Ingin Hamil Tapi Diabetes? Ini Saran Dokter yang Wajib Diperhatikan
Ada pendapat yang mengatakan bahwa perempuan yang menderita diabetes memiliki risiko tinggi jika ingin hamil. Benarkah? Diabetes pada ibu hamil apa yang wajib diperhatikan?
Tidak bisa dipungkiri, diabetes pada ibu hamil memang memiliki risiko.
Tak mengherankan jika banyak perempuan yang mengalami diabetes dan tengah merencanakan kehamilan akhirnya bertanya-tanya, apakah perempuan dengan diabetes bisa hamil?
Diabetes pada Ibu Hamil, Apa Saja yang Perlu Diperhatikan?
Dalam hal ini, dr.Wismandari Sp. Pd- KEMD, dari RS Pondok Indah menegaskan bahwa perempuan dengan diabetes tentu saja bisa hamil. Bahkan, ia menerangkan bahwa sebagian besar perempuan dengan diabetes tipe 1 dan 2 dapat hamil dengan sehat.
Meskipun begitu, tentu saja ada beberapa hal yang memang perlu dilakukan agar program dan masa kehamilan bisa berjalan dengan baik dan nyaman.
Dan yang paling penting, baik ibu dan janin dalam kondisi sehat.
Berikut hal yang harus diperhatikan para penderita diabetes yang ingin hamil.
1. Lakukan Pemeriksaan Berkala
Untuk mencegah hal yang tidak diinginkan, hal utama yang perlu dilakukan dalam mempersiapkan kehamilan bagi perempuan dengan diabetes tentu saja dengan melakukan konsultasi dengan dokter kandungan.
Dengan begitu, dokter bisa membantu merencanakan kehamilan dengan baik dan sehat. Serta menentukan pengobatan yang paling tepat dan dibutuhkan.
“Pemeriksaan tentu saja harus dilakukan sejak awal merencanakan kehamilan. Jika memang sejak awal gula darah tidak terkontrol, dokter tentu akan menyarankan untuk melakukan pemeriksaan dua minggu sekali. Kalau perlu dokter nanti akan memberikan catatan, dosis insulin atau pengobatan yang memang diperlukan,” tegas dr. Wismandari.
Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa pemeriksaan yang perlu dilakukan tentu saja yang berhubungan dengan diabetes seperti komplikasi mata, darah tinggi, obesitas, dan penyakit ginjal.
2. Kendalikan Gula Darah
“Diperlukan untuk melakukan pemeriksaan gula darah secara rutin. Karena prinsipnya, gula darah harus stabil agar komplikasi tidak muncul pada saaat hamil. Jika gula darah memang sudah tinggi, cegah jangan sampai kondisinya lebih berat.”
“Karena yang paling penting, gula darah harus terkontrol dengan baik, ini berlaku pada pre–gestational diabetes, ataupun gestasional,” paparnya.
Adapun target gula darah normal saat kehamilan adalah:
pada saat puasa kurang dari 95 mg/ dl,
1 jam sesudah makan kurang dari 140 mg/ dL,
2 jam sesudah makan kurang dari 120 mg/ dL.
Dijelaskan oleh dokter spesialis penyakit dalam konsultan endrokrin, metabolik dan diabetes ini, pemeriksaan gula darah memang perlu dilakukan. Bahkan ketika proses merencanakan kehamilan.
Pasalnya, jika kadar gula tidak diiperhatikan tentu saja bisa memengaruhi kesehatan janin atau sang ibu.
Misalnya, kondisi gula darah yang buruk selama masa awal kehamilan bisa meningkatkan risiko keguguran dan risiko bayi lahir cacat.
Sedangkan pada ibu, diabetes pada ibu hamil bisa berisiko memperberat komplikasi mata dan ginjal dari diabetes serta meningkatkan tekanan darah.
Namun, menstabilkan gula darah tentu saja perlu dilakukan secara perlahan.
“Gula darah memang lebih baik diturunkan secara perlahan-lahan, dibanding turun cepat. Sama dengan berat badan yang turun 3 kg dalam seminggu, dibandingkan dalam sebulan baru turun 5 kg. Tentu akan lebih bagus yang turunnya perlahan, karena itu sudah menjadi bagian dari pola hidup, dan ini akan bisa bertahan lama.”
“Bisa saja dokter memberikan obat atau insulin agar gula darah langsung turun cepat, tapi cara ini tidak membuat ibu hamil melakukan perubahan pola hidup. Ini yang tidak diinginkan,” tegasnya lagi.
3. Lakukan Diet Seimbang
Hal penting untuk diperhatikan tentu saja terkait dengan asupan makanan sehari-hari. Di mana lemak, karbohidrat, dan protein ini mencukupi.
“Tiga faktor ini harus seimbang. Gampangnya, perhatikan makanan dalam piring kemudian dibagi 4, yang separuh adalah sayuran, seperempatnya lagi lauk, bisa daging bisa ikan, dan seperempatnya lagi baru karbohidrat.”
Perempuan dengan diabetes yang merencanakan hamil atau pun sudah hamil, tentu saja juga disarankan untuk makan buah-buahan.
Meskipun sebenarnya semua buah boleh dikonsumsi, namun tetap saja bagi penderita diabetes, buah durian tidak disarankan.
“Sebenarnya buah apa saja boleh, asal semua kalori itu dihitung. Durian itu kan kalorinya tinggi sekali, jadi lebih baik hindari saja,” tegasnya
4. Aktivitas Fisik Tercukupi
“Jangan lupa, yang juga tidak kalah penting adalah olahraga rutin. Bila sebelum hamil, tubuh tergolong gemuk, coba turunkan berat badan. Tidak usah sampai langsing atau ideal, paling tidak, bisa berkurang 5% sampai 10%,” ujar dr. Wismandari.
Jenis olahraga yang disarankan pun sangat beragam, bisa berjalan, berenang atau bersepeda. Jadikan olahraga ini bagian dari gaya hidup yang dilakukan secara rutin setiap hari.
Semoga bermanfaat!
Diabetes Gestasional pada Ibu Hamil, Bagaimana Cara Mengatasinya?
http://dlvr.it/T5zdkQ
Tidak bisa dipungkiri, diabetes pada ibu hamil memang memiliki risiko.
Tak mengherankan jika banyak perempuan yang mengalami diabetes dan tengah merencanakan kehamilan akhirnya bertanya-tanya, apakah perempuan dengan diabetes bisa hamil?
Diabetes pada Ibu Hamil, Apa Saja yang Perlu Diperhatikan?
Dalam hal ini, dr.Wismandari Sp. Pd- KEMD, dari RS Pondok Indah menegaskan bahwa perempuan dengan diabetes tentu saja bisa hamil. Bahkan, ia menerangkan bahwa sebagian besar perempuan dengan diabetes tipe 1 dan 2 dapat hamil dengan sehat.
Meskipun begitu, tentu saja ada beberapa hal yang memang perlu dilakukan agar program dan masa kehamilan bisa berjalan dengan baik dan nyaman.
Dan yang paling penting, baik ibu dan janin dalam kondisi sehat.
Berikut hal yang harus diperhatikan para penderita diabetes yang ingin hamil.
1. Lakukan Pemeriksaan Berkala
Untuk mencegah hal yang tidak diinginkan, hal utama yang perlu dilakukan dalam mempersiapkan kehamilan bagi perempuan dengan diabetes tentu saja dengan melakukan konsultasi dengan dokter kandungan.
Dengan begitu, dokter bisa membantu merencanakan kehamilan dengan baik dan sehat. Serta menentukan pengobatan yang paling tepat dan dibutuhkan.
“Pemeriksaan tentu saja harus dilakukan sejak awal merencanakan kehamilan. Jika memang sejak awal gula darah tidak terkontrol, dokter tentu akan menyarankan untuk melakukan pemeriksaan dua minggu sekali. Kalau perlu dokter nanti akan memberikan catatan, dosis insulin atau pengobatan yang memang diperlukan,” tegas dr. Wismandari.
Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa pemeriksaan yang perlu dilakukan tentu saja yang berhubungan dengan diabetes seperti komplikasi mata, darah tinggi, obesitas, dan penyakit ginjal.
2. Kendalikan Gula Darah
“Diperlukan untuk melakukan pemeriksaan gula darah secara rutin. Karena prinsipnya, gula darah harus stabil agar komplikasi tidak muncul pada saaat hamil. Jika gula darah memang sudah tinggi, cegah jangan sampai kondisinya lebih berat.”
“Karena yang paling penting, gula darah harus terkontrol dengan baik, ini berlaku pada pre–gestational diabetes, ataupun gestasional,” paparnya.
Adapun target gula darah normal saat kehamilan adalah:
pada saat puasa kurang dari 95 mg/ dl,
1 jam sesudah makan kurang dari 140 mg/ dL,
2 jam sesudah makan kurang dari 120 mg/ dL.
Dijelaskan oleh dokter spesialis penyakit dalam konsultan endrokrin, metabolik dan diabetes ini, pemeriksaan gula darah memang perlu dilakukan. Bahkan ketika proses merencanakan kehamilan.
Pasalnya, jika kadar gula tidak diiperhatikan tentu saja bisa memengaruhi kesehatan janin atau sang ibu.
Misalnya, kondisi gula darah yang buruk selama masa awal kehamilan bisa meningkatkan risiko keguguran dan risiko bayi lahir cacat.
Sedangkan pada ibu, diabetes pada ibu hamil bisa berisiko memperberat komplikasi mata dan ginjal dari diabetes serta meningkatkan tekanan darah.
Namun, menstabilkan gula darah tentu saja perlu dilakukan secara perlahan.
“Gula darah memang lebih baik diturunkan secara perlahan-lahan, dibanding turun cepat. Sama dengan berat badan yang turun 3 kg dalam seminggu, dibandingkan dalam sebulan baru turun 5 kg. Tentu akan lebih bagus yang turunnya perlahan, karena itu sudah menjadi bagian dari pola hidup, dan ini akan bisa bertahan lama.”
“Bisa saja dokter memberikan obat atau insulin agar gula darah langsung turun cepat, tapi cara ini tidak membuat ibu hamil melakukan perubahan pola hidup. Ini yang tidak diinginkan,” tegasnya lagi.
3. Lakukan Diet Seimbang
Hal penting untuk diperhatikan tentu saja terkait dengan asupan makanan sehari-hari. Di mana lemak, karbohidrat, dan protein ini mencukupi.
“Tiga faktor ini harus seimbang. Gampangnya, perhatikan makanan dalam piring kemudian dibagi 4, yang separuh adalah sayuran, seperempatnya lagi lauk, bisa daging bisa ikan, dan seperempatnya lagi baru karbohidrat.”
Perempuan dengan diabetes yang merencanakan hamil atau pun sudah hamil, tentu saja juga disarankan untuk makan buah-buahan.
Meskipun sebenarnya semua buah boleh dikonsumsi, namun tetap saja bagi penderita diabetes, buah durian tidak disarankan.
“Sebenarnya buah apa saja boleh, asal semua kalori itu dihitung. Durian itu kan kalorinya tinggi sekali, jadi lebih baik hindari saja,” tegasnya
4. Aktivitas Fisik Tercukupi
“Jangan lupa, yang juga tidak kalah penting adalah olahraga rutin. Bila sebelum hamil, tubuh tergolong gemuk, coba turunkan berat badan. Tidak usah sampai langsing atau ideal, paling tidak, bisa berkurang 5% sampai 10%,” ujar dr. Wismandari.
Jenis olahraga yang disarankan pun sangat beragam, bisa berjalan, berenang atau bersepeda. Jadikan olahraga ini bagian dari gaya hidup yang dilakukan secara rutin setiap hari.
Semoga bermanfaat!
Diabetes Gestasional pada Ibu Hamil, Bagaimana Cara Mengatasinya?
http://dlvr.it/T5zdkQ
Posting Komentar untuk "Ingin Hamil Tapi Diabetes? Ini Saran Dokter yang Wajib Diperhatikan"