
Artikel terkait: Berbagai Jenis Gangguan Emosi Anak
*
Delirium
Gangguan yang melibatkan kemampuan kognisi ini adalah sebuah perubahan persepsi dengan sangat cepat atau kesadaran. Hal ini dapat terjadi sangat tiba-tiba dan berlangsung dalam waktu singkat. Namun dalam satu waktu juga dapat memengaruhi suasana hati dan perilaku secara drastis.
*
Amnesia
Dikenal juga sebagai sindrom amnesia, yang melibatkan hilangnya memori termasuk pengalaman dan juga fakta. Namun, kondisi ini tidak sedramatis seperti yang di film-film, ya, Bunda.
Penyebab Gangguan Kognitif
Parents, berikut ini adalah penyebab dari gangguan kognitif secara umum:
1. Cedera Otak
Permasalahan ini dapat terjadi secara tiba-tiba atau memiliki trauma akut. Penderita cedera otak akan sulit mengingat informasi tertentu hingga kehilangan sebagian memorinya.
2. Belum Diketahui Penyebab Pasti
Banyak masalah kognitif yang belum diketahui sebabnya secara pasti. Bahkan para penelitian pun belum menemukan jawabannya.
Contohnya pada kasus penderita Alzheimer. Banyak peneliti yang mengatakan pada permasalah tersebut,terjadi karena adanya penumpukan deposit plak. Namun sampai saat ini, belum jelas bagaimana plak itu berkembang.
3. Menjalani Pengobatan Tertentu
Bagi sebagian orang, permasalahan kognisi ini merupakan efek samping dari pengobatan tertentu. Contohnya pada penderita tmor atau kanker otak. Terutama yang menjalankan treatment kemoterapi dan radiasi.
Efek yang diberikan adalah buruknya kemampuan mengingat, perhatian, dan daya konsentrasi yang menurun. Hal ini dapat terjadi selama dan setelah perawatan.
Gejala Utama Gangguan Kognitif
* Kesulitan mengingat fakta, pengalaman, informasi serta merasa sulit beradaptasi terhadap hal-hal baru
* Menyebabkan disorientasi atau kebingungan
* Depresi
* Koordinasi yang buruk dari fungsi motorik
* Memiliki kemampuan sosialisasi yang buruk
* Penurunan kemampuan member penilaian
* Penampilan Glazed
Artikel terkait: Kemampuan kognitif anak bisa meningkat dengan lakukan 3 kebiasaan ini!
Pengobatan yang Harus Dijalani Saat Mengalami Gangguan Kognitif
Seperti yang sudah dijelaskan bahwa permasalahan yang menurunkan kemampuan mengingat ini penyebabnya belum bisa dipastikan. Gejalanya pun akan berbeda-beda pada setiap orang. Oleh sebab itu, sampai saat ini tak ada obat yang dapat menyembuhkan secara tuntas.
Sedangkan untuk perawatannya bervariasi tergantung pada kondisi dan gejala yang dialami. Orang yang menangani permasalahan ini biasanya dilakukan oleh penyedia layanan khusus, mulai dari dokter, psikolog, psikiater dan pekerja sosial.
Sementara itu, ada juga beberapa pengobatan lainnya untuk gangguan kognitif yang biasa dilakukan, di antaranya yaitu:
*
Terapi
Beberapa terapi yang bisa dilakukan sebagai pengobatan yakni terapi perilaku dan okupasi. Berfungsi agar penderita bisa menjalankan kehidupannya senormal dan semandiri mungkin.
*
Konsumsi Obat Tertentu
Treatment obat dilakukan untuk membuat suasana hati penderita gangguan ini lebih baik, bahkan untuk menjaga kestabilan emosinya. Sebab, seseorang yang mengalami gangguan ini akibat trauma mendalam, biasanya mereka mengalami kecemasan tinggi dan salah satu pengobatan dengan konsumsi obat-obatan khusus.
*
Pemanfaatan Teknologi
Cara pengobatan ini sebetulnya mudah apalagi di zaman high tech seperti saat ini. Memanfaatkan kecanggihan dari teknologi guna menyimpan segala informasi dan ingatan adalah langkah yang bisa dilakukan.
Artikel terkait: Penyebab Anak Hiperaktif dan Cara Menenangkannya Melalui Makanan
*
Konseling Bersama Psikolog dan Psikiater
Melakukan konseling adalah tindakan paling awal untuk mengetahui dan mendapatkan intervensi yang jelas dari gejala-gejala yang ditimbulkan. Bahkan kegiatan konsultasi bersama ahlinya tak hanya untuk mendapatkan jawaban guna kesembuhan si penderita, tetapi Parents sebagai orangtuanya pun bisa turut serta.
*
Menciptakan Lingkungan yang Nyaman
Pengobatan dengan cara ini sebetulnya sangat diperlukan. Sebab, bagaimanapun mereka yang terdiagnosis dengan gangguan kognitif memerlukan perlakuan yang baik dan juga penerimaan. Dukungan positif dari orang-orang terdekat membantu keberlangsungan pengobatannya dengan baik.
Artikel terkait: 6 Tips untuk membantu mengembangkan kemampuan kognitif bayi
Jenis Gangguan Kognitif Anak
1. Speech Delay (Keterlambatan Berbicara)
Jenis gangguan ini mengakibatkan keterampilan bicara si kecil terganggu. Selain itu, speech delay akan menghambat segala hal yang berkaitan dengan produksi kata dan bahasa si kecil, bahkan menganggu kemampuan membaca serta menulisnya.
Hal tersebut bisa terjadi karena kurangnya stimulus terhadap perkembangan kognisi anak. Misal saja, si kecil terlalu sering diberikan gadget sebagai mainan.
Kebiasaan itu bisa menjadikan si kecil menarik diri dari lingkungan sosialnya dan berkurangnya interaksi secara langsung. Bahkan si kecil cenderung menjadi pribadi introvert dan individualis.
Seharusnya di usianya yang masih dini anak-anak harus bisa mengenal dunia bermain dan perbanyak berinteraksi dengan teman sebayanya. Itulah yang menunjang atau menstimulus kemampuan komunikasi juga bahasa si kecil.
Akan tetapi, pada kenyataannya gadget yang menjadi penyebab si kecil kehilangan kemampuan bahasa juga bicaranya dengan sempurna. Untuk itu, Bunda harus bisa lebih memperhatikan dan memberikan stimulus yang positif. Misal saja, sering ajak si kecil berdongeng, menyanyi, bercerita, dan membaca buku kesukaannya.
2. Keterlambatan Perkembangan
Pada umumnya, proses perkembangan berlangsung secara bertahap dan berkesinambungan dari tahap satu ke tahapan lainnya. Meskipun setiap tahap perkembangan seseorang berbeda-beda.
Begitu juga dengan proses perkembangan kognitif. Walaupun sebagian besar dipengaruhi oleh genetika, tapi lingkungan turut memengaruhi.
Tentunya, tahap tumbuh kembangnya perlu berkembang secara optimal. Mulai dari perkembangan motorik kasar hingga kognitif halus. Nah, apabila proses tersebut ada yang terlewat maka kemungkinan si kecil akan mengalami keterlambatan dalam fase perkembangan.
3. Menimbulkan Kebiasaan Kurang Baik pada Anak
Mungkin mengisap jempol pada anak merupakan hal yang normal ketika masa pertumbuhannya. Namun Bunda perlu waspada ketika usia si kecil sudah memasuki 8 tahun tetapi masih melakukan kebiasaan tersebut.
Sebab pada anak dengan gangguan kognitif biasanya akan menimbulkan kebiasaan yang kurang baik untuk meredam stres mereka. Misal saja mengigit kuku, memukul dirinya sendiri, membenturkan kepala ke tembok atau usaha menyakiti dirinya sendiri.
Artikel terkait: Penelitian: Mengonsumsi jus ceri selama 12 minggu dapat tingkatkan kemampuan kognitif
4. Terganggunya Pola Tidur
Masalah jam tidur si kecil yang terlalu panjang atau pendek perlu menjadi perhatian Bunda. Sebab pada anak dengan masalah kognisi yang kurang baik, pola tidurnya akan bermasalah.
Meskipun terlihat sepele, tapi jangan diabaikan, ya, Bunda. Ini dapat memengaruhi tumbuh kembangnya hingga dewasa. Untuk itu, mulai saat ini Bunda bisa membuat jadwal tidur yang harus dipatuhi si kecil.
Hindari si kecil tidur larut malam, sekalipun karena besok hari libur. Tetap patuhi jadwal tidur malam yang sudah dibuat agar semua fase perkembangan si kecil berjalan dengan baik.
5. Sering Merasa Cemas (Ansietas)
Rasa cemas adalah hal wajar bagi setiap individu tak terkecuali anak-anak. Namun, perlu menjadi perhatian Parents saat si kecil sering kali terlihat cemas hingga mengganggu segala aktivitasnya bahkan hubungan sosialnya.
Apabila perilaku tersebut terlihat pada dirinya, segera minta bantuan psikolog atau tenaga ahli untuk membantu si kecil. Contoh umum gangguan kecemasan akibat perkembangan kognitif yang tidak sempurna adalah obsessive complusive Disorder.
***
Parents, itulah ulasan mengenai gangguan kognitif, apa penyebabnya, hingga comtoh yang sering terjadi pada si kecil. Untuk itu, terus damping si kecil dalam tahap perkembangannya, ya, Parents.
:
Sumber Asam Folat dan Bisa Cegah Kanker, Ini 10 Manfaat Tomat Ceri
4 Cara mudah mengajari anak untuk memaafkan sesuatu
5 gejala gangguan mental pada anak-anak, Bunda wajib tahu!
The post Gangguan Kognitif Anak: Penyebab, Gejala, Jenis, dan Pengobatannya appeared first on theAsianparent: Situs Parenting Terbaik di Indonesia.
http://dlvr.it/RtWP1K
http://dlvr.it/RtWP1K
Posting Komentar untuk "Gangguan Kognitif Anak: Penyebab, Gejala, Jenis, dan Pengobatannya"