Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mengenal Gejala dan Penyebab Mikrosefalus pada Bayi, Ini Penanganannya

Parents, pernah mendengar tentang mikrosefalus atau mikrosefali? Mikrosefali merupakan kondisi dimana kepala bayi berukuran kecil dari ukuran normalnya. Selama kehamilan, kepala bayi ikut tumbuh karena pertumbuhan otak. Mikrosefali dapat terjadi karena otak bayi belum berkembang dengan baik selama kehamilan atau berhenti tumbuh setelah lahir. Hal ini yang mengakibatkan ukuran kepala lebih kecil.  Parents, ayo kenali tanda-tanda mikrosefali, penyebab dan berbagai hal lain mengenai kondisi ini.  Mikrosefalus: Definisi, Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Penanganan Definisi Mikrosefalus atau Mikrosefali Nama mikrosefali berasal dari kata “Mikro” yang berarti “kecil”, sedangkan bahasa Yunani, “cephaly” yang berarti “kepala”.  Ketika seorang anak menderita mikrosefali, otaknya berkembang secara tidak normal, menyebabkan kepala menjadi jauh lebih kecil dari yang diharapkan untuk usia anak tersebut.  Beberapa anak dengan microsefalus memiliki masalah perkembangan atau ketidakmampuan belajar karena ukuran otak yang lebih kecil. Mikrosefali relatif jarang terjadi, walau diperkirakan ada sekitar 25.000 anak di AS lahir dengan mikrosefali setiap tahunnya. Kondisi ini biasanya bersifat bawaan dari lahir. Namun, hal ini juga dapat terjadi kemudian selama masa bayi. Mikrosefali dapat disebabkan berbagai faktor, mulai dari masalah genetik hingga paparan virus sebelum melahirkan seperti Zika. Berdasarkan penelitian para ilmuwan, infeksi virus Zika ini bisa dibawa oleh vektor nyamuk. Artikel terkait:: Mengenal Mikrosefali yang Disebabkan Virus Zika  Tanda dan Gejala Mikrosefalus Mengutip dari Boston Children Hospital, tanda utama mikrosefali adalah ukuran kepala yang jauh lebih kecil dari ukuran normal untuk usia dan jenis kelamin anak. Tanda dan gejala lain dapat sangat bervariasi dari anak ke anak. Mereka dapat mencakup: Pertambahan dan pertumbuhan berat badan yang buruk Nafsu makan yang buruk Tonus otot abnormal (terlalu kendor, terlalu kencang) Kesulitan dengan gerakan dan keseimbangan Keterlambatan bicara Ketidakmampuan belajar ringan hingga berat Beberapa anak dengan mikrosefali juga memiliki masalah medis lain seperti: Perawakan sangat pendek atau dwarfisme Kelainan bentuk wajah Kejang-kejang  Masalah penglihatan dan pendengaran Kelainan bentuk sendi (misalnya, pada anak-anak dengan infeksi Zika) Penyebab Ada banyak kemungkinan penyebab mikrosefali, tetapi penyebabnya sering tidak diketahui. Penyebab paling umum yaitu: Infeksi selama kehamilan: toksoplasmosis (disebabkan oleh parasit yang ditemukan pada daging setengah matang), Campylobacter pylori, rubella, herpes, sifilis, cytomegalovirus, HIV dan Zika; Paparan bahan kimia beracun pada ibu, misal terhadap logam berat seperti arsenik dan merkuri, alkohol, radiasi, dan merokok; Cedera pra dan perinatal pada otak yang sedang berkembang (hipoksia-iskemia, trauma); Kelainan genetik seperti sindrom Down;  Malnutrisi janin dalam kandungan.  Artikel terkait: Selain Virus Zika, air minum di Brasil Diduga Sebabkan Mikrosefali  Diagnosis Mikrosefali Mikrosefali dapat didiagnosis selama kehamilan atau setelah bayi lahir. Selama masa kehamilan, mikrosefali terkadang dapat didiagnosis dengan tes ultrasound. Untuk melihat mikrosefali selama kehamilan, tes USG harus dilakukan pada akhir trimester 2 atau awal trimester ketiga. Di sisi lain, diagnosis mikrosefali setelah bayi lahir butuh pemeriksaan fisik berupa pengukuran lingkar kepala bayi yang baru lahir. Dokter maupun petugas kesehatan akan membandingkan pengukuran ini dengan standar populasi berdasarkan jenis kelamin dan usia. Penanganan Mikrosefalus Meskipun tidak ada pengobatan khusus untuk mikrosefali, pencegahan dini seperti terapi fisik, bicara, dan okupasi dapat membantu pertumbuhan otak anak yang menderita.  Nyatanya, mikrosefali dapat terjadi mulai dari kondisi yang ringan hingga parah. Bayi dengan mikrosefali ringan seringkali tidak mengalami masalah lain selain ukuran kepala yang kecil. Bayi-bayi ini akan membutuhkan pemeriksaan rutin untuk memantau pertumbuhan dan perkembangannya. Untuk mikrosefali yang lebih parah, bayi memerlukan perawatan dan pengobatan yang berfokus pada penanganan masalah kesehatan mereka yang lain. Layanan perkembangan sejak dini seringkali akan membantu bayi dengan mikrosefali untuk meningkatkan dan memaksimalkan kemampuan fisik dan intelektualnya. Artikel terkait: Alami Mikrosefali dan Seieng Dibully, Anak Ini Memilih Hidup di Hutan  Itulah pengertian, gejala, penyebab, dan info lengkap mikrosefalus atau mikrosefali.  Semoga informasi ini dapat membantu Parents memerhatikan keadaan fisik dan mental si kecil sejak dini.  **** Artikel telah ditinjau oleh: dr. Gita Permatasari Dokter Umum dan Konsultan Laktasi       The post Mengenal Gejala dan Penyebab Mikrosefalus pada Bayi, Ini Penanganannya appeared first on theAsianparent: Situs Parenting Terbaik di Indonesia.
http://dlvr.it/SHZhTP

Posting Komentar untuk "Mengenal Gejala dan Penyebab Mikrosefalus pada Bayi, Ini Penanganannya"