Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Antara Bayi Tidur Tanpa Bantal dan Pakai Bantal, Mana yang Lebih Baik?

Bagi orang dewasa, tidur menggunakan bantal yang empuk dan selimut yang lembut memang sangat nyaman. Hal ini terkadang membuat orang tua bertanya-tanya apakah mungkin bayi nyaman tidur tanpa bantal? Faktanya, sebaiknya memang bayi ditidurkan tanpa bantal. Bantal yang terlalu empuk dapat berbahaya bagi bayi, terutama bayi baru lahir hingga berusia di bawah 1 tahun. Penggunaan bantal diketahui kurang aman bagi bayi. Apa alasannya? Artikel Terkait: Usia berapa bayi boleh tidur tengkurap? Ini penjelasannya Kenapa Bantal untuk Bayi Bisa Berbahaya? Sumber: Freepik Faktanya, bantal tidak aman untuk bayi. Parents harus menghindari penggunaan bantal saat membaringkan bayi di tempat tidur karena hal ini dapat meningkatkan risiko sindrom kematian bayi mendadak atau Sudden Infant Death Syndrome (SIDS). SIDS adalah penyebab utama kematian bayi berusia 1 bulan hingga 1 tahun. Melansir dari CNN, Rachel Moon dari American Academy of Pediatrics menjelaskan bahwa kasus SIDS biasanya terkait dengan tempat tidur yang terlalu empuk, penggunaan selimut dan bantal. Dalam sebuah studi yang dipublikasikan dalam jurnal Pediatrics mencatat adanya 5 ribu kasus SIDS di sepanjang tahun 2011-2017 dan hampir 70% di antaranya diakibatkan oleh tidur di lingkungan yang tidak sesuai dengan pedoman tidur bayi. Bagi bayi yang berusia antara 4 dan 12 bulan, penggunaan bantal dan barang-barang empuk lainnya di tempat tidur dapat meningkatkan risiko kematian. Jika hendak menidurkan bayi, letakkan ia di kasur yang kokoh tanpa bantal. Membiarkan bayi tertidur di atas bantal menyusui juga dinilai berbahaya. Jika Parents membiarkan anak tertidur di atas bantal, mereka mungkin akan berguling tengkurap dan wajahnya akan tertutupi oleh kasur atau selimut. Hal ini menyebabkan risiko jalan napas bayi terhalang atau tersumbat, sehingga napas bayi bisa terganggu. Manfaat Bayi Tidur Tanpa Bantal Sumber: Freepik 1. Bayi Tidur Tanpa Bantal Mampu Kurangi Risiko SIDS dan Kekurangan Oksigen Kepala bayi yang masih halus dapat tenggelam dalam bantal yang terlalu empuk dan dapat meningkatkan kemungkinan kematian karena kekurangan napas. Lubang hidung bayi yang kecil dan halus dapat tertekan oleh bantal dan membatasi aliran udara saat bayi menggerakkan kepala dari satu sisi ke sisi lainnya. 2. Mengurangi Risiko Kepanasan pada Kepala Bayi Sebagain besar bantal bayi memiliki penutup yang terbuat dari polyester atau kain selain katun. Bahan ini dapat meningkatkan panas di bawah kepala yang menyebabkan fluktuasi suhu tubuh. Keringat atau panas yang berlebihan karena sarung bantal dapat menyebabkan kondisi yang disebut hipertermia. Kondisi ini berakibat fatal dan bisa mengancam jiwa. 3. Bayi Tidur Tanpa Bantal Dapat Menghindari Kemungkinan Cedera pada Leher Kebanyakan bantal yang dibuat untuk bayi empuk dan tidak rata. Struktur ini sebenarnya dapat meningkatkan risiko leher bayi terkilir saat ia tidur selama berjam-jam. 4. Bayi Tidur Tanpa Bantal Dapat Turunkan Risiko Kepala Peyang (Flat Head Syndrome) Banyak orang tua memakaikan bantal pada bayi dengan harapan untuk mencegah kepala peyang, tetapi faktanya hal tersebut berlaku sebaliknya. Tidur terlalu lama di atas bantal yang empuk dapat menimbulkan kepala peyang karena tekanan yang konstan. Membaringkan bayi telentang dalam waktu yang lama dapat menyebabkan kelainan bentuk struktural di kepala saat menggunakan bantal untuk tidur. Oleh karena itu, sebaiknya bayi tidur tanpa bantal dan pindahkan posisi kepala bayi sesekali untuk mencegah peyang. Artikel Terkait: 5 Langkah Memperkenalkan Rutinitas Tidur pada Bayi Hal yang Harus Diperhatikan Bunda agar Bayi Tidur dengan Nyaman Sumber: Freepik Melansir dari situs resmi American Academy of Pediatrics, berikut adalah beberapa hal yang bisa dilakukan untuk memastikan bayi tidur dengan nyaman dan mengurangi risiko SIDS. 1. Pastikan Bayi Tidur Telentang Tempatkan bayi tidur telentang d tempat tidur. Para ahli merekomendasikan agar bayi tidur bersama orang tua di satu kamar, tetapi di tempat tidur yang terpisah (tempat tidur bayi) selama 6 bulan pertama untuk menurunkan risiko SIDS. CDC bahkan menyarankan bahwa berbagi kamar idealnya dilakukan hingga 12 bulan. 2. Hindari Kasur yang Terlalu Empuk Gunakan tempat tidur bayi atau buaian dengan kasur datar yang kokoh dan seprai yang pas. Jauhkan selimut, bantal, boneka mainan, bumper, dan barang empuk lainnya dari ruang tidur bayi. Alih-alih menggunakan selimut, agar bayi tetap hangat saat tidur kenakan pakaian tidur yang benar untuknya. 3. Hanya Tidurkan Bayi di Tempat Tidur Hindari menidurkan bayi di sofa, kursi berlengan, atau ayunan. Hanya tidurkan bayi di car seat saat sedang berada di perjalanan atau mengemudi. 4. Pastikan Lingkungan Tidur Bayi Aman Bayi biasanya tidak akan dijaga saat berada di tempat tidurnya, sehingga lingkungannya harus benar-benar aman. Jauhkan benda-benda berbahaya yang bisa meningkatkan risiko kematian seperti stop kontak atau kabel listrik dari tempat tidur bayi. Hindari menyimpan benda-benda kecil di sekitar tempat tidur bayi yang berisiko tertelan. Jatuh adalah cedera paling umum yang terkait dengan tempat tidur atau boks bayi meskipun mudah untuk dicegah. Sebelum bayi bisa duduk, turunkan kasur ke tingkat di mana ia tidak bisa jatuh meski bersandar atau menarik badannya ke atas. Atur kasur pada posisi terendah sebelum anak belajar berdiri. Kapan Bayi Bisa Diberi Bantal Saat Tidur? Sumber: Freepik Bayi harus tidur di permukaan yang rata dan kokoh. Lingkungan tidur mereka diharapkan bebas dari bantal, selimut, dan permukaan lembut lainnya hingga setidaknya berusia 12 bulan. Lalu, kapan bayi bisa diberikan bantal saat tidur? Penelitian belum menunjukkan kapan tepatnya 100 persen aman untuk meletakkan bantal atau benda lunak lainnya di boks bayi setelah ia berusia 12 bulan. Oleh karena itu, amannya Parents menunggu hingga bayi berusia antara 18 bulan dan 3 ½ tahun. Beberapa ahli berpendapat bahwa bayi sebaiknya dikenalkan bantal di mendekati usia 3 tahun. Bagi balita, bantal tidak hanya berisiko menutupi jalan napas, tetapi juga bisa digunakan oleh mereka sebagai pijakan untuk memanjat keluar dari boks bayinya. Saat anak sudah cukup besar, kenalkanlah bantal yang aman untuk tidur. Pilihlah bantal yang kecil dan keras untuk memberikan dukungan bagi leher dan kenyamanan bagi anak. Artikel Terkait: Kebutuhan Jam Tidur Bayi Sesuai Usia, Sudah Cukupkah Waktu Tidur si Kecil? Jenis Bantal yang Bisa Digunakan Bayi dan Anak Saat Tidur Sumber: Freepik Temukan bantal yang menambah kenyamanan dan aman untuk anak. Berikut adalah beberapa jenis bantal yang disarankan digunakan bayi (sejak usia 12 bulan) dan balita. Bantal Kecil Pilihlah bantal kecil yang memang didesain khusus untuk anak. Jenis bantal yang kecil dapat membantu mengurangi risiko tertutupnya jalan napas. Bantal yang Keras Bantal yang keras lebih baik untuk leher dan tulang belakang anak yang masih berkembang. Pilihlah bantal keras yang dapat menutupi ruang antara telinga anak dan bahu luar. Bantal Hypoallergenic Jika anak memiliki alergi terhadap tungau debu dan allergen lainnya, pilihlah bantal yang hypoallergenic. Jenis bantal ini menggunakan bahan yang tidak menimbulkan reaksi apapun pada kulit. Pertimbangkan penggunaan bantal yang memiliki penghalang luar pelindung untuk mencegah tungau dan debu. Bantal hypoallergenic berkualitas tinggi harus mudah dibersihkan dan tidak mengandung bahan kimia di atas tingkat sertifikasi yang diketahui dapat memicu gejala alergi dan asma. Bantal Tipis dan Rata Posisi tidur anak juga harus menjadi pertimbangan saat memilih bantal. Ada anak yang tidur menggunakan bantal sebagai kepala, ada juga yang tidur tengkurap dan tidur menyamping. Ada pula yang malah menggunakan bantal sebagai penutup kepala atau guling. Jika anak lebih sering tidur telentang, pilihlah bantal tipis untuk mengurangi tekanan pada leher. Bantal tipis memberikan kenyamanan bantalan lembut pada kepala, tetapi pada sudut minimal sehingga kepala dan leher dapat beristirahat dengan benar langsung di atas kasur. Apabila anak lebih suka tidur tengkurap, pilihlah bantal yang tipis dan rata. Atau malah lebih baik jika si kecil tidak menggunakan bantal sama sekali. Bantal yang tipis dan rata dapat membantu mendukung keselarasan tulang belakang yang tepat tanpa disangga terlalu jauh di atas kasur. Pilihlah yang tidak terlalu tebal untuk membantu menjaga leher berada pada bidang yang sama dengan tulang belakang. Bantal yang tebal bisa menyebabkan leher terlalu melengkung ke depan. *** Penting untuk memahami semua risiko dan apa yang bisa Parents lakukan untuk membuat anak nyaman sekaligus menjaganya seaman mungkin, termasuk menunggu sampai usia yang tepat untuk memperkenalkan barang tertentu seperti bantal ke dalam lingkungan tidur mereka. Parents perlu mengetahui bahwa bayi sebaiknya tidur tanpa menggunakan bantal. Semoga informasi ini dapat bermanfaat. Is It Safe to Let a Baby Sleep With a Pillow? https://www.webmd.com/baby/is-it-safe-to-let-baby-sleep-with-pillow Can Babies Sleep With a Pillow? https://www.whattoexpect.com/first-year/ask-heidi/pillow-for-baby.aspx Is It Safe For Your Baby To Sleep With A Pillow? Here’s What You Need To Know https://sg.theasianparent.com/when-can-a-baby-sleep-with-a-pillow/amp Safe Sleep https://www.aap.org/en/patient-care/safe-sleep/ When Can My Toddler Sleep with a Pillow? https://www.healthline.com/health/childrens-health/when-can-toddler-have-pillow# Make Baby’s Room Safe: Parent Checklist https://www.healthychildren.org/English/safety-prevention/at-home/Pages/Make-Babys-Room-Safe.aspx Bayi Tidur Dengan Mata Terbuka, Bahayakah? Mengatasi Bayi Susah Tidur Jadi Posisi Andalan, Ini Bahayanya Membiasakan Bayi Tidur Miring
http://dlvr.it/SPBDXm

Posting Komentar untuk "Antara Bayi Tidur Tanpa Bantal dan Pakai Bantal, Mana yang Lebih Baik?"