Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pelukan, Bahasa Cinta yang Tak Tergantikan

Tahu tidak, kalau sering memeluk anak itu banyak manfaatnya, loh! Menurut sebuah penelitian yang dipublikasikan PLOS One, disebutkan bahwa memeluk seseorang yang sedang dilanda konflik sosial mampu meningkatkan perasaan positif dan menurunkan perasaan negatif orang yang bersangkutan. Selain itu, pelukan juga ampuh meningkatkan perasaan positif siapapun tanpa memandang jenis kelamin, usia, ras ataupun status perkawinan. Pelukan. Aktivitas ini yang mungkin sering dianggap ‘receh’ hingga akhirnya dilupakan. Kenyataannya, tidak semua orang bisa melakukan itu setiap hari dengan pasangan ataupun buah hati mereka. Ego, gengsi, kesibukan dan banyak lagi alasan yang membuat kita enggan melakukannya. Padahal, sering memeluk anak anak pasangan bisa memberikan dampak positif. Sering Memeluk Anak, Rasakan Dampak Positifnya Sering memeluk anak memang perlu, tapi nggak perlu waktu sampai berjam-jam untuk melakukannya. Kalau dari artikel yang saya baca, menurut penelitian hanya 20 detik setiap hari, kita akan merasakan efek positif dari pelukan tersebut. Hanya 20 detik, tidak sampai 1 menit, kan? Tapi, hasilnya akan membuat kita takjub dan menyesal karena sering abai dengan kebiasaan positif satu ini. Kalau dihubungkan dengan tumbuh kembang anak-anak, tentu saja kita tidak bisa menyepelekannya. Anak-anak yang sering dipeluk, ia akan merasa nyaman dan merasakan kasih sayang serta perhatian dari kedua orang tuanya. Tanki cinta anak terus terisi dan ruang hatinya tidak akan pernah merasa kosong dan hampa. Tapi ingat, satu hal yang perlu dicatat di sini, kedua orang tua, bukan salah satu. Kenapa? Saat ayah dan ibu sering peluk anak, tentu saja akan memberikan maknanya untuk anak. Kedekatan anak dengan ibu, sudah merupakan hal yang lumrah. Dari mulai dalam perut sampai menyusui, anak akan merasakan dekapan hangat sang ibu. Tapi, kedekatan itu biasanya akan semakin memudar ketika ia terus bertumbuh. Ada sebagian orang tua yang berpikiran, kalau anak-anak sudah bukan saatnya lagi dipeluk. Padahal tidak ada batas waktu dan usia untuk sebuah pelukan. Sampai kapan pun, pelukan akan tetap memberikan manfaat, baik untuk kesehatan maupun secara psikologis. Sering Memeluk Anak Perlu Dilakukan Ibu dan Ayah Kalau pelukan ibu saja sangat berarti, apalagi pelukan sang ayah. Ketika anak dipeluk oleh Ayah, anak akan merasa kelekatan yang luar biasa dengan sang ayah. Di alam bawah sadarnya akan terpatri kalau ayahnya bukanlah musuh atau seseorang yang harus ditakuti. Ini satu hal yang penting, karena biasanya sosok ayah itu hadir sebagai seseorang yang disegani. Padahal anak yang merasakan kedekatan dengan ayahnya akan tumbuh lebih percaya diri dan akan jauh lebih bisa survive di kemudian hari. Sudah banyak penelitian yang membuktikan hal tersebut. Untuk itu, aktifitas yang katanya receh ini, sebenarnya haruslah menjadi sebuah pembiasaan dan kebiasaan. Investasikan waktu, setidaknya 20 detik setiap pagi untuk memeluk anak-anak kita. Coba rasakan, akan ada energi positif yang dirasakan sepanjang hari. Baik kita maupun anak-anak akan lebih bersemangat menjalani hari. Tidak hanya itu, emosi anak pun akan jauh lebih terkendali. Ketika berpelukan, tubuh akan memproduksi hormon endorphin, yang merupakan hormon penghilang stress dan pereda rasa sakit. Jadi sangat masuk akal, anak yang sering mendapat pelukan dari orang tuanya akan tumbuh jauh lebih sehat dan cerdas. Waktu Terbaik Memeluk Anak Waktu terbaik memang pada pagi hari. Karena pada saat itulah, baik kita ataupun anak-anak akan memulai aktivitas. Namun, selain itu, ada beberapa waktu terbaik dimana kita harus hadir untuk memeluk anak-anak. Menurut forum Sahabat Keluarga Kemendikbud, waktu-waktu terbaik tersebut, di antaranya: * Bangun tidur * Sebelum berangkat sekolah * Sepulang sekolah * Waktu orang tua pulang kerja * Setelah sholat berjamaah atau berdoa * Beraktivitas bersama * Sebelum tidur * Saat anak sedang marah atau sedih * Momen istimewa anak * Saat anak berprestasi atau melakukan kebaikan * Sebagai kejutan * Saat orang tua pergi Itu dia waktu terbaik kita untuk memeluk buah hati. Selain pelukan, bisikkan juga di telinganya kalau kita sangat sayang dan bersykur memilikinya saat ini. Itu akan menjadi tambahan suntikan semangat dan percaya diri yang luar biasa. Intinya, pelukan itu sebenarnya sebuah bahasa cinta. Ketika kata sudah tidak sanggup lagi menarasikan keinginan kita. Ketika nasihat dan perintah sudah tidak bisa lagi ditafsirkan dengan seharusnya, maka pelukanlah jawabannya. Siapapun orangnya, ketika ia mendapatkan pelukan dari seseorang, secara psikologis dia akan jauh lebih tenang dan nyaman. Pada kondisi itu, apapun yang kita ingin sampaikan, pasti akan diterima dan dipahami. Yuk, jangan ragu untyk sering memeluk anak dan jadikan kebiasaan sehari-hari.    Ditulis oleh, Intan Daswan VIPP Member theAsianparent ID   The post Pelukan, Bahasa Cinta yang Tak Tergantikan appeared first on theAsianparent: Situs Parenting Terbaik di Indonesia.
http://dlvr.it/S6mSVH

Posting Komentar untuk "Pelukan, Bahasa Cinta yang Tak Tergantikan"