Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

13 Cara Melatih Bayi Berjalan dan Tahapan yang Biasanya Dilewati Bayi Sebelum Jalan

“Sudah mau satu tahun anakku belum bisa jalan juga, nih! Wajar tidak, ya? Bagaimana cara melatih bayi berjalan sendiri?” Pertanyaan ini kerap kali muncul di dalam forum aplikasi theAsianparent Indonesia, termasuk WhatsApp Group komunitas batita. Bukti kalau kondisi anak yang belum bisa berjalan menjadi salah satu hal yang banyak dikhawatirkan oleh Parents. Benar tidak? Artikel terkai: 7 Tanda anak siap toilet training dan cara melatihnya, Parents perlu tahu! Saran Dokter tentang Cara Melatih Bayi Berjalan Meskipun tumbuh kembang anak memang tidak bisa dipukul rata, nyatanya rasa was-was tetap saja timbul apabila melihat ada hambatan dalam tumbuh kembang anak. Maka tak mengherankan jika pertanyaan bagaimana cara melatih bayi berjalan pun akhirnya menjadi salah satu topik yang selalu menarik untuk dibahas. Jika dulu banyak orang tua yang mempercayakan baby walker sebagai alat bantu untuk menstimulasi anak berjalan, nyatanya pilihan ini justru tidak lagi direkomendasikan.  Bukannya membantu anak lancar berjalan, justru bisa menghambat proses anak belajar menyeimbangkan tumbuhnya. Padahal, fase ini sangat penting untuk anak belajar jalan. Hal inilah yang ditegaskan oleh dr. Robert Soetandio, Sp.A, M. Si.Med, Dokter Spesialis Anak, RS Pondok Indah – Bintaro Jaya. Salah satu hal yang banyak dikhawatirkan oleh orang tua adalah ketika melihat anaknya belum bisa jalan. Umumnya, pada usia berapa anak mulai bisa berjalan? “Anak mulai berjalan biasanya berada pada kisaran usia 11-15 bulan. Namun beberapa anak ada yang bisa berjalan sebelum 11 bulan atau bahkan lebih dari 15 bulan. Sepanjang perkembangan tumbuh kembang lainnya baik, sepertinya tidak perlu menjadi kekhawatiran tersendiri,” ungkap dr. Robert. Tak hanya itu saja, dr. Robert pun menjelaskan beberapa tahapan yang perlu dilewati anak sebelum akhirnya ia mampu berjalan sendiri. Tahapan Bayi Berjalan Sebelum anak bisa berjalan sendiri, tanpa bantuan orang tua memang ada beberapa tahapan yang akan dilewati lebih dulu. Dimulai dari belajar duduk sendiri, kemudian berlanjut pada tahapan selanjutnya. 1. Duduk Bayi mulai bisa duduk sendiri tanpa bantuan pada usia 4-7 bulan. Kemampuan duduk bayi ini dapat memperkuat otot-ototnya saat ia belajar berdiri. Kemampuan ini dapat distimulasi dengan mengajaknya bermain, seperti menggelindingkan bola ke arahnya atau melakukan permainan menyusun balok. Saat usia lima bulan, Anda dapat melatih otot kaki dan pinggul dengan memegang si kecil di atas pangkuan dan membiarkannya melompat-lompat di pangkuan Anda. Bayi akan merasa gembira dengan gerakan ini. 2. Merangkak Usia 7-10 bulan, bayi mulai belajar pindah tempat dengan cara ngesot, berguling, merayap, atau merangkak. Tahap perkembangan bayi ini memang penting karena bisa melatih anak menggerakkan lengan dan kaki pada waktu yang bersamaan. Ada pula sebagian bayi yang merangkak menggunakan perutnya. Untuk menstimulasi si kecil merangkak dari satu area ke area lainnya, Parents dapat menaruh mainan di area yang agak jauh dari si kecil agar ia bisa merangkak untuk mencapainya. Berikan pujian ketika ia berhasil mencapai mainannya untuk meningkatkan kepercayaan dirinya. Namun, orang tua tidak perlu khawatir berlebihan  jika si kecil tidak melewati masa ini, karena 12 persen bayi sebenarnya tidak melalui fase ini. 3. Belajar Berdiri Usia 8-9 bulan, bayi akan tumbuh lebih kuat. Pada tahap ini, ia bisa mengangkat dirinya sendiri. Parents dapat membantu menarik tubuhnya jika si kecil sudah menyiapkan posisi untuk berdiri misalnya di tepi pinggir tempat tidur, perhatikan telapak kaki si kecil menempel lantai. Cara ini bisa membuatnya merasakan sensasi posisi berdiri. Jika sudah terbiasa berdiri pegangan, coba Anda lepas ia berdiri tanpa bantuan setengah menit lalu pegang lagi. Setelah ia dapat berdiri, Anda dapat membantu si kecil duduk. Mungkin akan kesulitan untuk duduk atau kembali pada posisi aman. Jangan langsung membantunya ke posisi duduk, ajari ia cara menekuk lutut untuk kembali ke posisi duduk. Anda harus bersabar karena menekuk lutut merupakan hal yang sulit bagi bayi. 4. Merambat Bayi juga dapat belajar berjalan dengan cara merambat pada tembok atau perabotan yang ada di sekitarnya. 5. Berjalan dengan Bantuan Bayi dapat berjalan dengan bantuan atau ditatih saat dia mampu mengangkat dirinya sendiri kira-kira ketika berusia 8-9 bulan. Perkembangan bayi ini dapat meningkatkan keberanian dan kepercayaan dirinya untuk melangkahkan kaki seorang diri. Semakin dia terbiasa menapakkan kakinya, maka semakin cepat pula dia bisa berjalan. Jangan terlalu sering menempatkan bayi di dalam baby bouncer dan hindari penggunaan baby walker, karena alat ini dapat mengganggu proses bayi belajar berjalan. 6. Berjalan Sendiri Tanpa Bantuan Latih si kecil untuk berani berjalan sendiri. Misalnya latihan mendorong gerobak mainan. Anda juga dapat meletakkan si kecil berhadapan dengan Anda. Bantu si kecil berdiri, lalu ulurkan kedua tangan Anda seperti ingin memeluknya. Ketika si kecil berjalan mendekati uluran tangan Anda, sebaiknya Anda mundur secara perlahan-lahan agar si kecil bisa berjalan lebih lama. Berikan pujian saat si kecil berhasil berjalan sendiri. Artikel terkait: Berat badan anak kurang ideal? Ini 5 cara yang bisa dilakukan Kapan Orang Tua Perlu Waspada dan Memeriksakan Tumbuh Kembang jika Anak Belum Bisa Berjalan? Ada beberapa hal yang menjadi indikasi adanya keterlambatan perkembangan si kecil dan juga menjadi tanda Anda harus mengonsultasikan kondisi si kecil ke dokter spesialis anak. Beberapa tandanya antara lain, ketika si kecil berusia 1 tahun 6 bulan belum bisa berjalan, anak tidak ada minat atau kemampuan bergeraknya terbatas, anak hanya dapat bergerak pada satu sisi tubuh saja. Cara-Cara Melatih Bayi Berjalan 1. Perkuat Otot Bayi Anak perlu mengembangkan dan memperkuat otot kaki mereka untuk bisa berjalan. Pastikan otot bayi sudah kuat sebelum belajar berjalan. Cara terbaik untuk melakukannya adalah dengan berdiri. Pastikan si kecil sudah bisa berdiri dengan baik, jika belum, topanglah di bagian bawah lengan. Selama bayi sudah berhasil menahan beban ke kaki mereka dengan kaki yang lurus, ototnya akan terus terstimulasi. 2. Pastikan Rumah Aman untuk Bayi Belajar Berjalan Singkirkan barang-barang yang dapat menimbulkan bahaya tersandung pada bayi. Pindahkan barang-barang yang berisiko pecah belah ke tempat lain, kemudian sembunyikan kabel-kabel yang melintang. Parents pun dapat menutup sudut siku-siku furnitur untuk mencegah kepala bayi menabrak sudut yang tajam. Atau Parents bisa mengajak anak belajar berjalan di ruangan khusus yang aman dan tertutup. Melindungi bayi dari berbagai kemungkinan kecelakaan tidak hanya bermanfaat untuk keselamatannya, tetapi juga memberikan bayi kepercayaan diri untuk belajar berjalan tanpa tersandung sesuatu. 3. Belajar Berjalan dengan Kaki Telanjang Menurut penelitian, bayi akan mendapatkan banyak informasi ke otaknya dari telapak kaki saat mereka belajar berjalan. Mereka dapat merasakan tekstur berbagai permukaan dengan kaki, misalnya kayu keras, rumput, karpet, dan lain sebagainya. Hal ini kemudian membuat otak menyesuaikan cara otot dan persendian bekerja. Fenomena ini disebut umpan balik proprioseptif. Memakai sepatu saat belajar berjalan dapat menumpulkan pesan yang diterima otak bayi tersebut. Selain itu, berjalan tanpa alas kaki membantu memperkuat otot-otot kaki untuk lebih meningkatkan stabilitas. 4. Pelan-Pelan Mulailah dari langkah kecil ketika anak belajar berjalan. Ia tidak akan langsung berjalan menyeberangi ruangan pada percobaan pertama, melainkan hanya beberapa langkah kecil saja. Tetaplah berada di dekat anak, tetapi jangan terlalu dekat agar mereka bisa mencoba untuk mandiri. Tingkatkan jarak secara bertahap ketika bayi sudah lebih percaya diri. 5. Coba Belajar Berjalan dari Posisi Duduk Salah satu cara mengajarkan bayi belajar berjalan adalah dari posisi duduk. Dudukkan ia di bangku kecil dan minta mereka untuk meraih benda atau mainan yang berada agak jauh dari tempatnya. Cara ini memungkinkan bayi untuk menguasai berbagai transisi yang harus dilalui sebelum berjalan, mulai dari berdiri dan merambat. Duduk di bangku juga dapat menempatkan fokus pada kaki dan mengembangkan kekuatan tubuh bagian bawah untuk menopang berat badan seluruhnya. Jika bayi masih tampak takut-takut atau belum percaya diri, bantu dia dengan meletakkan beberapa perabotan di jalannya untuk mengambil mainan. Bayi pun akan berusaha untuk merambat sambil menstabilkan dirinya untuk berjalan. 6. Bantu Bayi dengan Memegang Badannya Bayi mungkin baru berani berjalan jika Parents membantunya. Jika seperti ini, peganglah badannya di bagian antara dada dan perut. Ketika berjalan, bayi perlu mendistribusikan berat badan ke seluruh kaki mereka termasuk tumit untuk mengembangkan pola gerakan yang kuat di seluruh tubuh bagian bawah. Membantu memegang badan bayi dapat mengembangkan gaya berjalan yang lebih alami dan tidak miring ke depan. Biarkan bayi yang memegang kendali hendak berjalan ke arah manapun yang ia inginkan. 7. Cara Melatih Bayi Berjalan dengan Gunakan Mainan Dorong Kereta belanja kecil atau mainan push toy dapat memberi anak kendali saat ia menggenggam dan mendorongnya ke depan. Push toy adalah mainan yang lebih baik untuk belajar berjalan daripada baby walker untuk melatih otot kaki, memperbaiki keseimbangan, dan meningkatkan kepercayaan diri. Mainan dorong menambahkan dukungan dinamis yang dibutuhkan anak untuk belajar berjalan. Mereka juga mungkin akan belajar beberapa gerakan lain seperti berjongkok 8. Melatih Berjalan dengan Bermain Gelembung Untuk dapat berjalan dengan baik, kaki harus dapat menyeimbangkan dan menopang tubuh. Maka dari itu, untuk melatih otot kaki, Parents dapat melakukan beberapa permainan yang berfokus pada kaki. Contohnya adalah bermain gelembung. Tiuplah gelembung di atas kepala anak agar mereka berusaha untuk meraihnya. Menggerakan tubuh ke atas membangun kekuatan tubuh bagian bawah dan mengajarkan bayi untuk memindahkan berat badannya sambil berdiri. 9. Berikan Pegangan Dengan memegang sesuatu di tangan, anak cenderung tidak mencari dukungan lain dan fokus pada keseimbangan inti tubuh dan tubuh bagian bawahnya. Berikan anak mainan seperti boneka ringan yang membutuhkan dua tangan untuk dibawa. 10. Kurangi Bantuan secara Bertahap Setelah bayi sudah semakin ahli dan ototnya semakin kuat, kurangilah bantuan seperti untuk dirambati dan memegang badan atau tangannya.  11. Naik Tangga Menaiki tangga akan memperkuat otot-otot kaki anak dan meningkatkan disosiasi tubuh bagian bawah, yaitu memisahkan gerakan tubuh bagian atas dari gerakan tubuh bagian bawah. Sedikit tantangan akan menyenangkan untuk Parents dan si kecil. 12. Tidak Apa-Apa Berhenti Dulu Bayi mungkin akan memutuskan untuk berhenti belajar berjalan jika ia pikir melakukan hal lain lebih menyenangkan. Ia bisa mempelajari kemampuan baru lainnya seperti menguasai gerakan menjepit menggunakan jari tangan atau melompat-lompat. Wajar pula jika anak ingin berhenti dulu setelah ia merasakan jatuh atau sakit saat belajar berjalan. Ini merupakan hal yang normal, belajar berjalan memang butuh kesabaran ekstra. 13. Beri Motivasi Berikan motivasi pada si kecil untuk merayakan setiap keberhasilan kecil, misalnya berhasil melangkahkan kaki dengan baik. Tepuk tangan, pelukan, ciuman, dan senyum orang tua akan membuat ia termotivasi untuk melakukan lebih. Artikel terkait: Anak Berjalan dalam Tidur Tidak Terkait Hal Mistis Cara Menstimulasi Anak agar Bisa Berjalan Berikut ini beberapa hal yang harus Parents perhatikan ketika melatih motorik kasar si kecil, seperti duduk, merangkak, berdiri dan berjalan: Buatlah lingkungan yang baik (tempat aman dan luas, atur rumah sedemikian rupa agar tidak ada perabotan yang menghambat si kecil belajar berjalan). Kurangi menggendong anak, atau menaruh anak di bouncer. Ajak si kecil lebih banyak duduk atau bermain di lantai (floor time). Latih anak untuk berani. Saat melatih anak, orang tua jangan takut berlebihan, sehingga latihan tidak bisa maksimal dan anak merasa apa yang dilakukannya salah (jatuh itu wajar jika tidak mencederai anak sehingga Anda tetap perlu mengawasi tetapi jangan terlalu berlebihan). Upayakan jangan panik saat si kecil jatuh, tenangkan jika anak menangis. Hindari baby walker karena dapat menghambat anak belajar keseimbangan. Pancing minat gerak dengan membuat si kecil bergerak dengan memintanya meraih mainan yang dipegang dengan cara bergeser atau melangkahkan kaki perlahan. Berikan pujian dengan tepuk tangan atau ciuman saat anak berhasil meraih mainan. Biarkan anak main tanpa alas kaki di tempat yang bersih, sehingga mudah memijak dan belajar keseimbangan. Faktor yang Memengaruhi Bayi Belajar Berjalan Jika memang terjadi keterlambatan, umumnya apa yang menyebabkan bayi lambat berjalan? 1. Keterlambatan Keterampilan Motorik Beberapa anak mengalami keterlambatan keterampilan motorik, menyebabkan mereka berjalan sedikit lebih lambat dari yang lain Hal ini juga bisa berkaitan dengan kepribadian mereka. Beberapa anak lebih suka menunggu sampai mereka merasa percaya diri atau hanya tidak yakin. 2. Kelainan Saraf Gangguan neurologis tertentu seperti cerebral palsy atau down syndrome dapat menunda fase berjalan. 3. Masalah pada Otot Distrofi otot adalah penyakit neuromuskular herediter yang bersifat progresif. Distrofi otot menyebabkan kelemahan pada otot dan merupakan penyebab paling umum keterlambatan berjalan. Selain itu, atrofi otot tulang belakang juga sering menjadi alasan keterlambatan berjalan pada anak. Ini adalah kondisi genetik dimana saraf diserang dan mengganggu kontrol seseorang terhadap tubuhnya. 4. Kekurangan Vitamin D Tak hanya kalsium, vitamin D juga memainkan peran penting dalam perkembangan tulang bayi. Kurangnya vitamin D bisa menjadi alasan bayi lambat berjalan. 5. Rakitis Menurut penelitian, ditemukan adanya hubungan antara rakhitis dan keterlambatan berjalan. Rakitis adalah kelainan pertumbuhan tulang pada anak yang disebabkan oleh kekurangan vitamin D. 6. Hipotiroidisme Tiroid yang kurang aktif dapat berpengaruh terhadap perkembangan bayi. Fungsi tiroid yang buruk menyebabkan tonus otot yang buruk, otot lemah, dan terlambat berjalan. 7. Hipotonia Hipotonia adalah suatu kondisi di mana orang kurang memiliki kendali atas tubuh mereka. Kondisi ini mungkin disebabkan oleh kerusakan otak. Ini juga bisa disebabkan oleh gangguan otot, saraf yang memasok otot, atau infeksi. 8. Pengaruh Genetik Jika salah satu atau kedua orang tua memiliki riwayat keterlambatan berjalan selama masa kanak-kanak, ada kemungkinan beberapa anak mereka memiliki kondisi yang sama. 9. Prematuritas Bayi yang lahir prematur diperkirakan akan mengalami beberapa tingkat keterlambatan perkembangan termasuk keterlambatan berjalan. Beberapa penyebab keterlambatan perkembangan bayi adalah bayi mengalami gangguan pertumbuhan dan atau perkembangan saraf, sehingga perlu dibawa ke dokter. Faktor lainnya, orang tua atau pengasuh bayi yang terlalu protektif dan mudah panik. Respons berlebihan ini akan membuat anak memiliki rasa bersalah dan tidak percaya diri. Hasil akhirnya stimulasi menjadi kurang optimal. Itulah informasi lengkap mengenai cara melatih bayi berjalan. Semoga bermanfaat, Parents. Artikel diupdate oleh: Annisa Pertiwi What Causes Delayed Walking in Babies? https://www.medicinenet.com/what_causes_delay_in_walking_in_babies/article.htm When Do Babies Start Walking? https://www.whattoexpect.com/first-year/first-steps/ How to Teach Your Baby to Walk https://www.healthline.com/health/baby/how-to-teach-baby-to-walk# Kapan Normalnya Bayi Bisa Berjalan? Ini Tanda yang Harus Diperhatikan! 4 Hal yang Harus Dilakukan Jika Anak Suka Berlari Menjauh dari Orangtua Kapan Bayi Mulai Merangkak? Ini Tahapan dan Cara Membantunya
http://dlvr.it/SPWJNT

Posting Komentar untuk "13 Cara Melatih Bayi Berjalan dan Tahapan yang Biasanya Dilewati Bayi Sebelum Jalan"