Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Sejarah, Makna, dan Prosesi Upacara Sedekah Bumi, Bentuk Rasa Syukur atas Hasil Bumi

Indonesia adalah negara yang kaya akan budaya. Beda daerah, beda pula budayanya. Termasuk masyarakat Jawa yang memiliki tradisi turun temurun bernama upacara Sedekah Bumi. Apakah Parents pernah mendengarnya? Upacara sedekah bumi adalah tradisi yang dilakukan pada awal bulan Muharam atau Sura. Acara ini digelar sebagai bentuk rasa syukur kepada bumi yang telah memberikan rezeki berupa hasil bumi untuk keberlangsungan hidup manusia. Sumber: Kompas Acara ini umumnya digelar di tempat umum yang dianggap sakral seperti halaman masjid, balai desa, atau lapangan. Seperti upacara tradisional daerah kebanyakan, masyarakat akan menyajikan sesajen saat melakukan upacara Sedekah Bumi. Sesajen khas upacara Sedekah Bumi adalah bubur sura, yaitu bubur dari biji-bijian yang dimasak khusus di dalam kendi kuali dari tanah, serta berbagai jenis hasil bumi yang meliputi umbi-umbian, buah-buahan, sayur-sayuran, dan biji-bijian. Selain itu juga dilakukan penyembelihan hewan kurban. Artikel Terkait: 7 Ritual Melahirkan Unik di Berbagai Belahan Dunia Sejarah dan Makna Tradisi Upacara Sedekah Bumi Sumber: Ansor Jabar Online Upacara Sedekah Bumi dipercaya berawal dari penyebaran agama Islam di tanah Jawa dengan media wayang kulit oleh Sunan Kalijaga. Dalam pagelaran wayang kulit tersebut diselipkan makna atau pesan-pesan tentang materi keislaman yang mudah dimengerti oleh masyarakat awam. Sebagai contoh, terdapat sebuah tokoh wayang bernama Werkudara yang melambangkan ibadah shalat. Werkudara dikisahkan tak dapat berjongkok, seperti halnya tidak ada gerakan jongkok dalam ibadah shalat. Hal ini merupakan perumpamaan untuk mendorong umat Islam melaksanakan kewajiban shalat. Dalam tradisi sedekah bumi sendiri terdapat nilai-nilai pendidikan Islam yaitu mengenai keimanan. Dalam ritualnya terdapat pembacaan do’a dan tahlil sebelum dimulainya acara yang melambangkan kewajiban mengingat Allah SWT sebelum melakukan sesuatu dengan dasar iman kepada Allah SWT. Makna tradisi ini adalah bersyukur yang merupakan ajaran baik dalam agama Islam dan nilai ibadah yang bertujuan untuk mencari ridha dari Allah SWT. Artikel Terkait: 5 Ritual atau Tradisi Kehamilan di Berbagai Daerah Indonesia Proses Ritual Sedekah Bumi Dilansir dari Media Indonesia, ritual sedekah bumi dilakukan oleh masyarakat Jawa yang hidup dari mengolah ladang dan sawah. Upacara yang dilakukan untuk mengucap syukur atas hasil bumi tersebut memiliki tiga tahapan prosesi yaitu sebagai berikut. 1. Nyekar Sumber: Pemerintah Kabupaten Kuningan Upacara sedekah bumi diawali dengan nyekar atau berdoa untuk para leluhur. Pemuliaan leluhur dan alam ini menggambarkan kehidupan masyarakat petani desa yang mempercayai ajaran-ajaran seperti ‘bapa angkasa ibu pertiwi’, ‘kaki-dhanyang’, ‘nini dhanyang’, dan ‘mbok sri’ sebagai bagian dari kemakmuran wulu wetu. 2. Kenduri Sumber: Genpi Acara kemudian dilanjutkan dengan kenduri atau makan bersama. Para petani memberikan sebagian hasil panennya untuk diolah menjadi aneka ragam hidangan dan disajikan dalam sebuah ritual manganan. Dua ekor kambing akan disembelih kemudian dagingnya dimasak di punden untuk leluhur. Masakan tersebut akan disuguhkan untuk anak cucu yang akan menari di punden. Kegiatan memasak ini menjadi simbol dari ‘buyut’ yang merawat anak cucunya dan memberikan jaminan kemakmuran bagi kehidupan anak cucunya. Artikel Terkait: 11 Tradisi Seksual Unik dari Berbagai Negara, dari Pesugihan sampai Sihir Hitam 3. Tayuban, Salah Satu Rangkaian Upacara Sedekah Bumi Sumber: SINONIAYU Selanjutnya adalah tradisi tayuban atau nayub yaitu masyarakat desa menari bersama berpasangan untuk membangun kebersamaan dan kerukunan. Masyarakat akan secara serempak mendatangi makam desa yang ditengah-tengahnya terdapat pepunden atau leluhur desa (persemayaman dhangyang/mbah buyut). Tarian ini diawali dengan tarian sakral yang dipersembahkan sindhir (penari) untuk para leluhur. Sebelum menari sindhir akan melakukan nyekar atau tabur bunga di punden dibimbing oleh juru kunci. Tarian para sindhir disebut dengan joget pedhanyangan lalu dilantunkan tembang Gending Eling-Eling, yaitu tembang tentang kesadaran hidup manusia diciptakan di dunia untuk hidup berdampingan bersama dengan alam. Kemudian diakhiri dengan gending sampak. Para sindhir akan menghantarkan sampur kepada lurah atau kepala desa. Selanjutnya sindhir akan melantunkan tembang Sinom. Para pejabat kemudian mengalungkan sampur masing-masing dan meletakkan sejumlah uang di atas talam. Uang akan diambil sindhir dan dikumpulkan dalam sebuah periuk tanah. Acara ditutup dengan lantunan Gending Ibu Pertiwi bersama para pemain gamelan, yaitu syair berisi puja-pujaan terhadap ibu pertiwi yang telah memberikan papan, sandang, dan pangan. *** Itulah beberapa hal menarik mengenai sejarah, makna, dan prosesi upacara Sedekah Bumi. Apakah Parents pernah melihat atau terlibat ritual tradisional ini? 13 Tradisi pernikahan India yang penuh ritual dan mitos, no. 11 bikin geleng kepala 5 Fakta Mencengangkan Rambu Solo, Upacara Pemakaman Termahal di Dunia Ritual Syukur pada Bromo, Ini Makna dan Rangkaian Upacara Adat Kasada The post Sejarah, Makna, dan Prosesi Upacara Sedekah Bumi, Bentuk Rasa Syukur atas Hasil Bumi appeared first on theAsianparent: Situs Parenting Terbaik di Indonesia.
http://dlvr.it/SFjvGR

Posting Komentar untuk "Sejarah, Makna, dan Prosesi Upacara Sedekah Bumi, Bentuk Rasa Syukur atas Hasil Bumi"